Individualization TAI, Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC dan Jigsaw.
12
b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Belajar secara kooperatif dalam kelompok kecil membantu siswa dan anggota dalam tim untuk menyelesaikan tugas secara bersama-sama. Secara
umum pembelajaran kooperatif terdiri dari lima karakteristik, yaitu:
13
1 Siswa belajar bersama pada tugas-tugas umum atau aktivitas untuk
menyelesaikan tugas atau aktivitas pembelajaran. 2
Siswa saling bergantung secara positif. Aktivitas diatur sehingga siswa membutuhkan siswa lain untuk mencapai hasil bersama. Pembelajaran yang
paling baik ditangani jika melalui kerja kelompok. 3
Siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang terdiri dari 2 sampai 5 siswa.
4 Siswa menggunakan perilaku kooperatif.
5 Setiap siswa secara mandiri bertanggungjawab untuk pekerjaan pembelajaran
mereka. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
14
1 Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajarnya. 2
Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, rendah.
3 Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis
kelamin yang berbeda-beda. 4
Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.
12
Suprayekti, “Strategi Penyampaian Pembelajaran Kooperatif”, dalam Jurnal Pendidikan Penabur, No.07Th.VDesember 2006, h. 90
13
Zulfiani, dkk.., Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009 cet. ke-1 h. 131
14
Wahyu Sulistyorini, Op. Cit., h. 44
Carin mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif ditandai oleh ciri- ciri sebagai berikut:
15
1 Setiap anggota mempunyai peran
2 Terjadi interaksi langsung diantara siswa
3 Setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas belajarnya dan juga teman-
teman sekelompoknya 4
Peran guru adalah membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan- keterampilan interpersonal kelompok
5 Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan
Bannet menyatakan ada lima unsur dasar yang dapat membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok, yaitu:
16
1 Positive interdependence
2 Interaction face to face
3 Adanya tanggungjawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota
kelompok 4
Membutuhkan keluwesan 5
Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah proses kelompok
Pada pembelajaran kooperatif siswa dikondisikan untuk bekerja dan belajar dalam kelompok. Aktivitas kerja dan belajar dalam kelompok belajar
kooperatif berbeda dengan kelompok belajar tradisional. Kelompok tradisional adalah kelompok belajar yang sering diterapkan di sekolah, seperti kelompok
diskusi, kelompok tugas dan kelompok belajar lainnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut.
17
15
Zulfiani, dkk.., Op. Cit., h. 132
16
Isjoni, Op. Cit.,, h. 60
17
Zulfiani, dkk, Op. Cit., h. 135
Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar Tradisional
No. Kelompok Belajar Kooperatif
Kelompok Belajar Tradisional 1.
2. 3.
4. 5.
6.
7.
8. 9.
Kepemimpinan bersama Saling ketergantungan positif
Kelompok heterogen Mempelajari ketarampilan kooperatif
Sama-sama bertanggungjawab
Menekankan pada penyelesaian tugas dan mempertahankan hubungan
Guru memperhatikan proses kelompok belajar sehingga efektif
Satu hasil kelompok Evaluasi kelompok
Satu pemimpin Tidak saling bergantung
Kelompok homogen Asumsi adanya keterampilan sosial
Tanggungjawabnya hanya untuk diri sendiri
Hanya menekankan pada penyelesaian tugas
Guru tidak memperhatian proses kelompok belajar
Beberapa hasil kelompok Evaluasi individual
c. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa keunggulan, antara lain sebagai berikut:
1 Semua anggota kelompok wajib mendapat tugas
2 Ada interaksi langsung antar siswa dengan siswa dan siswa dengan guru
3 Siswa dilatih untuk mengembangkan keterampilan sosial
4 Mendorong siswa untuk menghargai pendapat orang lain
5 Dapat meningkatkan kemampuan akademik siswa
6 Melatih siswa untuk berani berbicara di depan kelas
18
Selain memiliki keunggulan, pembelajaran kooperatif juga mempunyai kelemahan-kelemahan, antara lain sebagai berikut:
1 Jika ditinjau dari sarana kelas, maka untuk membentuk kelompok kesulitan
mengatur dan mengankat tempat duduk.
18
Ruhadi. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe “STAD” Salah Satu Alternatif dalam
Mengajarkan Sains IPA yang Menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Sept 2008, Volume 6 Nomor I, h. 49
2 Karena rata-rata jumlah siswa di dalam kelas adalah 40 orang, maka guru
kurang maksimal dalam mengamati belajar kelompok secara bergantian. 3
Guru dituntut bekerja cepat dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan, antara lain koreksi pekerjaan
siswa, menentukan perubahan kelompok belajar. 4
Memerlukan waktu dan biaya yang banyak untuk mempersiapkan dan kemudian melaksanakan pembelajaran kooperatif tersebut.
19
d. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif
Terdapat lima macam metode belajar kooperatif yang berhasil dikembangkan para peneliti pendidikan di John Hopkins University yaitu: STAD
Student Teams Achievement Division, TGT Teams Games Tournament, TAI Teams Accelerated Instruction, CIRC Cooperative Integrated Reading
Composition, dan Jigsaw. 1
STAD Student Teams Achievement Division Student Teams Achievement Division STAD merupakan pendekatan
kooperatif yang paling sederhana. Dalam metode ini, siswa dibagi dalam bentuk kelompok beranggotakan 4
– 5 orang yang berbeda jenis kelamin, etnis dan kemampuan. Guru menyajikan informasi akademik baru kepada siswa
setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Secara individual setiap 2 minggu siswa diberi kuis. Kuis itu di skor perkembangan.
2 Jigsaw
Materi pembelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks. Setiap anggota bertanggungjawab untuk mempelajari bagian tertentu yang diberikan.
Jigsaw terdiri dari lima langkah, yaitu mahasiswa membaca dan mengkaji bahan ajar, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok mahasiswa homogen,
teskuis, dan penguatan dari guru.
19
Ibid, h. 49