Kemampuan Penalaran Induktif Matematis Per-Indikator

 Jawaban siswa kelas eksperimen Gambar 4.9 Jawaban Soal Posttest Nomor 5 pada Kelas Ekperimen  Cara menjawab kelas kontrol Gambar 4.10 Jawaban Soal Posttest Nomor 5 pada Kelas Kontrol Soal posttest nomor 5 meminta siswa menghitung nilai gradien garis u,v dan w, kemudian siswa diminta menjelaskan hubungan dari garis u dan v , lalu garis u dan w. Pada jawaban kelas eksperimen sudah benar, siswa dapat menentukan gradien ketiga garis tersebut. Selain itu, siswa juga dapat menentukan hubungan dari garis u dan v yang saling sejajar karena mempunyai nilai gradien yang sama, serta hubungan garis u dan w yang saling tegak lurus. Jawaban siswa pada kelas eksperimen terlihat memberikan penjelasan secara lengkap terhadap hubungan dari ketiga garis tersebut, sedangkan pada jawaban kelas kontrol siswa sudah mampu menjawab soal dengan benar, akan tetapi siswa masih belum memberikan penjelasan terhadap pola atau sifat secara lengkap terhadap ketiga garis tersebut. Ditinjau dari hasil jawaban posttest terlihat bahwa kemampuan memberikan penjelasan pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan pada kelas kontrol. Hal ini strategi heuristik vee mempengaruhi kemampuan penalaran induktif siswa pada indikator memberi penjelasan. Pada tahapan pengungkapan gagasan thinking dan pengkonstruksian pengetahuan baru, siswa terbiasa menggali pengetahuannya sendiri dan terlatih memberi penjelasan disaat menemukan sebuah konsep matematika. Pada tahapan tersebut, siswa juga terbiasa memberi penjelasan terhadap setiap penyelesaian masalah. Hasil posttest diperoleh bahwa peningkatan kemampuan penalaran induktif matematis materi persamaan garis dalam indikator memberi penjelasan kelas eksperimen sebesar 73 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 53,82. Indikator 3 : Memperkirakan jawaban Indikator memperkirakan jawaban dalam penelitian ini adalah untuk mengukur kemampuan siswa dalam memperkirakan jawaban pada masalah yang diberikan. Soal posttest untuk mengukur indikator tersebut terdiri dari dua soal yaitu soal nomor 2 dan soal nomor 4. Soal posttest yang diberikan, pertanyaan yang dapat melihat bagaimana siswa mempunyai pengungkapan gagasan yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam memperkirakan jawaban dari sebuah masalah matematika. Sebagai gambaran umum hasil penelitian mengenai kemampuan pemecahan masalah siswa, berikut ini akan ditampilkan soalmasalah beserta jawaban posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Salah satu hasil kerja siswa adalah sebagai berikut: F B A D E G H I J C Soal no 2 . Dari gambar diatas dengan tanpa menghitung perkirakan manakah garis yang mempunyai gradien: 1. Nol 2. Tidak terdefinisi 3. Positif 4. Negatif Berikan alasanmu dalam menjawab pertanyaan tersebut  Cara menjawab kelas eksperimen Gambar 4.11 Jawaban Soal Posttest Nomor 2 Pada Kelas Ekperimen  Cara menjawab kelas kontrol. Gambar 4.12 Jawaban Soal Posttest Nomor 2 pada Kelas Kontrol Soal posttest nomor 2 meminta siswa memperkirakan jawaban dengan tanpa menghitung terlebih dahulu. Siswa harus dapat menentukan garis mana yang mempunyai gradien nol, tak terdefinisi, positif dan negatif tanpa menghitung nilai gradiennya terlebih dahulu. Jawaban kelas eksperimen sudah benar, karena dapat mencari jawaban tanpa menggunakan perhitungan terlebih dahulu dan dapat menjelaskan alasan atau sifat matematika dengan jelas dan lengkap, sedangkan jawaban kelas kontrol belum sempurna karena tidak memberikan alasan atau sifat matematika yang digunakan dalam menjawab pertanyaan tersebut. Ditinjau dari hasil posttest terlihat bahwa kemampuan memperkirakan jawaban siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen dalam pembelajarannya menggunakan strategi heuristik vee, strategi ini yang melatih siswa dalam meningkatkan kemampuan memperkirakan jawaban. Pada tahapan pengungkapan gagasan, siswa terbiasa bernalar untuk menemukan sebuah konsep baru. Dalam proses penemuan konsep ini, siswa terbiasa bernalar untuk memperkirakan konsep yang benar. Hasil posttest diperoleh bahwa peningkatan kemampuan penalaran induktif matematis materi persamaan garis dalam indikator memberi penjelasan kelas eksperimen sebesar 72 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 50.

D. Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini agar diperoleh hasil yang optimal, akan tetapi masih ada beberapa faktor yang sulit dikendalikan sehingga membuat penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan diantaranya.: 1. Perlakuan ini hanya dilakukan pada pokok bahasan Persamaan Garis saja, sehingga belum bisa digeneralisasikan pada pokok bahasan lain. 2. Pembelajaran dengan strategi heuristik vee membutuhkan waktu yang cukup banyak, namun waktu yang tersedia terbatas. 3. Pengontrolan variabel dalam penelitian ini hanya pada aspek kemampuan penalaran induktif matematis siswa, sedangkan aspek lain tidak dikontrol. 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai pembelajaran matematika dengan strategi pembelajaran heuristik vee terhadap kemampuan penalaran induktif matematis siswa kelas VIII di MTs Daarul Hikmah, Pamulang Barat, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Kemampuan penalaran induktif matematis siswa yang pembelajarannya diajarkan menggunakan strategi heuristik vee memiliki nilai rata-rata sebesar 68,08. Indikator kemampuan penalaran induktif matematis siswa yang paling baik adalah pada indikator generalisasi sebesar 77. 2. Kemampuan penalaran induktif matematis siswa yang pembelajarannya diajarkan menggunakan strategi konvensional memiliki nilai rata-rata sebesar 55,71. Indikator kemampuan penalaran induktif matematis siswa yang paling baik adalah pada indikator generalisasi sebesar 64,12. 3. Kemampuan penalaran induktif matematis siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi heuristik vee lebih tinggi daripada kemampuan penalaran induktif matematis siswa yang diajarkan menggunakan strategi konvensional. Berdasarkan hasil uji hipotesis kemampuan akhir posttest penalaran induktif matematis diperoleh bahwa t hitung = 3,54 dan t tabel = 1,68, dengan taraf signifikan 5 atau  =0,05, sehingga t hitung lebih besar dari t tabel 3,541,68. Dengan demikian penggunaan strategi heuristik vee memberikan pengaruh terhadap kemampuan penalaran induktif matematis siswa dibandingkan strategi konvensional.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh, peneliti dapat memberikan saran-saran terkait penelitian ini, yaitu : 1. Penelitian ini hanya ditujukan pada mata pelajaran matematika pokok bahasan Sistem Persamaan Garis di SMP, penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada pokok bahasan pelajaran matematika yang lain dan di jenjang berbeda. 2. Untuk penelitian lebih lanjut, peneliti selajutnya dapat melakukan penelitian tentang pengaruh pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi heuristik vee terhadap kemampuan matematis lainnya. 3. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pembelajaran matematika dengan strategi heuristik vee mampu meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematis siswa, sehingga strategi tersebut dapat dijadikan salah satu alternatif dalam proses pembelajaran matematika. 4. Bagi sekolah, peneliti berharap strategi heuristik vee sebagai referensi baru dalam pembelajaran. 75 DAFTAR PUSTAKA Afamasaga- Fuata’I, Karoline. Analysis the “Measurement” Strand Using Concept Map and Vee Diagram, Concept Mapping in Mathematics. Australia: Springer,2009. Amalia, Risma. Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik PMRI Terhadap Kemampuan Penalaran Induktif Siswa Pada Pembelajaran Matematika, Skripsi pada FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2013. tidak dipublikasikan. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Avianutia, Viera, Pembelajaran Menggunakan Strategi Heuristik Vee Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematik Siswa, Skripsi pada FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2013. tidak dipublikasikan. Calais, Gerald J. The Vee Diagram as a Problem Solving Strategy: Content Area ReadingWriting Implication. National Forum Teacher Education Journal, Volume 19, Number 3,2009. Dahar, Ratna Wilis, Teori-teori Belajar Pembelajaran, Bandung : Erlangga, 2006 Gowin, D. Bob dan Alvares, Marino C. The Art of Education with V Diagram. New York: Cambridge University Press,2005. Gowin, D.B dan Novak, Learning How to Learn, New York: Cambridge University Press,1984. Kadir. Statistik Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT. Rosemata Sampurna, 2010. Latifah Mutmainah, Abdul Muin dan M. Ali Hamzah, Strategi metakognitif untuk meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematis tipe generalisasi, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika. Desember. Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah 2013. Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013 Mullis, Ina V.S et al. TIMSS 2011 International Result In Mathematics. Boston College Chessnut Hill,2011. NCTM, Principles and standards for school mathematics, NCTM, 2000 Prasetyo, Bambang dan Lina, Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet.VI, 2011 Rosnawati. “Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMP Indonesia Pada TIMSS 2011”, http:staff.uny.ac.idsitesdefaultfilespenelitian.Makalah- Semnas-2013-an-R-Rosnawati-FMIPA-UNY.pdf, 2013. Russeffendi, Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan Bidang Non-Eksakta Lainnya, Bandung : PT Tarsito, 2005 Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Grup,2008. Sidhiq, Fadjar. Kemahiran Matematika. Jogjakarta: Personal Colections, 2009 Suherman, Erman. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA Universitas Pendidikan Indonesia, 2001. Sumarmo, Utari. Kumpulan Makalah Berpikir dan Disposisi Matematik Serta Pembelajarannya. Bandung: FMIPA UPI, 2013. Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011 UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wardhani, Sri. Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMPMTs Untuk Optimalisasi Pencapaian Tujuan. Yogyakarta: PPPPTK MATEMATIKA, 2008 Yusmiati, Cucum. Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Induktif Matematik Siswa Dengan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah. Skripsi pada FITK UIN Syarif Hidayatullah: 2012. tidak dipublikasikan.