penuntun untuk konsep dapat berupa dari pengetahuan sebelumnya, “apakah ada konsep yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan fokus?” Konstruk
dapat dirumuskan dengan pertanyaan, “apakah saya memiliki cukup konsep untuk menjawab pertanyaan fokus?”.
Bentuk heuristik vee menurut Gerald J. Calais dapat dirumuskan dalam gambar 2.3:
30
Gambar 2.3
Gambar 2.3 Bentuk Heuristik Vee
“Bagaimana data disajikan, menggunakan tabel, diagram, atau grafik?” Pertanyaan ini merupakan pertanyaan penuntun dari data dan transformasi.
Pertanyaan dalam elemen klaim pengetahuan bisa berupa berdasarkan data, “apa
30
Geral J. Calais, op.cit., h. 6
Konseptual
Metodologi
Masalah Apa yang dicari
diminta? Apa nilai yang
didapat dari penyelidikan
berdasarkan kesimpulan
yang terdapat dalam klaim
pengetahuan? Apa kesimpulan
yang dapat diambil untuk menjawab
pertanyaan fokus? Bagaimana data
disajikan, menggunakan tabel,
diagram atau grafik? Dari
pengetahuan sebelumnya
apakah ada konsep yang
dapat digunakan untuk menjawab
pertanyaan fokus?
Apakah saya memiliki cukup
konsep untuk menjawab
pertanyaan fokus?
kesimpulan yang dapat diambil unt uk menjawab pertanyaan fokus?” Terakhir,
pertanyaan penuntun unt uk klaim nilai bisa dirumuskan dengan pertanyaan “apa
nilai yang didapat dari penyelidikan berdasarkan kesimpulan yang terdapat dalam klaim pengetahuan?”
Penerapan strategi heuristik vee yang akan dilakukan dalam penelitian, menggunakan bentuk vee pengembangan Gowin serta perpaduan konsep yang
dipaparkan Karoline Afamasaga- Fuata’I dan Gerald J. Calais. Bentuk heuristik
vee yang digunakan dalam penelitian, sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematik siswa, ditampilkan dalam gambar
dibawah ini:
Gambar 2.4 Bentuk Heuristik Vee yang Diterapkan dalam Penelitian.
Thinking Doing
Problem Apa yang harus
dicari dari masalah?
Apa kesimpulan yang didapat? Ujilah
kembali kesimpulan tersebut?
Bagaimana menemukan
jawabannya?
Apa informasi yang didapatkan dari
masalah? Apa konsep yang
sudah diketahui?
Apakah ide yang penting?
Apa hal bermanfaat yang didapat?
Pelaksanaan dalam tahapan pembelajaran di kelas, tahapan strategi heuristik vee ini ada lima tahapan, yaitu:
1. Orientasi Tahap awal pembelajaran ini dimulai dengan mengaitkan konsep yang
akan dipelajari baik dengan kehidupan sehari-hari ataupun dengan pembelajaran sebelumnya. Sebelum dibagikan lembar kerja siswa LKS
selalu dilakukan apresepsi yang di dalamnya disampaikan tujuan pembelajaran, mengingatkan materi pra-syarat, dan memotivasi tentang
materi yang akan dipelajari. 2. Pengungkapan gagasan thinking.
Pada tahap ini siswa membangun pemahaman konsep melalui kegiatan menemukan konsep yang dipandu melalui pertanyaan pada LKS. Di awali
dengan langkah pembuktian hipotesis yang sudah dibuat sebelumnya. Siswa dibimbing menjawab masalah yang disajikan pada tahap ini. Setelah
mendapatkan hasilnya siswa membandingkannya dengan hipotesis sebelumnya. Siswa mendeskripsikan hasilnya hingga akan terbentuk
pemahaman siswa. Berdasarkan hasil dari membandingkan siswa akan dibimbing untuk menggeneralisasikan sebuah konsep baru atau berupa
kelanjutan dari konsep sebelumnya 3. Pengungkapan permasalahan problem.
Guru mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan percobaan yang dilakukan dalam pertanyaan kunci. Dalam proses ini siswa antar kelompok
bisa bertukar informasi, sehingga antar kelompok saling melengkapi informasi kelompok lainnya.
4. Pengkonstruksian pengetahuan baru doing. Setelah siswa mendapatkan kesimpulan sementara, siswa kembali bekerja
secara kelompok untuk mengkonstruksi gagasan baru. Pada langkah ini siswa diminta untuk
membuat rangkuman dalam bentuk “V” yang berkaitan dengan hasil kesimpulan sementara. Langkah ini dilakukan untuk membuktikan hasil
kesimpulan sementara dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah matematika.
5. Evaluasi. Untuk mengetahui gagasan mana yang paling sesuai untuk menjelaskan
masalah yang dipelajari dan pengkonstruksian pengetahuan baru, siswa diminta untuk melakukan tanya jawab diskusi kelas yang dipandu oleh
guru. Guru kemudian mencatat ide-ide pokok yang sesuai dengan konsepsi ilmiah di papan tulis. Guru juga mendiskusikan jawaban siswa yang salah.
Dengan demikian, siswa dapat melihat ketidaksesuaian.
d. Strategi Pembelajaran Konvensional
Salah satu strategi pembelajaran konvensional adalah strategi ekspositori. Sanjaya mendefinisikan, strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari sesorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat
menguasai materi pelajaran secara optimal.
31
Pembelajaran Ekspositori merupakan salah satu strategi pembelajaran yang masih berlaku dan banyak
digunakan oleh guru-guru di sekolah. Pembelajaran ekspositori yang dilaksanakan di sekolah tempat dilaksanakan penelitian ini adalah pembelajaran
matematika dengan menggunakan metode ekspositori. Dalam prakteknya, metode ekspositori adalah metode mengajar yang banyak digunakan oleh guru
adalah dimana guru lebih banyak bertutur di dalam kelas sedangkan siswa hanya menyimak penjelasan guru.
Dalam prosesnya, strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang diajarkan atau
disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Keberhasilan penggunaan strategi ekspositori tergantung pada kemampuan guru untuk bertutur atau
menyampaikan materi pelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dengan metode ekspositori dapat dirinci
sebagai berikut:
32
1. Persiapan preparation
31
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008, ed. 1, cet. 5, h. 179
32
Ibid., h. 185-190.
2. Penyajian presentation 3. Menghubungkan correlation
4. Menyimpulkan generalization 5. Penerapan aplication
Dalam pembelajaran ekspositori, materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi tersebut dan materi
pelajaran seakan-akan sudah jadi saat diberikan. Begitu juga dengan memberikan relevansi materi dalam kehidupan sehari-hari dilakukan sebagai kegiatan
tambahan bukan suatu keharusan. Pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru, yang berarti peran
guru sangat dominan dalam pembelajaran.
B. Penelitian Relevan.
Sebagai bahan penguat penelitian tentang peningkatan penalaran induktif matematis siswa, penulis mengutip penelitian yang relevan yaitu penelitian yang
dilakukan Cucum Yusmiati 2012 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan FITK UIN Syarif Hidayatullah, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pembelajaran
matematika dengan pendekatan pembelajaran bermasalah dapat meningkatkan kemampuan penalaran induktif siswa. Penulis juga mengutip penelitian yang
dilakukan Rizma Amalia 2013 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan FITK UIN Syarif Hidayatullah, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pembelajaran
matematika dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik PMRI dapat meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematis siswa.
Penelitian relevan yang lain, penulis mengutip penelitian yang dilakukan Viera Avianutia 2013 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan FITK UIN
Syarif Hidayatullah, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan strategi heuristik vee dapat meningkatkan kemampuan
representasi matematik siswa SMA. Pembelajaran matematika dengan strategi heuristik vee secara signifikan lebih baik dalam meningkatkan kemampuan
representasi matematik siswa SMA dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi ekspositori. Sikap siswa terhadap strategi
pembelajaran heuristik vee dalam meningkatkan kemampuan representasi matematik adalah positif.
C. Kerangka Berpikir.
Matematika merupakan ilmu yang mendasari terlahirnya ilmu-ilmu lain dan perkembangan teknologi modern masa kini. Oleh karena itu penguasaan terhadap
matematika dirasakan sangat perlu. Pelajaran matematika yang diberikan mulai dari tingkat dasar, menengah sampai perguruan tinggi memang sudah seharusnya
dilaksanakan. Hal ini sebagai bekal peserta didik dalam menguasai kompetensi bernalar, berfikir logis, kritis, sistematis dan kreatif.
Kemampuan penalaran induktif merupakan kemampuan yang penting untuk dikuasai. Kemampuan penalaran induktif merupakan suatu kegiatan atau
aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru yang bersifat umum berdasar pada data yang teramati. Kegiatan yang termasuk
penalaran induktif meliputi kegiatan sebagai berikut: 1. Generalisasi.
2. Memberi penjelasan. 3. Memperkirakan jawaban.
Untuk itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematis siswa ini, salah satunya dengan menggunakan strategi yang
sesuai dalam proses pembelajaran. Salah satu strategi yang dapat diimplementasikan dalam proses pembelajaran adalah strategi heuristik vee.
Strategi heuristik vee dalam pembelajarannya lebih menekankan kepada kegiatan siswa dalam belajar mengkonstruksi sendiri pengetahuan barunya dengan
pengetahuan awal yang dimiliknya. Siswa diberikan kebebasan dalam mengungkapkan gagasan masing-masing sehingga siswa dapat memberikan
penjelasan terhadap data dan membuat kesimpulan untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Selain itu, dengan mengungkapkan permasalahan
dalam tahapannya siswa dapat menganalisis data dan memperkirakan jawaban terhadap permasalahan yang ada.
Pembelajaran ini dimulai dengan memberikan permasalahan dari situasi nyata, kemudian siswa diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan
mengonstruksi konsep-konsep matematika dengan caranya sendiri. Proses pembelajaran ini berlangsung secara interaktif, sehingga mereka benar-benar
paham atas konsep yang dipelajarinya. Strategi pembelajaran ini salah satu strategi yang bertumpu pada usaha-usaha untuk menggali pengetahuan yang
diketahui oleh peserta didik serta bagaimana pengetahuan tersebut dalam memahami solusi penyelesaian masalah matematika. Dengan pembelajaran seperti
ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematis siswa.
Pembelajaran dengan menggunakan strategi heuristik vee dalam penelitian ini dirumuskan dalam beberapa tahapan yaitu orientasi, pengungkapan gagasan
siswa, pengungkapan permasalahan, pengkonstruksian pengetahuan baru, dan evaluasi.
Dengan gambar, kerangka berpikir penelitian dapat disajikan sebagai berikut:
Gambar 2.5 Kerangka Berpikir Penelitian
1. Orientasi. 2. Pengungkapan gagasan
Thinking. 3. Pengungkapan
permasalahan Problem.
4. Pengkonstruksian pengetahuan baru
Doing. 5. Evaluasi.
1. Generalisasi 2. Memberi
penjelasan 3. Memperkirakan
jawaban Strategi Heuristik vee
Kemampuan Penalaran Induktif Matematis