7 Penggalan modul, yaitu materi yang harus dikuasai oleh siswa yang disesuaikan dengan tujuan khusus belajar.
8 Tujuan belajar secara khusus. 9 Waktu yang diperlukan untuk belajar setiap penggalan.
10 Uraian dan contoh materi pelajaran disusun secara teratur. 11 Ringkasan isi yaitu pernyataan-pernyataan singkat atau pengulangan
singkat dari materi yang diuraikan setiap penggalan. 12 Lembaran soal.
13 Lembaran tugas, yaitu tugas dikerjakan pada kertas folio yang disediakan oleh setiap siswa.
16
Jadi, dapat disimpulkan bahwa LKS yang baik adalah LKS yang memperhatikan tampilan dan cara penyajian materi atau informasi yang
lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa sehingga mampu menciptakan proses belajar yang semakin lancar, meningkatkan motivasi
siswa dan dapat mengatasi keterbatasan indera , ruang dan waktu.
f. Lembar Kerja Siswa Berbasis Problem Based Instruction
Menurut Jonassen, 1999, desain strategi pembelajaran dengan menggunakan LKS Berbasis Problem Based Instruction akan didasarkan atas
model desain lingkungan pembelajaran konstruktivistik yang didukung oleh 3
unsur, yakni :
1 Pemodelan modelling , menyangkut kegiatan “pemodelan tingkah laku”
untuk mendorong pengembangan ki nerja dan “pemodelan kognitif” untuk
mendorong proses kognisi. 2 Pelatihan coaching, menyangkut kegiatan pemberian motivasi,
monitoring, dan meregulasi kegiatan siswa, serta mendorong terjadinya refleksi diri para siswa.
3 Perancahan scaffolding,
menyangkut kegiatan
pemberian dukunganbantuan secara temporal yang sesuai dengan kapasitas
kemampuan siswa, baik oleh teman sebaya atau guru.
17
16
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h. 234.
17
I Wayan Sukra Warpala, “Implementasi Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dalam
Pengajaran IPA di Sekolah Dasar dengan Menggunakan LKS Berbasis Masalah ”, Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3, Th. XXXVI, Juli 2003, h.9.
Proses pembelajaran LKS berbasis Problem Based Instruction ini dilakukan dengan melalui empat tahapan, yakni :
1 Tindakan tahap apersepsi, sebagai kegiatan awal pembelajaran, meliputi: a aktivitas guru yang terdiri dari: mengemukakan topik yang akan
dibahas secara jelas, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan secara problematis sebagai stimulasi awal bagi siswa dan
unt uk “melacak” konsepsi awal pemahaman awal siswa,
memberikan tanggapan-tanggapan atas pertanyaanjawaban yang diajukan siswa dengan memberikan fakta-fakta di seputar
permasalahan. b aktivitas siswa terdiri dari: memberikan jawaban atas pertanyaan
yang diajukan oleh guru danatau mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan kejadianpengalaman sehari-harinya, merumuskan
masalah dengan kata-kata sendiri, dengan mencari hubungan- hubungan antar fakta , mendefinisikan masalah dengan parameter
yang jelas sebagai informasi awal untuk melakukan suatu pengamatan.
2 Tindakan tahap eksplorasi, meliputi aktivitas-aktivitas sebagai berikut: a aktivitas
guru meliputi:
membuat struktur
belajar yang
memungkinkan siswa dapat menggunakan berbagai cara untuk mengetahui
dan memahami
dunianya, melakukan
demonstrasisimulasi jika diperlukan dengan menggunakan sumber belajar dari lingkungan sekitar siswa, membimbing siswa untuk
melakukan pengamatan, bereksperimen, dan berdiskusi dalam kelompoknya, menanggapi pertanyaan atau permasalahan-
permasalahan yang muncul selama pengamatan atau diskusi kelompok jika dipandang perlu.
b aktivitas siswa berupa: melakukan pengamatan langsung di lingkungan luar sekolah atau menggunakan sumber belajar lain yang
ada di sekitar siswa untuk pelaksanaan demonstrasi atau simulasi, mengumpulkan data-data faktainformasi yang ada hubunganya
dengan permasalahan, mengorganisasikan informasi-informasi yang telah diperoleh untuk menganalisis permasalahan, selanjutnya
menyusun jawaban-jawaban
sementara, dan
akhirnya menyempurnakan
kembali perumusan
masalah dengan
merefleksikannya dalam gambaran setting nyata yang mereka pahami.
3 Tindakan tahap diskusi dan penjelasan konsep terdiri atas: a aktivitas guru, berupa: memfasilitasi dan mengatur jalannya diskusi
presentasi, bertanya,
menanggapi, membimbing
siswa menyimpulkan hasil temuan atau hasil diskusi, memberikan
penjelasan mengenai konsep-konsep yang esensial untuk membantu siswa membuat kesimpulan akhir.
b aktivitas siswa, berupa: mendiskusikan data dan informasi yang relevan dengan permasalahan dalam kelompok belajarnya, mencari
alternatif-alternatif pemecahan masalah sebagai kesimpulan, mempresentasikan
hasil temuanhasil
diskusi kelompoknya,
merumuskan kesimpulan akhir dan penjelasannya. 4 Tindakan tahap pengembangan dan aplikasi, sebagai kegiatan akhir
pembelajaran, meliputi: a aktivitas guru, yang terdiri dari: memberikan pertanyaan-pertanyaan
yang relevan untuk mengembangkan materi masalah masih berada di zona ZPD siswa, membimbingmembantu siswa untuk mencari
solusi cara pemecahan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan konsep-konsep yang sudah dipahami siswa.
b kegiatan siswa berupa menguji alternatif pemecahan yag sesuai melalui diskusi komprehensif antar anggota kelompok untuk
menetapkan pemecahan terbaik, pemecahan masalah dilakukan
dengan membuat sketsa, peta konsep, gambar dengan narasinya, atau deskripsi ide-ide.
18
Jadi, LKS berbasis Problem Based Instruction adalah lembar kerja siswa yang sintaksnya mengadaptasi dari sintakstahapan pembelajaran berbasis
Problem Based Instruction, yakni meliputi 5 tahapan. Sintaks pembelajaran berbasis Problem Based Instruction yang diadaptasi ke dalam LKS ini, yakni :
1 Pada tahap orientasi siswa pada masalah, di dalam LKS dijabarkan uraian materi permasalahan berupa kasus atau fenomena atau cerita untuk
memotivasi keterlibatan siswa. 2 Pada tahap mengorganisasikan siswa untuk belajar, di dalam LKS
dituliskan atau dicantumkan petunjuk atau pengarahan pertanyaan sebagai tugas belajar siswa.
3 Pada tahap membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, di dalam LKS dimuat pertanyaan berupa mengumpulan informasi,
perumusan masalah atau penjelasan untuk pemecahan masalah. 4 Pada tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya, di dalam LKS
dapat dibantu dengan perumusan hipotesis, menentukan berbagai solusi atau alternatif pemecahan.
5 Pada tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, maka di dalam LKS dimuat pertanyaan mengenai alternatif terpilih atau
terbaik dari berbagai alternatif yang dikemukakkan dan mengevaluasi dengan kesimpulan.
Selain sintaksnya mengikuti pembelajaran PBI, didalam LKS berbasis problem based instruction ini juga mengandung unsur pengembangan kinerja
pemodelan, refleksi diri siswa pelatihan dan pemberian dukungan dalam pembelajaran perancahan.
18
Ibid., h.10-12.
2.
Model Problem Based Instruction a.
Pengertian Model Problem Based Instruction PBI
Pengertian model pembelajaran Problem Based Instruction pada prinsipnya memiliki pengertian yang sama dengan pembelajaran berbasis
masalah, yakni pembelajaran yang menyajikan permasalahan untuk dicari pemecahannya dengan baik. Istilah pembelajaran berbasis masalah ini
diadopsi dari istilah Inggris Problem Based Instruction PBI. Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-
metode ilmah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti. Tujuannya adalah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif
untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas dan tuntas. Model pembelajaran problem solving merupakan tujuan yang prinsipil dalam proses
pembelajaran, khususnya di bidang sains dan teknologi, juga merupakan salah satu variabel penting yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Muhibbin Syah menyatakan bahwa belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau secara
matematis, logis, teratur, dan teliti. Tujuannya adalah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara
rasional, lugas, dan tuntas serta meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
19
Pembelajaran berbasis masalah problem based instruction adalah pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai dasar materi pembelajaran
bagi siswa. Sehingga siswa dapat belajar berpikir kritis dan terampil memecahkan berbagai masalah untuk memperoleh konseppengetahuan yang
esensial.
20
Sedangkan menurut Arends pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang dirancang terutama untuk
membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan
19
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2010, h.121.
20
Arif Rohman, Memahami Pendidikan Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: LaksBang Mediatama Yogyakarta, 2009, h.189.
menyelesaikan masalah, dan keterampilan intelektualnya; mempelajari peran orang dewasa dengan mengalaminya melalui berbagai situasi riil atau
simulasi yang disimulasikan; dan menjadi pelajar yang mandiri dan otonom.
21
Pembelajaran berbasis masalah dapat didefinisikan sebagai suatu proses penyelidikan yang menyelesaikan pertanyaan, keingintahuan, keraguan, dan
ketidakpastian tentang fenomena yang kompleks dalam kehidupan. masalah keraguan,
kesulitan, atau
ketidakpastian yang
mengundang atau
membutuhkan beberapa jenis resolusi.
22
Pendapat lain berasal dari Hmelo- Silver yang menjelaskan, “Problem
Based Instruction sebagai suatu metode instructional dimana para siswa belajar memecahkan masalah yang kompleks yang tidak hanya memiliki satu
jawaban yang benar ”
23
Dengan demikian PBI menghendaki agar siswa aktif untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya. Agar siswa aktif maka diperlukan desain
bahan ajar yang sesuai dengan mempertimbangkan pengetahuan siswa serta guru dapat memberikan bantuan atau intervensi berupa petunjuk scaffolding
yang mengarahkan siswa untuk menemukan solusinya.
24
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang
menuntut siswa untuk menggali pengetahuannya dan keterampilan berpikirnya pada tingkatan yang lebih tinggi dalam memecahkan suatu
masalah, sehingga didapatkan alternatif penyelesaian dari masalah-masalah yang ada.
21
Arends, Learning To Teach, Penerjemah Helly Prajitno dan Sri Mulyantini, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2008, h. 43.
22
John Barell, Problem-Based Learning An Inquiry Approach, California: Corwin Press, 2007, h. 3.
23
Jo hn R. Savery, “Overview Of Problem-Based Learning: Definition and Distinctions The
Interdisciplinary ,” Journal of Problem-Based Learning, Volume 1, No. 1, 2006, h. 12.
24
Fachrurazi, “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar ”, Jurnal Pendidikan Edisi
Khusu,s No.1, Agustus 2011, h.80.
b. Ciri-ciri Problem Based Instruction PBI