68 Berdasarkan  hasil  penelitian  di  atas,  dapat  ditarik  kesimpulan  bahwa
sarana dan prasarana yang tersedia meliputi bahan bacaan, ruang kelas, meja dan kursi,  papan  informasi,  buku  besar,  dan  rak  buku.  Sumber  pengadaan  bahan
bacaan  berasal  dari  siswa,  sedangkan  pengadaan  rak  buku  berasal  dari  sekolah dengan menggunakan dana BOSNAS.
e. Pelaksanaan kegiatan perpustakaan kelas
Berdasarkan  hasil  observasi,  diketahui  bahwa  pemanfaatan  perpustakaan kelas  digunakan  untuk  melaksanakan  kegiatan  budaya  membaca.  Kegiatan  ini
dilakukan  setiap  hari  sebelum  pembelajaran  di  ruang  kelas  masing-masing. Pelaksanaan  kegiatan  budaya  membaca  ini  selain  siswa  membaca  mandiri,  guru
bercerita,  dan  siswa  merangkum  seperti  yang  telah  direncanakan  sebelumnya, guru  juga  diberikan  kebebasan  untuk  memvariasikan  kegiatan  seperti  siswa
diminta  membaca  di  depan  kelas,  antar  siswa  saling  bertanya  jawab,  dan  siswa menceritakan  kembali  apa  yang  telah  guru  ceritakan.  Untuk  waktu  kegiatan
dilaksanakan  setiap  hari  Senin-Sabtu  dan  lamanya  kegiatan  disesuaikan  dengan situasi  dan kebijakan guru.  Selama kegiatan berlangsung, siswa melayani  sendiri
kebutuhannya untuk membaca dalam arti bahwa siswa dibebaskan untuk memilih bahan  bacaan  yang  ada  dan  guru  hanya  bertugas  untuk  mengawasi.  Selain  itu,
jika  dilihat  dari  pelaksanaannya  dapat  diketahui  bahwa  perpustakaan  kelas memiliki fungsi edukasi, informasi, rekreasi, dan tanggung jawab.
Peneliti  juga  melakukan  wawancara  dengan  guru  dan  pustakawan  yang menyatakan  bahwa  perpustakaan  kelas  digunakan  untuk  melakukan  kegiatan
budaya  membaca  selama  15  menit  sesuai  dengan  Permendikbud  No.23  Tahun
69 2015. Guru menambahkan bahwa kegiatan membaca ini dilaksanakan  setiap hari
dan lamanya waktu pelaksanaan terkadang melebihi waktu  yang telah ditentukan. Hasil wawancara juga menyatakan bahwa layanan yang diterapkan adalah layanan
terbuka  dan  layanan  membaca,  di  mana  siswa  melayani  sendiri  dalam  memilih bahan  bacaan  yang  diinginkan.  Selain  itu,  dari  hasil  wawancara  diketahui  juga
bahwa  fungsi  perputakaan  kelas  ini  adalah  memberikan  edukasi  bagi  siswa, memberikan  informasi  dan  sebagai  sarana  rekreasi  bagi  siswa  melalui  koleksi-
koleksi  yang  tersedia  dan  melatih  tanggung  jawab  siswa  dalam  membuat ringkasan atau catatan tentang buku yang telah dibaca.
Data di atas diperkuat dengan adanya salinan Permendikbud No.23 Tahun 2015  lampiran  20,  notulen  hasil  rapat  sekolah  lampiran  9,  dan  gambar
pelaksanaan  perpustakaan  kelas  lampiran  7.  Pada  salinan  Permendikbud  No.23 Tahun  2015  dinyatakan  bahwa  sekolah  wajib  menggunakan  15  menit  sebelum
pembelajaran untuk membaca buku selain buku mata pelajaran setiap hari. Pada notulen  hasil  rapat  sekolah  juga  diketahui  bahwa  kegiatan  budaya  membaca
disepakati  untuk  dilaksanakan  mulai  Rabu,  06  Januari  2016.  Selain  itu,  pada gambar pelaksanaan perpustakaan kelas didapati bahwa pada saat kegiatan budaya
membaca  yang  dilakukan  adalah  siswa  membaca  mandiri,  siswa  bercerita  di depan kelas, siswa merangkum, siswa bertanya jawab, dan guru bercerita.
Berdasarkan  penelitian  di  atas,  dapat  disimpulkan  bahwa  pemanfaatan perpustakaan  kelas  digunakan  untuk  kegiatan  budaya  membaca,  di  mana  guru
diberikan  keleluasaan  untuk  memvariasikan  kegiatan  tersebut  sesuai  dengan kebijakan masing-masing guru. Kegiatan budaya membaca ini dilaksanakan setiap
70 hari dan mulai dijalankan pada Rabu, 06 Januari 2016. Pada pelasksanaanya dapat
diketahui  bahwa  layanan  yang  diterapkan  adalah  layanan  terbuka  dan  layanan membaca.  selain  itu,  fungsi  perpustakaan  kelas  mencakup  fungsi  edukasi,  fungsi
informasi, fungsi rekreasi, dan fungsi tanggung jawab. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dapat diketahui bahwa selama
pelaksanaan perpustakaan kelas didapati beberapa kelebihan dan kemudahan yang dialami  sekolah.  Kelebihan  dari  perpustakaan  kelas  ini  meliputi  membiasakan
siswa  untuk  selalu  membaca  setiap  hari  dan  melatih  keterampilan  siswa  dalam menulis  melalui  kegiatan  merangkum.  Selain  itu,  kemudahan  yang  dirasakan
selama  adanya  perpustakaan  kelas  ini  adalah  adanya  respon  positif  dari  siswa terhadap  diselenggarakannya  perpustakaan  kelas  yang  membuat  tidak  terjadi
penolakan dari siswa dan muali tumbuhnya kesadaran siswa akan membaca. Peneliti  juga  melakukan  wawancara  dengan  guru  dan  pustakawan  yang
menyatakan  bahwa  kelebihan  dari  adanya  perpustakaan  kelas  ini  adalah  siswa dapat memperoleh informasi baru dari koleksi buku yang ada, membiasakan dan
melatih  siswa  untuk  membaca  setiap  hari,  menambah  kreatifitas  siswa  dalam menulis, serta mendekatkan siswa dengan buku. Selain itu, guru dan pustakawan
juga  mengungkapkan  bahwa  kemudahan  yang  dirasakan  selama  adanya perpustakaan  kelas  ini  adalah  kosa  kata  yang  dimiliki  siswa  menjadi  bertambah,
kemampuan  menulis  siswa  juga  meningkat,  siswa  terkadang  sudah  mengetahui terlebuh dahulu tentang pengetahuan  yang akan disampaikan guru dari buku-bku
yang siswa baca sebelumnya,  wawasan siswa menjadi bertambah dan lebih  luas, serta siswa menjadi semakin terbiasa masuk tepat pada waktu.
71 Untuk  memperkuat  data  di  atas,  peneliti  juga  melakukan  studi
dokumentasi yang berupa gambar posisi perpustakaan kelas dan hasil merangkum siswa    lampiran  7.  Pada  gambar  terlihat  bahawa  posisi  perpustakaan  kelas
berada sangat dekat dengan siswa, sehingga siswa dimudahkan dalam menjangkau bahan  bacaan  yang  ada  di  perpustakaan  kelas.  Pada  gambar  hasil  merangkum,
terlihat  bahwa  hasil  merangkum  siswa  dinilai  oleh  guru  di  mana  penilaian  guru terkait dengan kerapian dan isi bacaan.
Berdasarkan penelitian di atas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa dengan pelaksanaan  perpustakaan  kelas  ada  beberapa  kelebihan  dan  kemudahan  yang
kemudian dirasakan oleh sekolah. Kelebihan dari pelaksanaan perpustakaan kelas ini  di  antaranya  adalah  membiasakan  siswa  untuk  membaca  setiap  hari,  melatih
keterampilan dan kreatifitas iswa dalam menulis, serta mendekatkan siswa dengan buku  bacaan.  Selain  itu,  kemudahannya  meliputi  tumbuhnya  kesadaran  siswa
untuk  membaca,  kosa  kata  yang  dimiliki  siswa  semakin  bertambah,  kemampuan siswa dalam menulis semakin meningkat, serta pengetahuan siswa semakin luas.
Hasil  observasi  menunjukkan  bahwa  selama  pelaksanaan  kegiatan perpustakaan  kelas  ditemukan  beberapa  kekurangan  dan  hambatan  yang  dialami
oleh  sekolah.  Kekurangan  dari  pelaksanaan  perpustakaan  kelas  ini  di  antaranya pelaksanaan budaya membaca yang terkadang tidak sesuai dengan jadwal, belum
adanya  pembaharuan  koleksi  bahan  bacaan  secara  berkala,  dan  belum maksimalnya  tata  kelola  koleksi  bahan  bacaan  yang  ada.  Selain  itu,  hambatan
yang  selama  ini  dirasakan  sekolah  meliputi  masih  adanya  siswa  yang  kurang fokus  dan  terkadang  menggangu  siswa  lainnya  saat  kegiatan  budaya  membaca
72 berlangsung,  adanya  kegiatan  lain  yang  dilakukan  siswa  saat  kegiatan  budaya
membaca berlangsung, dan masih terbatasnya koleksi di perpustakaan kelas. Berdasarkan  hasil  wawancara  dengan  guru  dan  pustakawan  diketahui
bahwa kekurangan dari perpustakaan kelas ini adalah waktu pulang siswa menjadi lebih  lama,  alokasi  waktu  tidak  fleksibel  karena  setiap  harinya  siswa  hanya
diberikan waktu wajib membaca selama 15 menit, pengadaan koleksi yang masih mengandalkan  dari  sumbangan  siswa,  serta  kecepatan  membaca  dan  membuat
ringkasan  setiap  siswa  berbeda  yang  berakibat  pada  waktu  pelaksanaan  kegiatan yang melebihi 15 menit. Selain itu, hambatan yang dirasakan meliputi ketersedian
buku  yang  masih  terbatas  dan  belum  mampu  memenuhi  kebutuhan  membaca siswa  yang  kemudian  berakibat  pada  timbulnya  rasa  jenuh  pada  siswa  karena
membaca buku yang sama. Peneliti  juga  melakukan  studi  dokumentasi  berupa  gambar  koleksi  bahan
bacaan  di  perpustakaan  kelas  dan  gambar  pelaksanaan  kegiatan  perpustakaan kelas. Pada gambar terlihat bahwa koleksi bahan bacaan yang tersedia hanya yang
ada  di  perpustakaan  kelas  itu  saja  dan  belum  ada  upaya  untuk  melakukan pembaharuan  agar  koleksi  yang  tersedia  tidak  hanya  koleksi  yang  sama.  Selain
itu,  pada  gambar  pelaksanaan  perpustakaan  kelas  juga  terihat  bahwa  beberapa siswa terkadang kurang fokus dengan kegiatan membacanya dan asik melakukan
kegiatan lainnya. Hasil studi dokumentasi ini memperkuat data sebelumnnya. Berdasarkan  hasil  penelitian  di  atas  dapat  ditarik  kesimpulan  bahwa
kekurangan  dari  perpustakaan  kelas  adalah  alokasi  waktu  wajib  membaca  yang kurang  fleksibel  karena  hanya  15  menit,  belum  adanya  pembaharuan  secara
73 berkala, pengadaan koleksi yang masih mengandalkan dari sumbangan siswa, tata
kelola kolesi yang belum maksimal, serta kecepatan membaca dan menulis siswa yang berbeda membuat waktu terkadang melebihi 15 menit. Selain itu, hambatan
yang  dirasakan  adalah  masih  adanya  siswa  yang  kurang  fokus  saat  kegiatan budaya  membaca  berlangsung,  adanya  kegiatan  lain  yang  dilakukan  siswa  saat
budaya  membaca  dilaksanakan,  serta  masih  terbatasnya  koleksi  bahan  bacaan yang tersedia di perpustakaan kelas.
3. Evaluasi Perpustakaan Kelas