30 dan  papan  display.  Dapat  disimpulkan  bahwa  perabot  dan  peralatan  yang  umum
diperlukan dalam perpustakan adalah kursi, meja, rak dan almari. Peralatan  perpustakaan  pada  dasarnya  ada  yang  besifat  habis  pakai  dan
tahan  lama.  Peralatan  yang  pakai  adalah  peralatan  yang  relatif  cepat  habis Darmono,  2004:  216.  Peralatan  ini  dapat  berupa  pensil,  buku,  kartu,  formulir,
tinta  dan  laainnya.  Ibrahim  Bafadal  2005:  154  berpendapat  bahwa  peralatan yang  tahan  lama  adalah  peralatan  yang  dapat  digunakan  terus  menerus  dalam
jangka waktu  yang relatif lama. Peralatan tahan lama ini meliputi gunting, mesin ketik, stempel, papan pengumuman, daftar klasifikasi dan sebagainnya. Selain itu,
Sumardjo, dkk 2006: 33 menyatakan bahwa peralatan bisa berbentuk komputer lengkap  dengan  software.  Pada  dasarnya  peralatan  perpustakaan  meliputi  tiga
jenis, yaitu peralatan habis pakai, peralatan tahan lama, dan peralatan ekeltronik. Perpustakaan  yang dilengkapi  dengan perabot  dan peralatan  yang memadai  akan
menciptakan perpustakaan yang nyaman dan aman.
10. Penganggaran
Perpustakaan  akan  dapat  berkembang  dengan  baik  jika  didukung  dengan pembiayaan  yang  memadai.  Anggaran  adalah  unsur  utama  untuk  menjalankan
perpustakaan, tanpa anggaran perpustakaan tidak mungkin dapat berjalan dengan sempurna  meskipun  sistemnya  bagus  dan  pustakawannya  bermutu  Darmono,
2004: 34. Berdasarkan pendapat di atas, terlihat jelas bahwa penganggaran tidak dapat dipidahkan dengan keberlangsungan perpustakaan.
Penyusunan  anggaran  diharapkan  dapat  berfungsi  sebagai  alat perencanaan, alat koordinasi, alat pengendalian dan menetapkan standar kegiatan
31 yang  akan  dilaksanakan  Lasa  H.  S,  2008:  290-291.  Anggaran  sebagai  alat
perencanaan adalah proses perencanaan penggunaan anggaran disesuaikan dengan kebutuhan  dengan  mempertimbangkan  segi  ekonomi  maupun  segi  operasioal.
Anggaran  sebagai  alat  koordinasi  yaitu  penganggaran  digunakan  untuk  melihat kesesuaian  antara  bidang,  bagian  dan  unit  suatu  lembaga  dengan  perencanaan
yang  telah  dirancang.  Penganggran  sebagai  alat  pengendalian  yaitu  penganggran digunakan  untuk  melihat  ketercapaian  sasaran  antara  anggran  dengan  realisasi
yang  ada.  Penganggran  juga  dapat  digunakan  sebagai  alat  untuk  menetapkan standar  kegiatan  yang  akan  dilaksanakan,  sehingga  lembaga  dapat  segera
mejalankan  kegiatan  sesuai  dengan  perencanaan  dengan  adanya  jaminan  biaya yang tersedia.
11. Layanan Perpustakaan
Perpustakaan  pada  dasarnya  memberikan  pelayanan  pada  setiap penggunanya  tanpa  adanya  diskriminasi.  Menurut  Yaya  Suhendar  2014:  183,
pelayanan  perpustakaan  merupakan  kegiatan  yang  diselenggarakan  untuk membantu memberikan kemudahan kepada para pengguna perpustakaan di dalam
menggunakan  atau  memanfaatkan  bahan-bahan  pustaka  yang  tersedia  di perpustakaan.  Sistem  pelayanan  di  perpustakaan    secara  umum  ada  dua  macam,
yaitu layanan tertutup dan layanan terbuka. Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan  perpustakaan  yang  tidak  memungkinkan  pemakai  perpustakaan
mengambil  sendiri  bahan  pustaka  di  perpustakaan  Darmono,  2004:  136. Sehingga,  ketika  pengguna  perpustakaan  menginginkan  bahan  pustaka  tertentu
harus melalui petugas perpustakaan untuk mengambilkannya. Selain itu, Sumadjo,
32 dkk 2006: 23 mengungkapkan bahwa sistem layanan terbuka adalah sistem yang
memberikan  kebebasan  kepada  pengguna  perpustakaan  untuk  memilih  dan mengambil  sendiri  bahan  perpustakaan  yang  diinginkan  dari  ruang  koleksi.
Pengguna  diberikan  keleluasaan  untuk  memilih  bahan  pustaka  yang  diinginkan, sedangkan  petugas  perpustakaan  bertugas  untuk  mengawasi  serta  membantu
ketika pengguna mengalami kesulitan dalam menemukan bahan pustaka. Berdasarkan  kedua  pendapat  di  atas,  sistem  layanan  perpustakaan  dapat
dibedakan menjadi dua yaitu sistem layanan tertutup dan sistem layanan terbuka. Perbedaan  dari  kedua  sistem  tersebut  adalah  terdapat  pada  sistem  proses
pengambilan bahan putaka, di mana sistem layanan tertutup harus melalui petugas perpustakaan  sedangkan  sistem  layanan  terbuka  pengguna  bebas  untuk  memilih
bahan pustaka tanpa harus melalui petugas perpustakaan terlebih dahulu. Layanan pepustakaan selain dibedakan berdasarkan sistemnya, juga dapat
dibedakan berdasarkan jenisnya sebagai berikut. a.
Layanan Sirkulasi Pelayanan  sirkulasi  merupakan  semua  bentuk  kegiatan  pencatatan  yang
berkaitan dengan pemanfaatan dan pemakaian koleksi dengan tepat guna dan tepat waktu  untuk  kepentingan  pemakai  jasa  perpustakaan  Lasa  H.  S,  2008:  213.
Layanan  sirkulasi  sering  juga  disebut  sebagai  bentuk  layanan  peminjaman  dan pengembalian  bahan  pustaka.  Ibrahim  Bafadal  2005:  125  menyatakan  bahwa
pelayanan  sirkulasi  adalah  kegiatan  melayani  pinjaman  dan  pengembalian  buku- buku  perpustakaan  sekolah.  Berdasarkan  pendapat  di  atas,  dapat  disimpulkan
bahwa layanan sirkulasi adalah suatu kegiatan berupa pelayanan peminjaman dan
33 pengembalian  bahan  pustaka  yang  ada  di  perpustakaan.  Pada  umumnya,  aturan
dalam  peminjaman  dan  pengembalian  bahan  pustaka  ini  disesuaikan  dengan keadaan  perpustakaan  itu  sendiri.  Layanan  peminjaman  merupakan  kegiatan
pencatatan bahan pustaka yang akan dipinjam pengguna perpustakaan, sedangkan pengembalian adalah kegiatan pencatatan bahan pustaka yang akan dikembalikan
oleh pengguna perpustakaan. b.
Layanan Rujukan Referensi Layanan rujukan sering  disebut juga dengan layanan referensi.  Sumardjo,
dkk  2006:  25  menyebutkan  bahwa  layanan  rujukan  meliputi  semua  kegiatan yang ada kaitannya dengan usaha pemanfaatan atau pendayagunaan bahan-bahan
referensi atau rujukan. Selain itu, menurut Ibrahim Bafadal 2005: 131 pelayanan referensi  berhubungan  dengan  pelayanan  pemberian  informasi  dan  pemberian
bimbingan  belajar.  Dapat  disimpulkan  bahwa  pelayanan  rujukan  ini  tidak  hanya terbatas  pada  pemberian  informasi  terkait  bahan-bahan  pustaka  saja,  akan  tetapi
jika  pengguna  tidak  mampu  menggunakan  bahan  rujukan  maka  petugas  pada bagian  layanan  rujukan  ini  akan  memberikan  pelayanan  dan  bimbingan  cara
menggunakan bahan rujukan tersebut. c.
Layanan Membaca di Perpustakaan Perpustakaan yang baik adalah perpustakaan yang menyediakan pelayanan
membaca  di  perpustakaan  pada  penggunanya.  Pelayanan  membaca  di perpustakaan  merupakan  bentuk  pelayanan  dengan  menyediakan  ruang  khusus
membaca.  Layanan  ini  diberikan  untuk  mengantisipasi  pengguna  perpustakaan yang  tidak  ingin  meminjam  untuk  dibawa  pulang,  akan  tetapi  mereka  cukup
34 memanfaatkannya di  perpustakaan Darmono, 2004:  141.  Pengguna  yang ingin
meminjam  buku  untuk  dibawa  pulang  dapat  menggunakan  ruang  khusus  yang disediakan  oleh  perpustakaan.  Oleh  karena  itu,  ruang  khusus  membaca  ini
hendaknya  memiliki  kondisi  yang  baik.  Hal  ini  didukung  dengan  pendapat  Lasa H.  S  2008:  220  yang  menyatakan  bahwa  orang  yang  membaca  dan  belajar  di
perpustakaan memerlukan situasi dan kondisi  yang tenang dan nyaman agar bisa berkonsentrasi. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa salah satu
faktor pendukung dari suksesnya pelayanan membaca di  perpustakaan ini adalah penyediaan ruang khusus membaca yang tenang dan nyaman.
B. Kerangka Berpikir