Hubungan antara Kebiasaan Belajar Dengan Indeks

110

D. Pembahasan

1. Hubungan antara Kebiasaan Belajar Dengan Indeks

Prestasi Kumulatif IPK Dari hasil analisis penelitian yang telah dilakukan terhadap kebiasaan belajar dan indeks prestasi kumulatif IPK, menunjukkan ada korelasi dari kedua veriabel tersebut, namun korelasi tersebut tidak signifikan pada taraf signifikansi 5 untuk n = 58. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan variabel kebiasaan belajar belum tentu diikuti oleh kenaikan indeks prestasi kumulatif IPK. Kebiasaan belajar bukan merupakan faktor penentu yang dominan untuk meningkatan IPK. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Carulus Boromeus Agus Suryanto 2000 yang menyatakan ada hubungan antara kebiasaan belajar dan prestasi belajar enam mata pelajaran yang diebtanaskan pada siswa kelas II SLTP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun pelajaran 19992000. Kebiasaan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kebiasaan yang dilakukan peserta didik dalam proses belajar saat menjadi mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma. Hal ini sesuai dengan pernyataan The Liang Gie 1995:192 yang menyatakan kebiasaan belajar merupakan segenap perilaku mahasiswa yang 111 ditunjukkan secara ajeg dari waktu ke waktu dalam rangka pelaksanaan studi di perguruan tinggi. Selain itu teori yang diungkapkan oleh Henry Clay Lindgren dalam The liang Gie, 1995:194 mengungkapkan bahwa dengan semakin baik kebiasaan belajar maka prestasi dapat meningkat. Covey 1994:35 juga menuliskan “kebiasaan adalah faktor yang kuat di dalam hidup kita. Karena konsisten, dan sering merupakan pola yang tak disadari, maka kebiasaan terus menerus, setiap hari, mengekspresikan karakter kita dan menghasilkan keefektifan kita atau ketidakefektifan kita”. Abu Ahmadi 1991:130 menyatakan bahwa kebiasaan merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang dalam kegiatan belajar Siti Partini, 1980:49. Hasil belajar tersebut tercermin dalam indeks prestasi kumulatif IPK mahasiswa pada setiap akhir semester. Hasil penelitian yang bertentangan dengan bukti empiris dan tinjauan teoritis ini tentu perlu digali lagi penyebabnya, karena secara logis kebiasaan belajar seharusnya memiliki peranan besar dalam pencapaian prestasi belajar. Kebiasaan belajar tidak berhubungan positif dan signifikan dengan indeks prestasi kumulatif IPK mahasiswa. Artinya, meskipun kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor pendukung pencapaian prestasi belajar atau dalam hal ini IPK tetapi 112 kebiasaan belajar bukan merupakan faktor dominan yang dapat mempengaruhi pencapaian IPK mahasiswa. Untuk menjadikan sikap atau perilaku menjadi sebuah kebiasaan maka perlu dilatih dan dipelajari secara rutin dan konsisten setiap hari. Namun yang lebih penting adalah sikap atau perilaku yang kita upayakan menjadi kebiasaan ini haruslah sikap atau perilaku yang baik dan bisa menunjang keberhasilan studi di perguruan tinggi. Sikap atau perilaku tersebut misalnya meluangkan waktu untuk belajar, mengulang kembali pelajaran di luar jam kuliah, membuat jadwal belajar, menjauhkan benda- benda yang dapat mengganggu konsentrasi, lebih mementingkan belajar dari pada yang lain, mencatat bagian-bagian penting dari materi kuliah, mengikuti kuliah dengan sungguh-sungguh, mempersiapkan ujian dengan sungguh-sungguh, dan sebagainya. Tentu bukan hal yang mudah untuk memiliki kebiasaan belajar yang baik. Mahasiswa sering kali malas melakukannya dan memiliki banyak alasan untuk menghindari hal tersebut. Bagi sebagian mahasiswa belajar merupakan hal yang tidak menyenangkan dan memusingkan. Mereka lebih senang bermain dan eksis di sosial media. Akibatnya, mahasiswa akan belajar semalam suntuk pada hari-hari menjelang ujian. Hal ini tentu tidak baik karena mahasiswa bisa kelelahan dan mengantuk pada saat ujian. Kondisi ini bisa mengganggu konsentrasi mahasiswa 113 pada saat mengerjakan soal dan menghasilkan pekerjaan yang tidak maksimal. Untuk itu perlu bagi setiap mahasiswa memiliki sikap disiplin. Tanpa sikap ini memiliki kebiasaan belajar yang baik dan bisa menunjang keberhasilan studi merupakan hal yang sulit. Berdasarkan hasil analisis deskripsi data pada mahasiswa angkatan 2011 menunjukkan sebanyak 22 mahasiswa atau 38 memiliki kebiasaan belajar yang cukup baik dan sebanyak 35 mahasiswa atau 60 memiliki IPK yang tergolong baik. Kebiasaan belajar tidak menunjukkan hasil yang baik, namun pada kenyataannya rata-rata IPK mahasiswa baik yaitu sebesar 2,8216. Dari sini penulis berpendapat bahwa tingkat kecerdasan mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2011 tinggi, sehingga tidak memerlukan kebiasaan belajar seperti terdapat dalam kuesioner penelitian ini. Selain faktor kecerdasan ada juga faktor-faktor lain yang diduga dapat meningkatkan dan menghambat IPK mahasiswa. Faktor tersebut berupa kesehatan dan lingkungan belajar. Faktor pertama yang dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa adalah kecerdasan. Menurut Anita E. Woolfolk “kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar, keseluruhan pengetahuan yang diperoleh, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya” dalam 114 http:www.pengertianahli.com201312pengertian-kecerdasan- dan-jenis.html . Dalam sebuah situasi yang sama seseorang yang memiliki kecerdasan tinggi atau diatas rata-rata akan memberikan hasil yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan orang yang memiliki kecerdasan rata-ratastandar atau dibawah rata-rata. Mahasiswa yang memiliki kebiasaan belajar baik namun tidak memiliki kecerdasan yang tinggi tetap dapat meningkatakan prestasi belajarnya, karena dia sudah belajar dengan rajin, mengulang materi kuliah di luar jam kuliah, mempersiapkan ujian dengan baik, dan sebagainya. Sebaliknya mahasiswa yang memiliki kebiasaan belajar tidak baik namun ditunjang dengan kecerdasan yang tinggi tetap dapat meningkatkan prestasi belajarnya, karena meskipun dia hanya belajar menjelang ujian tetapi dia bisa memahami materi tersebut dengan baik dan dapat mengingatnya. Faktor kedua adalah kesehatan, mahasiswa yang berada dalam kondisi sehat jasmani dan rohani akan dapat berpikir dengan tenang dan jernih. Jika ada informasi yang disampaikan kepadanya maka informasi tersebut dapat diolah secara maksimal dan bisa memberikan hasil yang baik, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Berbeda jika mahasiswa dalam kondisi tidak sehat baik secara jasmani maupun rohani, maka pikirannya tidak akan dapat bekerja dengan baik. kondisi yang 115 tidak sehat akan mengganggu dirinya dan membuat orang tersebut menjadi tidak dapat berkonsentrasi dengan baik, sehingga dapat menghambat peningkatan prestasi belajar. Dalam penelitian ini peneliti menduga mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2011 rata-rata memiliki kesehatan yang baik sehingga IPK mahasiswa ada dalam kategori baik. Faktor ketiga adalah lingkungan belajar. Lingkungan belajar mendukung peningkatan prestasi belajar. Lingkungan belajar yang kondusif akan membuat mahasiswa menjadi nyaman dalam belajar. Mahasiswa akan semakin terpacu untuk belajar jika ada dukungan dari orang-orang disekelilinganya. Perhatian dan dukungan dari orang-orang disekelilingnya akan menguatkan dia untuk belajar dengan baik dan menciptkan iklim belajar yang baik bagi mahasiswa. Namun perlu digaris bawahi, meskipun lingkungan belajar memberikan situasi yang kondusif dan mendukung mahasiswa untuk belajar, tetapi jika dalam diri mahasiswa sendiri tidak ada kesadaran dan keinginan untuk belajar maka situasi kondusif dan dukungan tersebut tidak akan menjamin prestasi belajar akan meningkat. Sebaliknya, meskipun lingkungan belajar tidak kondusif dan mendukung kegiatan belajarnya, tetapi mahasiswa tersebut tidak terpengaruh dengan kondisi tersebut, maka bukan tidak mungkin prestasi belajarnya dapat meningkat. Dalam penelitian ini peneliti 116 menduga lingkungan belajar mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2011 mendukung mahasiswa untuk belajar sehingga membuat IPK mahasiswa ada dalam kategori baik. Faktor-faktor diatas sejalan dengan yang diungkapkan oleh Sri Rahayu dalam Kartini Kartono 1990:61-68 yang dikutip oleh Julianita Men dan 2010:83 manyatakan “faktor penghambat prestasi siswa adalah faktor kesehatan, kecerdasan, perhatian, bakat, minat, motivasi, keluarga, sekolah, disiplin sekolah, masyarakat, lingkungan tetangga, dan aktivitas organisasi”. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa sikap dan perilaku yang diupayakan menjadi kebiasaan belajar haruslah sikap dan perilaku yang mendukung keberhasilan belajar mahasiswa. Kedisiplinan diri adalah hal yang harus dimiliki agar berhasil memiliki kebiasaan belajar yang baik. Selain itu kebiasaan belajar bukan merupakan faktor dominan dalam pencapaian IPK dan ada faktor-faktor lain yang diduga dapat meningkatkan dan menghambat IPK mahasiswa. Faktor tersebut adalah kecerdasan, kesehatan, dan lingkungan belajar. Jadi mahasiswa yang memiliki IPK baik belum tentu karena `memiliki kebiasaan belajar yang baik dan mahasiswa yang memiliki IPK kurang baik belum tentu karena memiliki kebiasaan belajar yang tidak baik. 117

2. Hubungan antara Motivasi Belajar Dengan Indeks Prestasi

Dokumen yang terkait

Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai

15 153 72

Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Program A Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

13 90 103

hubungan motivasi belajar antara mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja terhadap prestasi akademik (IPK) (Studi kasus mahasiswa pendidikan ips FITK semester 6)

7 23 89

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 0 14

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR Hubungan Lingkungan Keluarga Dan Pergaulan Teman Sebaya Dengan Prestasi Belajar.

0 1 21

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI UPI.

1 1 52

Hubungan Lingkungan Belajar dan Motivasi Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Akademi Kebidanan Berlian Nusantara Magetan BAB 0

0 0 9

Hubungan Lingkungan Belajar Dan Pemanfaatan Perpustakaan Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa cover

0 0 14

Dhevita Sulistya Murti R0107064

0 0 60

i HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF PADA MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK SEMESTER V DI STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF PADA MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN P

0 0 11