Hubungan antara Motivasi Belajar Dengan Indeks Prestasi

117

2. Hubungan antara Motivasi Belajar Dengan Indeks Prestasi

Kumulatif IPK Dari hasil analisis penelitian yang telah dilakukan terhadap motivasi belajar dan indeks prestasi kumulatif IPK, menunjukkan ada korelasi dari kedua veriabel tersebut, namun korelasi tersebut tidak signifikan pada taraf signifikansi 5 untuk n = 58. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan variabel motivasi belajar belum tentu diikuti oleh kenaikan indeks prestasi kumulatif IPK. Motivasi belajar bukan merupakan faktor penentu yang dominan untuk meningkatkan IPK mahasiswa. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Mina Nurjanah 2013 yang menyatakan bahwa motivasi belajar tidak berhubungan positif dan signifikan dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma. Namun hal ini juga bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Vinsensia Candra Hary Murti 2009 yang menyatakan ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa. Motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah motivasi yang dimiliki peserta didik dalam proses belajar saat menjadi mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma. Menurut Sardiman 1986:39 118 seseorang itu akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi. Motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu sendiri tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai Sardiman, 2008:75. Hal ini didukung oleh artikel yang diposkan Rafy Zaldy 2012 mengutip pernyataan Djamarah yang menyatakan “Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya” Djamarah S.B, dkk, 1995:70. Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar akan memiliki kesadaran dan kemandirian belajar. Dia akan melakukan aktivitas belajar tidak hanya menjelang ujian atau ada tugas dari dosen saja, tapi karena ada keinginan untuk memahami materi kuliah. Dia akan belajar secara rajin dan teratur, selalu bersemangat dalam belajar, memperhatikan setiap penjelasan yang diberikan dosen, menghadiri perkuliahan tepat waktu, tidak cepat bosan, dan sebagainya. Dibutuhkan dukungan dari orang- orang yang ada disekelilingnya agar mahasiswa menjadi termotivasi. Untuk memiliki motivasi belajar yang tinggi dan 119 tetap mahasiswa harus mampu mengolah emosinya dengan baik. Sebab motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang Sardiman, 2008:75. Karena motivasi tumbuh di dalam diri maka mahasiswa harus memiliki minat dan kebutuhan dalam belajar. Minat dan kebutuhan inilah yang dapat menggerakkan mahasiswa untuk termotivasi. Slameto, 2003:180 yang dikutip oleh Rafy Zaldy 2012 menyatakan bahwa Minat adalah satu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri dan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu objek dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang tidak akan mencapai tujuan yang dicita-citakan apabila di dalam diri orang tersebut tidak terdapat minat atau keinginan jiwa untuk mencapai tujuan yang dicita-citakannya itu. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, minat menjadi motor penggerak untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan, tanpa minat, tujuan belajar tidak akan tercapai. Cony Semiawan mengatakan bahwa minat interest, adalah keadaan mental yang menghasilkan respon terarah 120 kepada sesuatu, situasi atau obyek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepadanya statisfiers. Demikian juga minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulasi sesuai dengan keadaan tersebut. Dalam Wikipedia dikatakan kebutuhan adalah salah satu aspek yang menggerakkan mahluk hidup dalam aktivitas- aktivitasnya dan menjadi dasar alasan berusaha. Dengan menganggap belajar sebagai kebutuhan maka mahasiswa akan selalu berusaha dengan baik dan tidak mudah putus asa. Dia akan tanpa lelah berusaha sampai kebutuhannya itu terpenuhi. Pada penelitian ini telah terjadi pertentangan antara bukti empiris dan tinjauan teoritis dengan apa yang terjadi dilapangan. Motivasi belajar tidak berhubungan positif dan signifikan dengan indeks prestasi kumulatif IPK mahasiswa. Artinya, meskipun motivasi belajar merupakan salah satu faktor pendukung pencapaian prestasi belajar atau dalam hal ini IPK, tetapi motivasi belajar disini bukan merupakan faktor dominan dalam pencapaian IPK. Hasil penelitian yang bertentangan dengan bukti empiris dan tinjauan teoritis ini tentu perlu digali lagi penyebabnya, karena secara logis motivasi belajar seharusnya memiliki peranan besar dalam pencapaian prestasi belajar. Berdasarkan 121 hasil analisis deskripsi data pada mahasiswa angkatan 2011 menunjukkan sebanyak 23 mahasiswa atau 40 memiliki motivasi belajar yang cukup baik dan sebanyak 35 mahasiswa atau 60 memiliki IPK yang tergolong baik. Motivasi belajar tidak menunjukkan hasil yang baik, namun pada kenyataannya rata-rata IPK mahasiswa baik yaitu sebesar 2,8216. Dari sini penulis berpendapat bahwa tingkat kecerdasan mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2011 tinggi, sehingga tidak memerlukan motivasi belajar seperti terdapat dalam kuesioner penelitian ini. Selain kecerdasan ada faktor-faktor lain yang diduga dapat meningkatkan dan menghambat IPK mahasiswa yaitu kesehatan dan lingkungan belajar. Faktor pertama adalah kecerdasan. Pada umumnya prestasi belajar yang dimiliki seseorang memiliki kaitan yang sangat erat dengan tingkat kecerdasan yang dimilikinya. Menurut Anita E. Woolfolk “kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar, keseluruhan pengetahuan yang diperoleh, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya”. Taraf kecerdasan sangat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki taraf kecerdasan tinggi akan memiliki peluang lebih besar untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Sebaliknya, mahasiswa yang memiliki taraf kecerdasan yang rendah akan memiliki prestasi 122 belajar yang rendah. Meskipun bukan hal yang tidak mungkin mahasiswa yang memiliki taraf kecerdasan yang rendah memiliki prestasi belajar yang tinggi, dan sebaliknya. Faktor kedua adalah kesehatan. Kesahatan memiliki peranan besar dalam peningkatan prestasi belajar. Mahasiswa yang sehat jasmani maupun rohani akan mampu mengatur pikirannya dengan baik sehingga dapat berpikir secara bijak, jernih dan tenang. Kondisi ini mampu menunjang peningkatan prestasi belajar mahasiswa. Peneliti menduga mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2011 rata-rata memiliki kesehatan yang baik. Faktor ketiga adalah lingkungan belajar. Tersedianya sarana dan prasarana di kampus, metode mengajar dosen yang menarik dan hubungan yang baik antara berbagai pihak dalam kampus akan mampu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Peran dan dukungan masyarakat tidak kalah pentingnya dalam menunjang peningkatan prestasi belajar. Peran masyarakat misalnya dengan memandang bahwa pendidikan merupakan hal yang penting, menerapkan jam belajar masyarakat, menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif, dan sebagainya. Namun perlu diperhatikan tanpa ada kesadaran dan kemauan untuk belajar dari diri mahasiswanya sendiri, maka kondisi lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung tersebut tidak akan berpengaruh 123 pada meningkatnya prestasi belajar. Sebaliknya, meskipun lingkungan belajar tidak mendukung tetapi mahasiswa tidak terpengaruh akan hal itu, maka mahasiswa bukan tidak mungkin dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Peneliti menduga lingkungan belajar mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2011 rata-rata baik, sehingga dapat menunjang peningkatan IPK mahasiswa. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa minat, dan kebutuhan merupakan hal-hal yang mampu menggerakkan mahasiswa untuk termotivasi. Motivasi belajar bukan merupakan faktor dominan dalam pencapaian IPK. Dan ada faktor lain yang diduga dapat meningkatkan dan menghambat prestasi belajar mahasiswa seperti kecerdasan, kesehatan, dan lingkungan belajar. Jadi mahasiswa yang memiliki IPK baik belum tentu memiliki motivasi belajar yang baik dan mahasiswa yang memiliki IPK kurang baik belum tentu memiliki motivasi belajar yang tidak baik.

3. Hubungan antara Lingkungan Keluarga Dengan Indeks

Dokumen yang terkait

Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai

15 153 72

Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Program A Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

13 90 103

hubungan motivasi belajar antara mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja terhadap prestasi akademik (IPK) (Studi kasus mahasiswa pendidikan ips FITK semester 6)

7 23 89

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 0 14

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR Hubungan Lingkungan Keluarga Dan Pergaulan Teman Sebaya Dengan Prestasi Belajar.

0 1 21

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI UPI.

1 1 52

Hubungan Lingkungan Belajar dan Motivasi Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Akademi Kebidanan Berlian Nusantara Magetan BAB 0

0 0 9

Hubungan Lingkungan Belajar Dan Pemanfaatan Perpustakaan Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa cover

0 0 14

Dhevita Sulistya Murti R0107064

0 0 60

i HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF PADA MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK SEMESTER V DI STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF PADA MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN P

0 0 11