Ciri-ciri Rumah Singgah Tujuan Rumah Singgah

53 mendukung lainnya. Proses eprkembangan dari anak anak menuju fase remaja kemudian naik ke fase dewasa merupakan proses yang sangat panjang dan harus di perhatikan dengan sempurna. Anak jalanan merupakan anak yang tersisih, marginal dan terealisasi dari perlakuan kasih sayang karena kebanyakan dalam usia yang relatif sedini mungkin sudah harus berhadapan dengan lingkuangan kota yang keras dan bahkan sangat tidak bersahabat. Intinya anak jalanan adalah mereka, anak-anak yang rata-rata berusia 5-18 tahun yang mengabiskan waktunya untuk melakukan berbagai aktivitas, baik itu bekerja, bermain dan aktivitas lainnya.Mereka merupakan kelompok sosial yang sangat rentan dari berbagai tindakan kekerasan baik fisik, emosi, seksual maupun kekerasan sosial. Selain itu, lingkungan juga sangat mempengaruhi kepribadian dan perilaku sosial anak jalanan. Dan mereka hanya sekelompok sosial yang terekslusikan, termarginalkan yang selalu di pandang negatif masyarakat, padahal bagi mereka hidup dan tinggal dijalanan bukanlah suatu pilihan tetapi keterpaksaan. Permasalahan anak jalanan yang dihadapi sangatlah banyak tidak jarang mereka dapat ancaraan, tekanan, kekerasan, tindakan kriminal dan pelecehan seksual dari luar. Anak jalanan mendapatkan perlakuan kasar dari aparat saat terjaring razia, sulit mendapatkan pelayanan publik , sulitnya mendapatkan identitas diri, kepercayaan dari masyarakat serta penerimaan dalam dunia kerja. Inklusi Sosial digunakan sebagai sebuah pendekatan untuk membangun dan mengembangkan sebuah lingkungan yang semakin terbuka; mengajak masuk dan mengikutsertakan semua orang dengan berbagai perbedaan latar belakang, karakteristik, kemampuan, status, kondisi, etnik, budaya dan lainnya. Inklusi 54 membawa perubahan sederhana dan praktis dalam kehidupan masyarakat. Sebagai bagian dari masyarakat, kita menginginkan tinggal dalam lingkungan masyarakat yang memberikan rasa aman dan nyaman, yang memberikan peluang untuk berkembang sesuai minat bakatnya, sesuai cara belajarnya yang terbaik, yang mengupayakan kemudahan untuk melaksanakan kewajiban dan mendapatkan hak sebagai warga masyarakat. Jadi, masyarakat inklusi adalah masyarakat yang terbuka dan universal serta ramah bagi semua, yang setiap anggotanya saling mengakui keberadaan, menghargai dan mengikutsertakan perbedaan. Salah satu bentuk penanganan anak jalanan adalah melalui pembentukan rumah singgah. Rumah singgah sebagai tempat pemusatan sementara yang bersifat non formal, di mana anak-anak bertemu untuk memeproleh informasi dan pembinaan awal sebelum d rujuk ke dalam proses pembinaan lebih lanjut. Rumah singgah bertujuan membantu anak jalanan dalam mengatasi masalah-masalahnya dan menemukan akternatif untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Didalam rumah singgah terdapat fasilitator, bisa seorang volunteer yang menangani masalah anak ataupun pekerja sosial. Fasilitator membina anak jalanan dengan bertindak sebagai teman, bertindak sejajar dengan anak jalanan dan pembinaan bersifat kekeluargaan. Dengan cara ini di harapkan anak tidak mengalami hambatan untuk menyampaikan permasalahan dan bersedia untuk merubah sikap dan perilaku yang keliru. Rumah singgah dapat dijadikan tempat kegiatan positif untuk anak jalanan untuk menyita waktu mereka agar tidak sepenuhnya berdada dijalanan, misalnya seperti menulis, membaca, bermain musik, bercerita, berkarya dan lainnya. Secara konseptual dapat digambarkan dalam bagan alur pikir sebagai berikut: