Kondisi Geografis Kelurahan Sei Mati

74

5.2 Hasil Temuan

5.2.1 Informan Kunci

Nama : Syamsul S.sos Usia : 52 Tahun Alamat : Perumahan Griya Kencana Block D No. 26 Medan Tuntungan Suku : Melayu Asal : Kab. Batubara Pendidikan : S1 Pekerjaan : Manager Operasional di Yayasan KKSP Medan Agama : Islam Peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Syamsul selaku manager operasional di Yayasan KKSP Medan. Yayasan KKSP-Pusat Pendidikan dan Informasi Hak Anak mempunyai beberapa program yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat, khususnya anak-anak, diantaranya: Program Pendidikan Taman Kebajikan yang telah dimulai sejak tahun 1986 dan disistematisasi pada tahun 1997. Program tersebut bertujuan untuk melakukan pemberdayaan kelompok masyarakat dan anak yang berkaitan secara strategis untuk mengembangkan kemandirian, pandangan, pendapat dan partisipasi masyarakat dalam pendidikan anak. Pendidikan anak dilakukan melalui Taman Baca, sebagai medium peningkatan pengetahuan anak dan juga tempat masyarakat melakukan diskusi dan penambahan pengetahuan yang berkenaan dengan hak-hak anak, hak-hak buruh, hak-hak petani dan masalah sosial politik lainnya. Selain itu, peserta didik 75 mendapatkan pendidikan ketrampilan seperti pertanian, perbengkelan, kerajinan dan lainnya. Program lainnya adalah Program Community Education Anti Perdagangan Anak yang dimulai sejak tahun 2004 dan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran anak, perempuan dan masyarakat umum tentang perdagangan manusia, bahaya dan upaya pencegahannya. Program pendidikan ini dilakukan secara berkesinambungan dan bersinergi dengan program pemerintah. Implementasi program fasilitator pendidikan pencegahan perdagangan anak dan perempuan ini bekerjasama dengan institusi sekolah, dinas pendidikan, dinas sosial dan bagian pemberdayaan perempuan pada tingkat pemerintah propinsi dan kabupaten kota. Program tersebut telah berjalan di delapan kabupaten kota yang ada di Sumatera Utara, yaitu Langkat, Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Tebing Tinggi, Batu Bara, Asahan dan Tanjung Balai. Sasaran utamanya adalah anak- anak marjinal, anak sekolah dan perkumpulan perempuan di daerah-daerah yang diidentifikasi sebagai daerah pengirim dan penerima perdagangan manusia. Untuk keperluan kampanye yang lebih luas mengenai isu anti perdagangan anak, KKSP bergabung di dalam Indonesia Act, Indonesia Anti Child Trafficking dan Asia Act serta Asia Anti Child Trafficking. Program Pelatihan Fasilitator Anak, melibatkan pelajar Sekolah Menengah Umum SMU di Sumatera Utara dan anak jalanan di Medan untuk dididik menjadi seorang fasilitator pelatihan Konvensi Hak Anak bagi teman-teman seumurnya. Program ini telah berjalan sejak tahun 2003 dengan menghasilkan 25 fasilitator anak usia SMU dan 4 fasilitator anak jalanan. Materi pelatihan yang