1
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini membahas tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, pemecahan masalah, batasan pengertian, tujuan penelitian, dan
manfaat penelitian.
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan, karena tanpa pendidikan manusia tidak akan mampu berkembang. Pendidikan secara langsung maupun tidak
langsung membawa suatu perubahan ke arah kemajuan bagi suatu negara Isjoni, 2008: 78. Pendidikan akan membawa dampak besar bagi diri sendiri maupun orang lain.
Belajar merupakan perubahan pribadi terhadap lingkungan sekitarnya menurut Slameto, 2010: 2. Pendidikan memberikan kesempatan berkembang secara maksimal,
mempelajari peristiwa masa lalu, kesempatan aktif dan kreatif yaitu dalam pendidikan karakter dan tingkah laku intern Hamalik, 2009: 15. Salah satu pendidikan yang dapat
menanamkan karakter siswa adalah PKn. Mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang pokok di sekolah dan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan
kepribadian manusia. Pendidikan kewarganegaraan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen yang kuat dan konsisten untuk
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI melalui peran dan tanggung jawab sebagai warga negara.
Pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan sumber belajar yaitu guru dan siswa. Trianto 2010: 17 mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan
aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar seorang guru untuk
membelajarkan siswanya mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa. Siswa berproses dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti berpendapat pentingnya prestasi belajar untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa terhadap suatu pembelajaran sehingga mencapai tujuan yang diinginkan. Slameto 2010: 180 mengemukakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka
dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat menjadikan seseorang cenderung memiliki atau memberikan perhatiannya yang tinggi
pada suatu subjek. Peneliti berpendapat bahwa pentingnya minat belajar bagi siswa sangat penting dalam kegiatan belajar siswa karena tanpa adanya minat terhadap suatu
pelajaran, siswa tidak akan berhasil dalam mencapai tujuan pembejaran dan proses pembejaran tidak berjalan lancar. Siswa yang berminat pada pelajaran PKn akan
mempelajari PKn dengan sungguh-sungguh seperti rajin belajar, merasa senang dan adanya daya tarik dengan mempelajari PKn. Siswa yang tidak berminat cenderung
mengabaikan pelajaran. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas pengampu Mata
pelajaran PKn kelas VI SD N Gejayan pada hari kamis, 20 Maret 2014 prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan masih rendah di bawah ketuntasan
minimal. KKM untuk pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan PKn di SD N Gejayan yaitu 75. Berdasarkan hasil dokumentasi, hasil belajar mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan rendah yaitu dibawah KKM dengan rata-rata kelas 70. Presentase hasil belajar siswa yang mencapai KKM hanya 40 yaitu 8 dari 30 siswa yang sudah
mencapai KKM, dan dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dari jumlah siswa kelas VI hanya 50 yaitu 15 siswa dari 30 siswa yang minat mengikuti pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas VI, permasalahan yang dihadapi guru dalam melaksanakan pembelajaran
diantaranya adalah rendahnya minat belajar di dalam kelas karena siswa kurang aktif dan kurang bersemangat mengikuti pelajaran bahkan cenderung mengabaikan mta
pelajaran pendidikan kewarganegaraan meskipun nilainya dibawah standar ketuntasan minimal.
Suranto 2009: 3 berpendapat bahwa rendahnya prestasi belajar siswa karena guru kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Banyak model atau strategi
pembelajaran dalam usaha mengoptimalkan hasil prestasi siswa yaitu model pembelajaran Konstektual, model pembelajaran Kooperatif, model pembelajaran
Quantum, model pembelajaran Terpadu, dan model pembelajaran Berbasis Masalah PBL Sugiyanto, 2009: 56. Model pembelajaran kooperatif atau sering disebut
Coopertive Learning memiliki makna adanya kerjasama di dalam pembelajaran. Ada
enam macam pembelajaran kooperatif yaitu Student Teams Achievement Division STAD, Jigsaw, Group Investigation, Make a Match, Teams Gaes Tournament TGT
dan struktural Rusman, 2013: 213.
Peneliti menggunakan salah satu model pembelajaran kooperatif learning yaitu Jigsaw untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa terhadap Kompetensi
Dasar 2.1 Menjelaskan proses Pemilu dan Pilkada. Penggunaan model pembelajaran ini, karena mampu untuk memecahkan kesulitan siswa dalam mempelajari mata
pelajaran PKn dengan cara bekerja kelompok, meningkatkan relasi antar siswa, menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan sikap toleransi, dan guru memberikan
penghargaan kepada siswa, sehingga proses belajar mengajar lebih menarik dan mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Berdsarkan latar belakang tersebut
peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul:
‘’ Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI Pelajaran PKN Melalui Pembelajaran Kooperatif
Jigsaw II di SD N Gejayan Yogyakarta’’.
1.2 RUMUSAN MASALAH