18
Karakteristik dapat diartikan sebagai bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,
temperamen, dan watak Imam Suyitno 2011:167. Menurut Syaiful Bahri 2005:15 karakteristik masa kelas tinggi sekolah dasar
memiliki beberapa sifat khas anak-anak yaitu sebagai berikut: a Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkret,
hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membanding- bandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
b Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar. c Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata
pelajaran khusus, yang oleh para ahli ditafsirkan sebagai mulai menonjolkan faktor-faktor.
d Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya.
e Anak-anak pada masa ini gemar bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat pada aturan permainan
yang tradisional, mereka membuat peraturan sendiri. Dari penjelesan di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa
karakteristik usia SD yaitu usia 6 atau 7 tahun sampai dengan 11 atau 12 tahun. Masa usia tersebut di sekolah dasar dibagi ke dua fase
yaitu kelas rendah usia 6-8 tahun dan kelas tinggi usia 9-11 tahun. Dalam permasalahan penelitian ini peneliti menggunakan kelas
tinggi yaitu kelas V yang berumur sekitar 9-11 tahun yang masuk dalam fase operasional konkrit, dalam fase ini anak masih gemar
19
bermain sehingga metode simulasi merupakan salah satu metode yang tepat untuk dipilih dalam kegian mengajar khususnya Mata
Pelajaran IPS. Di dalam metode simulasi terdapat beberapa permain yang sudah di rancang oleh guru sehingga mereka lebih aktif dan
memiliki pengalaman baru yang bermakna. Siswa pada operasional konkret juga sudah bisa berpikir logis dan bisa menarik kesimpulan
melalui pengalaman dan pengamatan.
D. Kerangka Pikir
Adapun kerangka pikir dapat dikemukakan sebagai berikut. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib di pelajai oleh
siswa sekolah dasar, diharapkan melalui pelajaran IPS akan membentuk warga negara Indonesia yang berwawasan kebangsaan.
Hasil belajar IPS diukur menggunakan tes kognitif dan afektif. Tes kognitif yang digunakan dalam penelitian ini hanya mengingat C1,
memahami C2, menerapkan C3, menganalisis C4. Siswa diberikan soal tentang informasi yang telah mereka dapatkan baik
berupa hafalan dan pengamatan kemudian akan di uji dalam mensimulasikannya sehingga dapat mengetahui berapa jauh
pengetetahuannya yang telah dipahami selama proses pembelajaran berlangsung.
Metode yang digunakan memiliki peran yang cukup besar antara lain sebagai berikut:
20
1. Dalam pembelajaran memberikan kesempatan lebih banyak kepada siswa untuk mengelami keterlibatan lansung dalam memecahkan
masalah. 2. Kegiatan berfikir yang akan memberikan pengalaman baru bagi
siswa dan akan menghasilkan pengetahuan-pengetahuan yang baru. Metode simulasi sebagai salah satu metode yang dapat
diguanakan karena metode tersebut melatih siswa untuk keterlibatan langsung dalam menghadapi masalah sosial yang ada di masyarakat.
Metode simulasi dapat mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran IPS menjadi lebih bermakna, dan
menciptakan siswa menjadi lebih terampil dan kritis dalam memecahkan masalah dan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPS. Kegiatan belajar yang menyenangkan sehingga siswa tidak jenuh. Metode simulasi diharapkan dapat
berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPS. Dengan demikian, pengaruh pengunaan metode simulasi terhadap hasil belajar IPS
dapat digambarkan dengan kerangka berikut:
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Adapun hipotesis penelitian yang diajukan
Hasil Belajar IPS Metode Simulasi
21
sebagai berikut. Ada pengaruh positif metode simulasi terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Bakalan.
F. Definisi Operasional
1. Metode simulasi Metode simulasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
cara belajar yang melibatkan siswa secara langsung untuk memerankan peristiwa tentang “Perjuangan Para Tokoh Pejuang
dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia”. 2. Hasil belajar IPS
Hasi belajar yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah ranah kognitif dan afektif. Dalam ranah kognitif hanya akan
digunakan empat tingkatan hasil belajar yaitu mengingat C1, memahami C2, menerapkan C3, menganalisis C4. Pada ranah
afektif terdap lima taksonom yang digunakan yaitu menerima, menanggapi dan menghargai.