Validitas Instrumen METODE PENELITIAN

32 q : � � = − Suharsimi Arikunto, 2010: 231. Koefisien alpha lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi 5 maka butir tersebut dinyatakan reliabel dan sebaliknya jika koefesian alpha lebih kecil dari r tabel dengan taraf signifikan 5, maka soal tersebut dinyatakan tidak reliabel. Bila koefisien reliabilitas telah dihitung, maka untuk menentukan keeratan hubungan dapat digunakan kriteria Guilford, yaitu: a. 0,20 : Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan b. 0,20 - 0,40 : Hubungan yang kecil tidak erat c. 0,40 - 0,70 : Hubungan yang cukup erat d. 0,70 - 0,90 : Hubungan yang erat reliabel e. 0,90 - 1,00 : Hubungan yang sangat erat sangat reliabel f. 1,00 : Hubunga yang sempurna Wilda Mutiara Kafa, 2012:67. Setelah dilakukan dengan bantuan komputer program uji reliabilitas KR-20, maka hasil reliabilitas butir dari variabel hasil belajar didapat reliabilitas KR-20 sebesar 0,286. Kemudian dikonsultasikan dengan tabel korelasi product moment dengan N sebanyak 51 pada taraf signifikan 5 ternyata reliabilitas hitungan lebih besar dibandingkan dengan r kritik dalam tabel 0,297. Dengan demikian apabila dikoefisiankan maka korelasi tersebut termasuk kedalam katagori sempurna. 33

H. Teknik Analisis Data

1. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dari lapangan disajikan dalam statistik inferensial. Statistik inferensial adalah statisik yang berkaitan dengan pengambilan keputusan penarikan kesimpulan dari data yang telah dicatat dan diringkas Singgih Santoso, 2014: 1. Statistik inferensial dapat menggunakan dua metode, yaitu statistik parametris dan non parametris. Peneliti menggunakan statistik parametris. Statistik parametris memiliki ciri, yaitu: 1 data berdistribusi normal, 2 tipe data nominal atau ordinal Singgih Santoso, 2014: 4. Sebelum menggunakan statistik inferensial, statistik deskriptif digunakan terlebih dahulu sebagai pengantar. Langkah- langkah yang dilakukan pada tahap deskriptif data ini adalah membuat rangkuman distribusi data pre test dan post test dari hasil statistik deskriptif dan membandingkan mean atau rerata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan sesudah diberi treatment dengan menggunakan metode simulasi di bantu program SPSS 15 for windows.

2. Uji Persyaratan Analisis

Dalam penelitian ini uji prasyarat analisis yang dilakukan adalah uji normalitas dan homogenitas. Sedangkan uji linearitas pada penelitian ini tidak digunakan karena hanya ada satu data yang dihasilkan setelah dilakukan penelitian yaitu hasil belajar. 34

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti sebaran baku normal atau tidak. Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah uji statistik one-sample Kolmogorov-Smirnov tes. Uji normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 15.0 for Windows. Kriteria yang digunakan jika Kuantitatif D hasil perhitungan lebih kecil dari K D tabel atau nilai sig lebih besar dari 0,05, maka dinyatakan seberan datanya berdistribusi normal. Sedangkan apabila K D hasil perhitungan lebih besar dari K D tabel, atau nilai sig lebih kecil dari 0,05, maka sebaran datanya berdistribusi tidak normal Wilda Mutiara Kafa, 2012: 69.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kelompok data berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Suharsimi Arikunto 2010:363-364 mengemukakan bahwa uji homogenitas menjadi sangat penting apabila peneliti bermaksud melakukan generalisasi untuk hasil penelitiannya serta penelitian yang data penelitinya diambil dari kelompok-kelompok terpisah yang berasal dari satu populasi. Kriteria yang digunakan dalam pengujian homogenitas adalah apibila uji leneni lebih kecil dari pada 35 nilai tabel, atau nilai sig lebih besar dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa populasi dalam kelompok bersifat homogen atau memiliki kesamaan dan sebaliknya.

3. Uji Hipotesis

a. Uji t independent

Jika data hasil penelitian telah memenuhi persyaratan, maka dapat diadakan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan. Uji hipotesis penelitian ini merupakan uji hipotesis komparatif. Uji hipotesis komparatif merupakan uji parameter populasi yang berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk perbandingan atau pun dengan keadaan variabel yang terdiri dari dua sampel atau lebih Sugiyono, 2007: 209. Jika distribusinya mendekati distribusi normal maka uji signifikansi koefisien korelasi menggunakan rumus z Singgih Santoso, 2014: 131. Jika distribusi tidak normal, maka pengujian hipotesis menggunakan dua teknik yaitu teknik Wilcoxon dan Mann-Whitney. Uji Wilcoxon bertujuan untuk menguji hipotesis dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal Sugiyono, 2007: 131. Uji hipotesis ini digunakan untuk menguji beda pre test dan post test di masing-masing kelas. Uji Mann-Whitney untuk menguji hipotesis dua sampel bebas tidak bergantung satu sama lain jika data termasuk statistik nonparametrik Singgi 36 Santoso, 2014: 104-105. Uji hipotesis ini digunakan untuk menguji beda kelas saat pre test maupun post test. Rumus yang digunakan sebagai berikut: � = − √∑ + ∑ + − + Keterangan: M = nilai rata-rata hasil per kelompok N = banyaknya subjek x = deviasi setiap nilai x 2 dan x 1 y = deviasi setiap nilai y 2 dari mean Y 1 Data hasil belajar kategori nilai pre test-post test kelompok kontrol dan eksperimen menggunakan data kuantitatif dari mean yang diperoleh kemudian dikonversikan ke dalam data kuantitatif skala 5 menggunakan rumus sebagai berikut: Rumus Klasifikasi X �̅ i + 1,8 x sb i Sangat Baik �̅ i + 0,6 x sb i X ≤ �̅ i + 1,8 xsb i Baik �̅ i – 0,6 x sb i X ≤ �̅ i + 0,6 x sb i Cukup �̅ i -1,8 x sb i X ≤�̅ i – 0,6 x sb i Kurang X ≤ �̅ i – 1,8 x sb i Sangat Kurang Eko Putro Widoyoko, 2010: 238 Keterangan: �̅ i Rerata ideal = ⁄ skor maksimum ideal + skor minimum ideal. Sb i Simpangan baku ideal = 6 ⁄ skor maksimum ideal – skor minimum ideal. X = Skor empiris 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Pelaksanaan penelitian dilakasanakan pada bulan Mei 2015 di SD Bakalan Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul Yogyakarta, pada kelas VA dan VB. Pada pelaksanaan penelitian , jumlah waktu dalam proses pembelajaran yang diberikan terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama yaitu 3 kali pertemuan atau 6 jam pembelajaran. Materi yang digunakan dalam penelitian ini juga sama yaitu Perjuangan Para Tokoh Pejuang Dalam Mempertahankan Indonesia. Kelas VA dan VB diajarkan oleh guru yang berbeda namun memiliki kemampun sama atau setara. Kedua kelas tersebut mempunyai karakteristik yang hampir sama baik dari hal jumlah, usia, serta kemampuan, hal ini dibuktikan dengan tidak adanya kelas unggulan maupun kelas biasa. Adapun rincian jumlah siswa kedua kelas tersebut sebagai berikut: Tabel 5. Daftar Siswa Kelas V SD Bakalan. No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah 1. V A eksperimen 13 15 28 2. VB kontrol 19 10 29 Sumber: Daftar Siswa Kelas V SD Bakalan Pada tabel di atas menunjukkan bahwa ada keseimbangan berdasarkan jenis kelamin antara kelas VA dan VB. Pembagian tersebut