Deferred tax continued Administrasi Administration

480 Laporan Tahunan PERTAMINA 2014 | PERTAMINA Annual Report 2014 PT PERTAMINA PERSERO DAN ENTITAS ANAKAND SUBSIDIARIES Lampiran 5113 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 Dinyatakan dalam ribuan Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2014 AND 2013 Expressed in thousands of US Dollars, unless otherwise stated 38. PERPAJAKAN lanjutan

38. TAXATION continued e. Pajak tangguhan lanjutan

e. Deferred tax continued

Pada tanggal 31 Desember 2014, Perusahaan mengakui aset pajak tangguhan dari rugi fiskal yang dibawa ke masa depan sejumlah US221.549 2013: US365.269, yang mencerminkan estimasi laba kena pajak tahun 2015 sampai dengan 2019 yang dapat direalisasi sebesar US886.196. Sisa dari rugi fiskal yang ada tidak diakui sebagai aset pajak tangguhan. At 31 December 2014, the Company recognised deferred tax assets arising from tax losses carried forward of US221,549 2013: US365,269, which represent estimated realisable future taxable income from 2015 to 2019 of US886,196. The remaining tax losses carried forward are not recognised as deferred tax asset. Rincian rugi fiskal Perusahaan yang dapat dikompensasi ke laba fiskal adalah sebagai berikut: The Company’s tax losses carried forward are as follows: Nilai rugi fiskal Tahun berakhir TahunYear Fiscal loss amount Expiry date 2013 1,391,478 2018 2014 878,421 2019 Aset dan liabilitas pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 telah memperhitungkan tarif pajak yang berlaku untuk setiap periode yang terkait. Deferred tax assets and liabilities as at 31 December 2014 and 2013 have been calculated taking into account the applicable tax rates for each respective period.

f. Administrasi

f. Administration

Undang-undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia mengatur bahwa masing-masing entitas dalam Grup menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang secara individu. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Direktur Jenderal Pajak “DJP” dapat menetapkan atau mengubah jumlah pajak terutang dalam jangka waktu tertentu. Untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya, jangka waktu tersebut adalah sepuluh tahun sejak saat terutangnya pajak tetapi tidak lebih dari tahun 2013, sedangkan untuk tahun pajak 2008 dan seterusnya, jangka waktunya adalah lima tahun sejak saat terutangnya pajak. The taxation laws of Indonesia require that each company in the Group within Indonesia submits individual tax returns on the basis of self asessment. Under prevailing regulations the Director General of Tax “DGT” may assess or amend taxes within a certain period. For the fiscal years of 2007 and before, this period is within ten years of the time the tax become due, but not later than 2013, while for the fiscal years of 2008 and onwards, the period is within five years of the time the tax becomes due. g. Pemeriksaan pajak g. Tax audit