Asumsi Outlier Analisis Kesesuaian Model Goddness-of-Fit

commit to user 64 Dari tabel IV.14 terlihat hasil pengujian normalitas data dalam penelitian ini. Evaluasi normalitas diidentifikasi baik secara univariate maupun multivariate. Secara univariate nilai-nilai dalam C.R skewness menunjukkan nilai 2. Sedangkan untuk nilai-nilai dalam C.R kurtosis, semua item pertanyaan menunjukkan nilai 7. Dengan demikian secara univariate tidak terdistribusi secara normal. Nilai yang tertera dipojok kanan bawah pada tabel IV.13 menandakan bahwa data dalam penelitian ini terdistribusi normal secara multivariate dengan nilai C.R kurtosis 8,672. Normalitas univariate dan multivariate terhadap data yang digunakan dalam analisis ini diuji dengan menggunakan AMOS versi 16.

3. Asumsi Outlier

Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim yang memiliki karakteristik unik dari observasi lainnya dan muncul dalam bentuk ekstrim baik untuk variabel tunggal maupun variabel observasi Hair et al, dalam Ferdinand 2002. Dalam analisis multivariate adanya outlier dapat diuji dengan statistic chi-square χ 2 terhadap nilai Mahalanobis pada tingkat signifikansi p 0,001 dengan degree of freedom sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian Ferdinand,2002. Dalam penelitian ini digunakan 18 variabel indikator. Oleh karena itu, semua kasus yang mempunyai Mahalanobis Distance lebih besar dari χ 2 35,0,001= 34,805 adalah multivariate outliers. commit to user 65 Tabel IV.15 Jarak Mahalanobis Distance Data Penelitian Observation number Mahalanobis d-squared Jarak Mahalobis kritis 18,0,01 9 33.924 34,805 10 33.327 11 33.210 40 32.707 70 32.707 100 32.707 92 25.632 62 25.632 32 25.632 120 23.862 Sumber: Data yang diolah, 2010 Pada tabel IV.15 diatas menunjukkan bahwa tidak ada kasus yang dapat dikategorikan sebagai outliers, karena tidak ada nilai yang melebihi nilai χ 2 35,0,001= 34,805

4. Analisis Kesesuaian Model Goddness-of-Fit

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, langkah pertama adalah menilai kesesuaian goodness-of-fit yaitu untuk mengukur pengaruh variabel pemoderasi dalam SEM. Untuk mendapatkan kriteria model yang dapat diterima, peneliti mengestimasi hubungan korelasi antar error term yang tidak memerlukan justifikasi teoritis dan memiliki nilai modification indicies besar. Modification indicies diketahui melalui output AMOS 16.0 yang menunjukkan hubungan-hubungan yang perlu diestimasi, yang sebelumnya tidak terdapat dalam model supaya terjadi penurunan pada nilai chi-square sehingga mendapatkan model penelitian yang baik. Cara ini dilakukan untuk mendapatkan nilai goodness of fit model yang commit to user 66 memenuhi syarat. Error term yang dikorelasikan dapat dilihat pada lampiran. Tabel IV.16 menunjukkan Goodness of fit yang telah dimodifikasi. Tabel IV.16 Hasil Goodness of Fit Sesudah Modifikasi Goodness of Fit Indeks Nilai yang diharapkan Hasil Evaluasi χ 2 -Chi Square Diharapkan kecil 123,3 - Df - 95 - Probabilitas ≥ 0,05 0,27 - CMINdf 2 1,297 Baik AGFI ≥ 0,9 0,834 Marginal GFI ≥ 0,9 0,906 Baik CFI ≥ 0,9 0,983 Baik TLI ≥ 0,9 0,973 Baik RMSEA 0,08 0,048 Baik Sumber: Data Primer yang diolah, 2010 Tujuan analisis Chi-Square χ 2 adalah mengembangkan dan menguji model yang sesuai dengan d ata. Dalam pengujian ini nilai χ 2 yang rendah dan menghasilkan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 akan mengindikasikan tidak ada perbedaan yang signifikan antara matriks kovarian data dan matrik kovarian yang diestimasi. Chi-Square sangat sensitif terhadap ukuran sampel. Nilai χ 2 pada penelitian ini sebesar 123,3 dengan probabilitas 0,27 menunjukkan bahwa model penelitian yang diajukan dapat diterima. Normed Chi-Square CMINDF adalah ukuran yang diperoleh dari nilai Chi-Square dibagi dengan degree of freedom. Indeks ini merupakan indeks kesesuaian parsimonious yang mengukur hubungan goodness-of- Fit model dengan jumlah koefisien-koefisien estimasi yang diharapkan commit to user 67 untuk mencapai tingkat kesesuaian. Nilai CMINDF pada model ini adalah 1,297 menunjukkan bahwa model penelitian ini fit. Goodness of Fit Indeks GFI mencerminkan tingkat kesesuaian model secara keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang diprediksi dibandingkan data yang sebenarnya. Nilai yang mendekati 1 mengisyaratkan model yang diuji memiliki kesesuaian yang baik. Dengan tingkat penerimaan yang direkomendasikan ≥0,9 dapat disimpulkan bahwa model memiliki tingkat kesesuaian yang baik dengan nilai GFI sebesar 0,906 Adjusted Goodness of Fit Index AGFI adalah GFI yang disesuaikan dengan rasio antara degree of freedom dari model yang diusulkan dan degree of freedom dari null model. Nilai AGFI dalam model ini adalah 0,834 menunjukkan tingkat kesesuaian yang marginal. Tucker Lewis Index TLI merupakan alternative incremental fit index yang membandingkan model yang diuji dengan baseline model. TLI merupakan indeks kesesuaian model yang kurang dipengaruhi oleh ukuran sampel. Nilai yang direkomendasikan ≥0,9 dapat disimpulkan bahwa model menunjukkan tingkat kesesuaian yang baik dengan nilai TLI sebesar 0,973. Comparative Fit Index CFI adalah indeks kesesuaian incremental yang membandingkan model yang diuji dengan null model. Besaran indeks ini adalah dalam rentang 0 nol sampai1 satu dan nilai yang mendekati 1 mengindikasikan model memiliki tingkat kesesuaian yang commit to user 68 baik. Indeks ini sangat dianjurkan untuk dipakai karena indeks ini relatif tidak sensitif terhadap besarnya sampel dan kurang dipengaruhi oleh kerumitan model. Dengan memperhatikan nilai yang direkomendasikan ≥0,9 maka nilai CFI sebesar 0,983 menunjukkan bahwa model ini memiliki kesesuaian yang baik. The Root Mean Squar Error of Approximation RMSEA adalah indeks yang digunakan untuk mengkompensasi nilai Chi-Square dalam sampel yang besar. Nilai penerimaan yang direkomendasikan ≤ 0,08 maka nilai RMSEA sebesar 0,048 menunjukkan tingkat kesesuaian yang baik. Berdasarkan keseluruhan pengukuran goodness-of-fit tersebut diatas mengindikasikan bahwa model yang diajukan dalam penelitian dapat diterima.

5. Analisis Koefisien Jalur

Dokumen yang terkait

PENGARUH TRUST DAN PERCEIVED VALUE TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PERBANKAN SYARIAH DI KOTA BANDA ACEH : KEPUASAN PELANGGAN SEBAGAI VARIABLE MEDIASI

0 10 1

Analisis Pengaruh Experiential Marketing Dan Brand Trust Terhadap Kepuasan Konsumen Dan Dampaknya Terhadap Loyalitas Merek (Studi Kasus Pada Mahasiswa Pengguna Laptop Merek Asus)

6 68 260

ANALISIS PENGARUH PERCEIVED SERVICE QUALITY TERHADAP CUSTOMER LOYALTY DENGAN CORPORATE IMAGE, TRUST, PERCEIVED SWITCHING COST SEBAGAI VARIABEL MEDIASI PADA PELANGGAN SPEEDY

0 6 107

Pengaruh Brand Experience pada Brand Loyalty : Brand Satisfaction dan Brand Trust Sebagai Variabel Mediasi (Studi pada : Konsumen Cafe Branded).

5 40 33

Pengaruh Satisfaction pada Cutomer Advocacy: Trust, Commitment, Loyalty Sebagai Variabel Mediasi (Studi pada Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha Bandung).

1 2 36

Pengaruh Perceived Deception pada Consumer Loyalty Intentions: Consumer Satisfaction Sebagai Mediasi: Consumer's Attitude Toward Internet Sebagai Moderasi (Studi Kasus pada Konsumen Online Shop).

1 7 30

Pengaruh Perceived Value pada Brand Loyalty: Brand Trust dan Brand Affect Sebagai Variabel Mediasi.

4 6 30

Pengaruh Perceived Service Quality dan Perceived Value pada Trust: Satisfaction sebagai Variabel Mediasi.

0 0 20

Pengaruh Perceived Value Pada Customer Loyalty : Customer Satisfaction Sebagai Faktor Mediasi (Studi Kasus Motor Honda).

1 3 26

ANALISIS PENGARUH SERVICE QUALITY DAN PRODUCT QUALITY TERHADAP CUSTOMER LOYALTY DENGAN MEDIASI PERCEIVED VALUE DAN CUSTOMER SATISFACTION (Studi Kasus Pada Pelanggan Skincare ELLA di Surakarta).

0 0 14