Analisis Pasar dan Pemasaran Analisis Teknik dan Teknologi

25 Mulai Pencarian data 1. Jumlah permintaan biskuit balita 2. Harga biskuit balita Analisis peluang pasar biskuit lele Analisis struktur pasar dengan pesaing Persentase pangsa pasar yang dapat diraih Selesai

a. Analisis Pasar dan Pemasaran

Aspek-aspek yang dikaji pada analisis pasar dan pemasaran meliputi proyeksi permintaan dan penawaran, pangsa pasar yang mungkin diraih, perilaku konsumen, dan strategi pemasaran untuk mencapai pangsa pasar tersebut. Semua aspek tersebut diukur dengan teknik yang sesuai dengan kebutuhan penelitian dan sumber data yang diperoleh. Setelah diketahui jumlah permintaan biskuit balita dan jumlah yang diproduksi di Indonesia, maka peluang pasar akan didapatkan dari selisih nilai tersebut. Setelah diketahui pangsa pasar yang dapat diraih, maka diperlukan strategi pemasaran, diantaranya dengan segmentasi segmenting, penentuan target pasar targeting, penentuan posisi di pasar positioning, serta bauran pemasaran marketing mix. Langkah-langkah dalam analisis pasar dan pemasaran ini dapat dilihat pada Gambar 3.2. Gambar 3.2 Alir Proses Analisis Pasar dan Pemasaran

b. Analisis Teknik dan Teknologi

Analisis teknik dan teknologi meliputi ketersediaan bahan baku, penentuan kapasitas produksi dan lokasi, pemilihan teknologi proses, mesin, dan peralatan, neraca massa, dan perencanaan tata letak, kebutuhan luas ruang produksi, dan site plant dari pabrik tersebut. Alir proses analisis aspek teknik dan teknologi dapat dilihat pada Gambar 3.3. 26 Gambar 3.3 Alir Proses Analisis Aspek Teknik dan Teknologi Ketersediaan bahan baku dianalisis dengan melihat data produksi, penggunaan, dan ekspor ikan lele dumbo. Jika bahan baku tidak terpenuhi di satu lokasi penghasil ikan lele dumbo, maka dilakukan pencarian terhadap lokasi lain yang juga menghasilkan ikan lele dumbo. Penentuan kapasitas produksi dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan bahan baku, pasar, dan kemampuan investasi. Ketiga komponen tersebut dianalisis sehinggga didapatkan kapasitas produksi industri tepung dan biskuit berbasis tepung ikan lele dumbo ini. Penentuan lokasi pabrik dilakukan dengan metode perbandingan eksponensial MPE. MPE merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang mengkuantifikasi pendapat seseorang atau lebih dalam skala tertentu. Pada prinsipnya ia merupakan metode skoring terhadap pilihan yang ada. Dengan perhitungan secara eksponensial, perbedaan nilai antar kriteria dapat dibedakan tergantung kepada kemampuan orang yang menilai. Mulai Pencarian data bahan baku Penentuan alternatif bahan baku Penentuan alternatif lokasi Penentuan kapasitas produksi Selesai Lokasi pabrik terpilih Pemilihan teknologi proses produksi, mesin, dan peralatan Penyusunan neraca massa Penyusunan tata letak pabrik dan kebutuhan luas ruang produksi 27 Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pemilihan keputusan dengan MPE adalah sebagai berikut. 1. Penentuan alternatif keputusan. 2. Penyusunan kriteria keputusan yang akan dikaji. 3. Penentuan derajat kepentingan relatif setiap kriteria keputusan dengan menggunakan skala konversi tertentu sesuai keinginan pengambil keputusan. 4. Penentuan derajat kepentingan relatif dari setiap alternatif keputusan. 5. Pemeringkatan nilai yang diperoleh dari setiap alternatif keputusan. Maarif, 2003 Menurut Maarif 2003, formulasi perhitungan total nilai setiap pilihan keputusan adalah sebagai berikut: Rkij = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada keputusan ke-i, yang dapat dinyatakan dengan skala ordinal 1,2,3,4,5. TKKj = derajat kepentingan kriteria keputusan, yang dinyatakan dengan bobot. n = jumlah pemilihan keputusan m = jumlah kriteria keputusan Hal terpenting dalam penerapan MPE adalah penentuan derajat kepentingan bobot dari setiap kriteria yang ditetapkan, karena akan mempengaruhi nilai akhir dari setiap pilihan keputusan. Bobot memiliki sifat sebagai berikut. 0 we = “bobot” e = “1,2,…,k” we = “1” Wk, artinya tujuan kriteria e lebih penting dari tujuan kriteria k. Ketika We = Wk, artinya tujuan kriteria e sama penting dari tujuan kriteria k. Berikut ini adalah beberapa metode penentuan bobot. 1. Langsung Artinya pemberian bobot bersifat subjektif, disini pemberian bobot oleh seseorang dilakukan secara langsung tanpa melakukan perbandingan relatif terhadap kriteria lainnya. Biasanya dilakukan oleh orang yang mengerti, paham, dan berpengalaman dalam menghadapi masalah keputusan yang dihadapi. 2. Metode Eckenrode Konsep ini adalah melakukan perubahan urutan menjadi nilai, dimana urutan 1 dengan tingkat nilai tertinggi, urutan 2 dengan tingkat nilai dibawahnya, dan seterusnya. 28 Pemilihan jenis teknologi dan proses produksi didasarkan pada kemudahan proses produksi dan prakiraan biaya produksi. Pemilihan mesin dan peralatan ditentukan berdasarkan teknologi dan proses produksi yang dipilih. Neraca massa disusun untuk melihat laju alir, jumlah input, dan jumlah output masing-masing komponen bahan pada setiap proses. Neraca energi disusun untuk melihat kesetimbangan energi di setiap proses dan keseluruhan proses serta menghitung jumlah energi yang dibutuhkan pada setiap proses dan keseluruhan proses. Penentuan tata letak pabrik dilakukan dengan menganalisis keterkaitan antar aktivitas, kemudian menentukan kebutuhan luas ruang dan alokasi area. Untuk menganalisis keterkaitan antar aktivitas, perlu ditentukan derajat hubungan aktivitas. Derajat hubungan aktivitas dapat diberi tanda sandi sebagai berikut.  A absolutely necessary menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan harus saling berdekatan dan bersebelahan.  E especially important menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan harus bersebelahan.  I important menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan cukup berdekatan.  O ordinary menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan tidak harus saling berdekatan.  U unimportant menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan bebas dan tidak saling mengikat.  X undesirable menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan harus saling berjauhan atau tidak boleh saling berdekatan. Sandi derajat hubungan aktivitas diletakkan pada bagian dalam kotak peta keterkaitan antar aktivitas. Alasan-alasan yang mendukung kedekatan hubungan meliputi keterkaitan produksi, keterkaitan pekerja, dan aliran informasi. Alasan keterkaitan produksi meliputi urutan aliran kerja, penggunaan peralatan, catatan, dan ruang yang sama, kebisingan, kotor, debu, getaran, serta kemudahan pemindahan barang. Alasan keterkaitan pekerja meliputi penggunaan karyawan yang sama, pentingnya berhubungan, jalur perjalanan, kemudahan pengawasan, pelaksanaan pekerjaan serupa, perpindahan pekerja, dan gangguan pekerja. Alasan informasi meliputi penggunaan catatan yang sama, hubungan kertas kerja, dan penggunaan alat komunikasi yang sama Apple,1990. Pada peta keterkaitan antar aktivitas, alasan-alasan pendukung ini disesuaikan penempatannya dalam kotak agar tidak tumpang tindih dengan kode derajat hubungan antar aktivitas. Tahapan proses dalam merencanakan peta keterkaitan antar aktivitas adalah sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi semua kegiatan penting dan kegiatan tambahan. 2. Membagi kegiatan tersebut ke dalam kelompok kegiatan produksi dan pelayanan. 3. Mengelompokkan data aliran bahan atau barang, informasi, pekerja, dan lainnya. 4. Menentukan faktor atau subfaktor mana yang menunjukkan keterkaitan produksi, pekerja, dan aliran informasi 5. Mempersiapkan peta aliran aktivitas. 29 6. Memasukkan kegiatan yang sedang dianalisis ke sebelah kiri peta keterkaitan aktivitas. Urutannya tidak mengikat, namun dapat juga diurutkan menurut logika ketergantungan kegiatan. 7. Memasukkan derajat hubungan antar aktivitas di dalam kotak yang tersedia. Peta keterkaitan antar aktivitas yang telah dibuat kemudian diolah lebih lanjut menjadi diagram keterkaitan antar aktivitas. Berikut ini tahapan proses pembuatan diagram keterkaitan antar aktivitas. 1. Mendaftar semua kegiatan pada templet kegiatan diagram keterkaitan aktivitas. 2. Memasukkan nomor kegiatan dari peta keterkaitan aktivitas pada sisi pojok dan tengah setiap templet kegiatan diagram keterkaitan aktivitas untuk menunjukkan derajat kedekatan antar aktivitas. 3. Melanjutkan prosedur untuk setiap templet yang tersedia sampai keseluruhan kegiatan tercatat. 4. Menyusun model dalam sebuah diagram keterkaitan aktivitas, memasangkan yang A terlebih dahulu, kemudian E, dan seterusnya. 5. Menggambarkan pola aliran sederhana. Dari hasil lembar kerja diagram keterkaitan antar aktifitas yang telah dilakukan, kemudian dilakukan pengalokasian aktifitas dengan menggunakan metode Total Closeness Rating TCR, yang dirumuskan sebagai berikut: ∑ Keterangan : Vrij = Derajat hubungan aktifitas yang diberikan pada aktifitas i dan j m = Jumlah aktifitas Perancangan tata letak pabrik didasarkan atas diagram alir proses produksi dan diagram keterkaitan aktifitas yang telah ditentukan sebelumnya. Selanjutnya tata letak pabrik disusun dengan denah yang efektif dan efisien serta disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Keefektifan dan keefisienan perancangan pabrik ini diperoleh dari minimalnya jarak perpindahan bahan, keteraturan tempat kerja, dan runutnya aliran proses. Kebutuhan luas ruang produksi tergantung pada jumlah mesin dan peralatan, tenaga kerja atau operator yang menangani fasilitas produksi, serta jumlah dan jenis sarana yang mendukung kegiatan produksi.

c. Analisis Manajemen dan Organisasi