b. aktifitas bakterisid yaitu antibiotika yang membunuh pertumbuhan sel mikroba Setiabudy,1995.
3. Pencegahan dan Pengobatan PMS dengan Antibiotika
1. Gonore GO
Pencegahan: tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah salah satu cara yang 100 efektif untuk
pencegahan. Kondom dapat mengurangi tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini.
Pengobatan: infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotika, namun pengobatan tersebut tidak dapat menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum
pengobatan dilakukan. Antibiotika yang dapat digunakan dalam penyakit ini adalah
Macam-macam obat yang dapat dipakai adalah : 1 penisilin
Penisilin yang efektif ialah penisilin G prokain akua. Dosis 3-4,8 juta unit ditambah 1 gram probenesid. Obat tersebut dapat menutup gejala sifilis.
Kontraindikasinya ialah alergi penisilin. 2 ampisilin dan amoksisilin
Ampisilin dosisnya ialah 3,5 gram ditambah 1 gram probenesid, dan amoksisilin 3 gram ditambah 1 gram probenesid. Suntikan ampisilin tidak
dianjurkan. Kontraindikasinya ialah alergi penisilin. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 sefalosporin Sefriakson generasi ke-3 cukup efektif dengan dosis 250 mg i.m.
Sefoperazon dengan dosis 0,50 sampai 1,00 g secara i.m. Sefiksim 400 mg merupakan obat pilihan baru dari golongan sefalosporm yang dapat diberikan
secara oral. Dosis ini cukup aman dan efektif untuk mengobati gonore tanpa komplikasi di semua tempat. Obat ini dapat menutupi gejala sifilis.
4 spektinomisin Dosisnya ialah 2 gram i.m baik untuk penderita yang alergi penisilin, yang
mengalami kegagalan pengobatan dengan penisilin, dan terhadap penderita yang juga tersangka menderita sifilis karena obat ini tidak menutupi gejala
sifilis. Namun obat ini relatif tidak efektif untuk infeksi gonore pada farings. 5 kanamisin
Dosisnya 2 gram i.m. Kebaikan obat ini sama dengan spektinomisin. 6 tiamfenikol
Dosisnya 2,5-3,5 gram, secara oral. Tidak dianjurkan pemakaian pada kehamilan.
7 kuinolon Obat yang menjadi pilihan adalah ofloksin 400 mg dan siprofloksasin 500 mg,
secara oral. Obat dosis tunggal yang tidak efektif lagi untuk pengobatan gonore
saat ini adalah tetrasiklin, streptomisin, dan spiramisin. Obat-obatan yang dapat digunakan untuk pengobatan gonore dengan galur NGPP ialah
spektinomisin, kanamisin, sefalosporin, ofloksasin, sefiksim, dan tiamfenikol. Peningkatan frekuensi timbulnya galur pengobatan gonore dengan penisilin
dan derivatnya perlu dipikirkan efektivitasnya Daili, 2001. 2. Sifilis
Pencegahan: tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang
100 efektif mencegah penularan sifilis. Kondom dapat mengurangi tetapi tidak menghilangkan risiko tertular penyakit ini melalui hubungan seksual. Masih ada
kemungkinan tertular sifilis walaupun memakai kondom yaitu melalui luka yang ada di daerah kelamin. Usaha untuk mencegah kontak non seksual dengan luka,
ruam atau lapisan bermukosa karena adanya sifilis juga perlu dilakukan. Pengobatan: menggunakan antibiotika, namun kerusakan yang terjadi
pada organ tubuh yang telah terjadi tidak dapat diperbaiki. Pengobatan sifilis dini
primer, sekunder, laten dini tidak lebih dari 2 tahun. 1 Penisilin G benzatin 2,4 unit satu kali suntikan i.m, atau
2 Penisilin G prokain dalam akua 600.000 unit i.m selama 10 hari. Pemberian 10 hari pada sifilis primer seronegatif, sedangkan pada keadaan
seropositf dan sifilis sekunder diberikan selama 14 hari. Pada laten dini sering sulit diketahui lamanya infeksi, sebaiknya dilakukan pemeriksaan cairan
sumsum tulang belakang, sebab bila ada kelainan, diagnosis sudah menunjukkan neurosifilis asimtomatik sehingga pemberian penisilin perlu
selama 21 hari. Pengobatan terhadap sifilis dini dan yang alergi terhadap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI