selama 6 bulan sehingga mereka sudah dapat menyesuaikan dengan lingkungan disekitarnya dan sudah cukup untuk mengenal dan tahu akan risiko pekerjaannya.
11,1 6,9
8
10 20
30 40
50
Persent ase
Lama Kerja
6 Bulan-2 Tahun 3-4Tahun
5 Tahun
Gambar 7. Persentase peningkatan nilai perilaku PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 berdasarkan faktor lama kerja
Dari persentase lama kerja ini diketahui bahwa paling tinggi diduduki oleh PSK dengan masa kerja 6 bulan sampai 2 tahun yaitu 11,1 diikuti persentase
sebesar 8 oleh mereka yang bekerja 5 tahun dan 3 sampai 4 tahun sebesar 6,9 angka persentase paling tinggi pada responden lama kerja 6 bulan sampai 2 tahun ini
menunjukkan bahwa edukasi tentang PMS dan penggunaan antibiotika yang rasional merupakan hal yang baru bagi mereka sehingga mereka lebih menyimak edukasi
yang diberikan, pengetahuan ini menambah wawasan mereka dan mempengaruhi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mereka pada perubahan perilaku sehat diantaranya mau menggunakan kondom sebagai satu-satunya cara yang sampai saat ini dianggap paling aman dalam
mencegah penularan PMS dan HIVAIDS, mengerti dan tahu bahwa antibiotika bukan obat yang membebaskan mereka dari segala macam penyakit jika diminum
tiap hari. Persentase peningkatan nilai mereka yang bekerja lebih dari tiga tahun
justru lebih rendah dikarenakan seringnya pemberian edukasi yang serupa membuat mereka merasa sudah tahu dan pada akhirnya kurang memperhatikan edukasi dalam
penelitian ini, sehingga tidak mengubah perilaku mereka dalam mencegah PMS dan penggunaan antibiotika yang rasional.
D. Pengetahuan Responden tentang PMS dan Penggunan Antibiotika
berdasarkan Hasil Wawancara di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta 2006 1.
Pengetahuan Tentang Penyakit Menular Seksual PMS
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di lokasi Pasar Kembang seluruh responden yang diwawancarai mengetahui akan PMS walaupun tidak secara
rinci dan jelas penyakit serta gejalanya namun setidaknya mereka mengetahui bahwa PMS adalah penyakit tergolong berbahaya dan menular yang perlu untuk diwaspadai
dan dicegah. Pada awalnya responden ada yang menjawab tidak tahu tetapi setelah diarahkan mereka sebenarnya tahu namun tidak mengenal istilahnya. Beberapa PMS
yang telah popular atau dikenal mereka seperti GO, sifilis, klamidia, kutu kelamin dan HIVAIDS walaupun gejala-gejala spesifiknya belum dipahami betul.
2. Pengetahuan Tentang Antibiotika
Dari hasil wawancara 10 orang responden di lokasi Pasar Kembang diketahui bahwa semuanya mengetahui tentang antibiotika. Pengetahuan ini mereka
dapat dari pengalaman sesama teman dalam satu komunitasnya, ada juga yang mengetahui dari klinik GL “Griya Lentera” dokter di klinik tersebut sampai dengan
apotek tempat mereka membeli obat.
3. Tempat Mendapatkan Antibiotika
Pada sebagian besar PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta mendapatkan antibiotika dari apotek atau sekitar 80 sehingga mereka seharusnya
mendapatkan informasi yang penting tentang antibiotika tersebut. Namun pada kenyataanya yang didapat pada saat mereka membeli obat antibiotika di apotek tidak
ada bedanya dengan ketika mereka membeli di warung karena tanpa mendapat informasi yang jelas. Apotek tidak seharusnya menjual dan melayani obat antibiotika
tanpa resep. Apotek seharusnya sebagai salah satu penyedia jasa pelayanan kesehatan terutama dalam pendistribusian obat ke masyarakat diharapkan dapat memberikan
model pelayanan kesehatan yang benar dan sesuai prosedur. Apoteker disini sebagai penanggungjawab diharapkan dapat menerapkan prinsip KIE demi tercapainya
perilaku sehat di masyarakat. Informasi yang diberikan berupa aturan pakai, dosis, lama pemakaian, dan fungsi antibiotika tersebut.
Responden yang mendapatkan antibiotika dari dokter sebanyak 10, sehingga kesadaran mereka untuk menjaga kesehatan sudah lebih baik dibandingkan
dengan yang mendapatkan antibiotika dari warung ataupun informasi dari teman. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI