Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar mata pelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas V SD N Denggung tahun ajaran 2012/2013.

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

PADA SISWA KELAS V SD N DENGGUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

Natalia Rani Sagita Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) mendiskripsikan cara meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar, menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD; (2) mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa; dan (3) mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran 2012/2013.

Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD N Denggung tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 37 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, lembar pengamatan keaktifan dan tes. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) cara meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar dengan teknik STAD yaitu dengan langkah-langkah yang

dilakukan dengan menentukan skor awal, membentuk kelompok secara heterogen, kegiatan diskusi dalam kelompok dimana setiap anggota kelompok

bertanggungjawab untuk memahami dan mengerti tentang materi, yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian kuis untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa, dan langkah terakhir adalah pemberian penghargaan kepada siswa; (2)

penggunaan teknik STAD dapat meningkatkan keaktifan, hal ini dapat dilihat dari data masing-masing siklus yang menunjukkan adanya peningkatan rata-rata keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS sebesar 28,1%; dan (3) penggunaan teknik STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari data masing-masing siklus yang menunjukkan adanya peningkatan rata-rata prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS sebesar 13,5%. Dan peningkatan presentase jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 30,1%.


(2)

ABSTRACT

IMPROVING LIVELINESS AND ACHIEVEMENT STUDYING SOCIAL STUDIES BY USING STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TECHNIQUES COOPERATIVE LEARNING MODEL IN CLASS V DENGGUNG

PRIMARY SCHOOL ACADEMIC YEAR 2012/2013

Natalia Rani Sagita Universitas Sanata Dharma

2013

This study aimed to determine (1) to describe how to improve the liveliness and achievement by using STADtechniquescooperative learning model; (2) to know whether STAD techniquescooperative learning model could increase

the student’s liveliness and (3) to know whether the STADtechniques cooperative learning model could improve the student’s achievement in the social studies material commend the role of hero in proclaiming the Indonesian independence on fifth grade students of Denggung Primary School at Academic Year 2012/2013.

Type of research used is Classroom Action Research (CAR), in which the subject the fifth grade students of Denggung Primary School in the academic year 2012/2013. They are 37 students. The object of this study is to increase the liveliness and achievement of students in IPS. The instrument used at this study were obtained with interview,observation of liveliness and tests. Data were analyzed descriptively.

The results of this observation showed that (1) the ways to improve a liveliness and achievement with the STAD technique by to follow some undertaken steps by determining the initial score, to forme a heterogeneous group, a group discussion in which each member responsible for understanding about

matery, and then followed by giving a quiz to determine the level of student’s

skill, and finally by granting awards to students; (2) the use of STAD technique could increase the liveleness of students. It could be seen from the data of each cycle which shows that there was increase of student’s liveliness in studying social studies is 28.1% and (3) the use of STAD technique can improve a desire of student to learn. It could be seen from the data of each cycle showed an increase

of student’s achievement in social studies is 13.5 % and the increase in the number of students who achieve KKM is 30.1 %.


(3)

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V

SD N DENGGUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

NATALIA RANI SAGITA NIM: 091134012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(4)

i

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V

SD N DENGGUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

NATALIA RANI SAGITA NIM: 091134012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(5)

(6)

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Yesus Kristus yang telah memberiku bimbingan serta pertolongan yang begitu luar biasa kepadaku, Kedua orangtuaku tercinta Bapak Y. Suratman

dan Ibu Ch. Rubifemy

Adikku tersayang Dimas Bayu Adjie

Ant. Rendy. P. yang tidak pernah bosan untuk memberiku semangat dan dukungannya.

Teman-teman seperjuanganku dan teman baikku. Seluruh warga sekolah SD N Denggung.

Almamaterku Universitas Sanata Dharma yang telah memberikanku inspirasi, dukungan, motivasi serta doa hingga


(8)

v

MOTTO

Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama, janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pintar!

(Roma 12:16)

Ketika kita menghadapi kegalauan hati sampai hal yang tersulitpun, janganlah menyerah, tetap berdoa dan berjuang karena Tuhan tidak akan pernah tidur....

DIA tidak akan terlambat ataupun datang terlalu cepat, namun akan menjadikan semua indah pada waktunya....


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 Oktober 2013 Penulis


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Natalia Rani Sagita

Nomor mahasiswa : 091134012

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN

IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V

SD N DENGGUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademi tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 16 Oktober 2013 Yang menyatakan,


(11)

viii

ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

PADA SISWA KELAS V SD N DENGGUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

Natalia Rani Sagita Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) mendiskripsikan cara meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar, menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD; (2) mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa; dan (3) mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran 2012/2013.

Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD N Denggung tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 37 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, lembar pengamatan keaktifan dan tes. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) cara meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar dengan teknik STAD yaitu dengan langkah-langkah yang

dilakukan dengan menentukan skor awal, membentuk kelompok secara heterogen, kegiatan diskusi dalam kelompok dimana setiap anggota kelompok

bertanggungjawab untuk memahami dan mengerti tentang materi, yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian kuis untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa, dan langkah terakhir adalah pemberian penghargaan kepada siswa; (2)

penggunaan teknik STAD dapat meningkatkan keaktifan, hal ini dapat dilihat dari data masing-masing siklus yang menunjukkan adanya peningkatan rata-rata keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS sebesar 28,1%; dan (3) penggunaan teknik STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari data masing-masing siklus yang menunjukkan adanya peningkatan rata-rata prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS sebesar 13,5%. Dan peningkatan presentase jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 30,1%.


(12)

ix

ABSTRACT

IMPROVING LIVELINESS AND ACHIEVEMENT STUDYING SOCIAL STUDIES BY USING STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TECHNIQUES COOPERATIVE LEARNING MODEL IN CLASS V DENGGUNG

PRIMARY SCHOOL ACADEMIC YEAR 2012/2013

Natalia Rani Sagita Universitas Sanata Dharma

2013

This study aimed to determine (1) to describe how to improve the liveliness and achievement by using STADtechniquescooperative learning model; (2) to know whether STAD techniquescooperative learning model could increase the student‟s liveliness and (3) to know whether the STADtechniques cooperative learning model could improve the student‟s achievement in the social studies material commend the role of hero in proclaiming the Indonesian independence on fifth grade students of Denggung Primary School at Academic Year 2012/2013.

Type of research used is Classroom Action Research (CAR), in which the subject the fifth grade students of Denggung Primary School in the academic year 2012/2013. They are 37 students. The object of this study is to increase the liveliness and achievement of students in IPS. The instrument used at this study were obtained with interview,observation of liveliness and tests. Data were analyzed descriptively.

The results of this observation showed that (1) the ways to improve a liveliness and achievement with the STAD technique by to follow some undertaken steps by determining the initial score, to forme a heterogeneous group, a group discussion in which each member responsible for understanding about matery, and then followed by giving a quiz to determine the level of student‟s skill, and finally by granting awards to students; (2) the use of STAD technique could increase the liveleness of students. It could be seen from the data of each cycle which shows that there was increase of student‟s liveliness in studying social studies is 28.1% and (3) the use of STAD technique can improve a desire of student to learn. It could be seen from the data of each cycle showed an increase of student‟s achievement in social studies is 13.5 % and the increase in the number of students who achieve KKM is 30.1 %.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala cinta dan kasih sayangNya yang selalu memberikan kekuatan dan semangat kepada penulis untuk terus melanjutkan dan pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada Siswa Kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran 2012/2013.

Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Dalam perjalanannya, terdapat banyak kesulitan dan kendala yang mengiringi penulisan skripsi ini. Skripsi ini tidak akan ada dan tertulis hingga selesai tanpa adanya dukungan, bimbingan dan bantuan dari banyak pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ungkapan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rohandi, Ph. D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Kaprodi PGSD. 3. Catur Rismiati, S.Pd., MA., Ed.D., selaku Wakaprodi PGSD.

4. Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing, memotivasi, dan mendorong peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.


(14)

xi

5. E. Desiana Mayasari, S.Psi., M.A., selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dan menuntun peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. Dra. Sri Susilowati, M.Pd., selaku kepala sekolah SD N Denggung yang

telah memberikan ijin penelitian kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di sekolah.

7. Ari Trisnawati, S.Pd., selaku guru kelas V SD N Denggung yang telah memberikan bantuan selama penelitian di sekolah.

8. Siswa/siswi SD N Denggung tahun ajaran 2012/2013 yang telah memberikan waktu dan kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung.

9. Bapak/ibu guru SD N Denggung yang telah menerima dan memberikan waktu serta tempat untuk melaksanakan penelitian.

10.Para dosen Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang dengan caranya masing-masing penuh kesabaran mendidik dan membimbing peneliti selama menempuh kuliah sehingga bisa mendapatkan harta yang berharga yaitu ilmu.

11.Teman-teman seperjuangan dalam penulisan karya ini Sr. Ani, Okti, dan Harni. Saling berbagi dan mendukung satu sama lain dalam menyelesaikan karya ini.

12.Teman-teman PGSD angkatan 2009 khususnya kelas B, jatuh bangun bersama dalam menempuh studi di PGSD.


(15)

xii

13.Rendy, Sary, Amy, Ria, Trisni, terimakasih atas dukungan dan bantuan dalam penyusunan karya ini.

14.Keluargaku tercinta, Bapak Y. Suratman, Ibu Rubifemy, adik Dimas, Kak Tami, Tante Kamti dan juga keponakan Diandra, Ratri.

15.Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang dengan caranya masing-masing memberikan bimbingan, dukungan, dan perhatian, terima kasih untuk semuanya.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan menuju kesempurnaan karya ini sangat diharapkan. Akhirnya semoga karya ini bermanfaat bagi dunia pendidikan. Terima kasih.

Yogyakarta, 16 Oktober 2013 Penulis


(16)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Pemecahan Masalah ... 6


(17)

xiv

F. Tujuan Penelitian ... 7

G. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. KAJIAN PUSTAKA ... 10

1.Keaktifan belajar ... 10

a. Pengertian Keaktifan ... 10

b. Indikator Keaktifan ... 11

c. Pengaruh Keaktifan terhadap proses belajar siswa ... 12

2.Prestasi Belajar ... 12

a. Pengertian Prestasi Belajar ... 12

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ... 13

3.Model Pembelajaran Kooperatif ... 15

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 15

b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ... 16

c. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD ... 18

d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD ... 19

B. HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN SOSIAL ... 21

1.Pengertian IPS ... 21

2. Tujuan IPS ... 22

3. Materi IPS kelas IV ... 22

C. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN ... 23 7


(18)

xv

D. KERANGKA BERPIKIR ... 26

E. HIPOTESIS TINDAKAN ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Setting Penelitian ... 31

C. Rencana Penelitian ... 32

D. Rencana Tindakan Tiap Siklus ... 34

E. Instrument Penelitian ... 37

F. Validitas dan Reliabilitas Instrument Penelitian ... 40

1. Validitas ... 40

a. Validasi Perangkat Pembelajaran ... 41

b. Validasi Instrumen Soal ... 43

2. Reliabilitas ... 43

G. Teknik Pengumpulan Data ... 45

H. Analisis Data... 46

1.Kriteria Keberhasilan ... 46

2.Perhitungan Keaktifan dan Prestasi Belajar ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Hasil Penelitian ... 50

1.Proses Penelitian Tindakan Kelas ... 50


(19)

xvi

3.Data Prestasi Belajar Siswa ... 71

B. Pembahasan ... 73

1.Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD ... 73

2.Keaktifan siswa ... 76

3.Peningkatan prestasi belajar ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86

a.Kesimpulan ... 86

b.Saran ... 88

c.Keterbatasan Penelitian ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90


(20)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal kegiatan ... 32

Tabel 3.2 Indikator, Data, Teknik Pengumpulan, Instrumen Keaktifan ... 38

Tabel 3.3 Indikator, Data, Teknik Pengumpulan Prestasi Belajar ... 38

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Siklus I Sesudah Uji Coba ... 39

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Siklus II Sesudah Uji Coba ... 39

Tabel 3.6 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 42

Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 42

Tabel 3.8 Kriteria Klasifikasi Reabilitas Instrument ... 44

Tabel 3.9 Kriteria Keberhasilan Keaktifan Siswa ... 46

Tabel 3.10 Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar ... 47

Tabel 4.1 Kondisi Awal Keaktifan Siswa ... 68

Tabel 4.2 Keaktifan Siswa Siklus I ... 69

Tabel 4.3 Keaktifan Siswa Siklus II ... 70

Tabel 4.4 Data Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus I ... 71

Tabel 4.5 Data Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II ... 72

Tabel 4.6 Rata-Rata Keaktifan Dalam Persentase ... 80

Tabel 4.7 Hasil Peningkatan Keaktifan Siswa ... 81


(21)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan tahapan penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart ... 29

Gambar 4.1 Kegiatan kerja kelompok pada siklus I ... 74

Gambar 4.2 Kegiatan kerja kelompok pada siklus II ... 74

Gambar 4.3 Kegiatan saat pemberian kuis ... 75

Gambar 4.4 Siswa sedang menempel bintang pada papan bintang ... 76

Gambar 4.5 Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa ... 81

Gambar 4.6 Peningkatan Nilai Rata-Rata Prestasi Siswa ... 84


(22)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I ... 93 A. Silabus ... 94 B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 95 LAMPIRAN II ... 110

A.Lembar Kerja Siswa ... 111 B.Ringkasan Materi ... 113 LAMPIRAN III ... 122 A.Kisi-kisi soal siklus I dan II ... 123 B.Jawaban soal siklus I dan II ... 124 C.Hasil pekerjaan siswa siklus I dan II... 125 D.Soal kuis siklus I dan II ... 133 E. Jawaban kuis siklus I dan II ... 134 F. Kisi-kisi instrument pengamatan ... 135 G.Lembar observasi keaktifan dalam proses pembelajaran ... 136 H.Rubrik penilaian pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif teknik STAD ... 137

LAMPIRAN IV ... 138 A. Panduan wawancara ... 139 B.Perhitungan validitas soal siklus I ... 140 C.Perhitungan validitas soal siklus II ... 141


(23)

xx

D.Hasil uji reliabilitas soal siklus I dan II ... 142

LAMPIRAN V ... 143 A. Data Keaktifan Siswa pada Kondisi Awal ... 144 B. Daftar Nilai Siswa Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 145 C. Daftar Nilai Siswa Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 147 D. Hasil prestasi belajar siswa pada siklus I dan II ... 149

LAMPIRAN VI ... 150 A. Surat Izin Penelitian ... 151 B. Foto-foto penelitian ... 153 C. Biodata Peneliti ... 158


(24)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu hal yang sangat kita perlukan guna membantu dalam penyelenggaraan pembangunan suatu negara. Pendidikan dapat diperoleh melalui lembaga formal ataupun non formal. Salah satu lembaga formal dalam penyelenggaraan pendidikan yaitu sekolah, di mana setiap sekolah mencanangkan program–program tertentu dalam pencapaian pendidikan belajar itu sendiri. Sekolah tidak lepas dari suatu standar kurikulum pemerintah untuk pencapaian tujuan belajar. Dalam pencapaian hubungan belajar yang baik, tentunya diperlukan beberapa hal yang sangat mendukungnya, salah satunya ialah proses interaksi antara guru dan siswa di dalam kelas. Di dalam kelas itu sendiri siswa dapat berkembang melalui seorang guru.

Pembelajaran di dalam kelas adalah proses dimana terjadinya interaksi antara guru dan siswa. Rusman (2010:1) mengungkapkan bahwa kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Hubungan antara guru, siswa, dan bahan ajar bersifat dinamis dan kompleks. Dalam proses interaksi tersebut, guru tidak hanya memberikan ilmu yang dimiliki kepada para siswanya, namun guru juga harus mampu memberikan motivasi kepada siswanya agar siswa tersebut dapat aktif dalam belajar, namun pada kenyataanya guru cenderung menggunakan metode ceramah sehingga


(25)

membuat siswa kurang terlibat, karena siswa cenderung mendengarkan saja. Oleh karena itu guru diharapkan menjadi fasilitator agar siswa dapat aktif untuk menjawab permasalahan dalam belajar dan diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Menurut Rusman (2010:280) laporan hasil penilaian mengenai prestasi siswa merupakan sarana komunikasi dan sarana kerjasama antara sekolah dengan orang tua yang bermanfaat baik bagi kemajuan belajar siswa maupun bagi pengembangan sekolah. Oleh karena itu hasil prestasi siswa sangat dibutuhkan untuk mengetahui sampai dimana tingkat pemahaman siswa terhadap materi. Dari berbagai macam pelajaran yang diajarkan, Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa karena dari hasil wawancara yang dilakukan kepada guru kelas V menyatakan bahwa prestasi siswa dalam mata pelajaran tersebut masih kurang memuaskan. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekarang ini, pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dipelajari siswa Sekolah Dasar kelas I sampai dengan kelas VI.

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan lima mata pelajaran pokok yang ada di Sekolah Dasar yang termasuk pelajaran yang cukup sulit karena materinya bersifat abstrak, sedangkan Montessori dalam Sriyono (1992:76) menghargai sekali arti pengamatan yang dilakukan oleh alat-alat indera. Siswa Sekolah Dasar cenderung lebih memahami hal-hal yang bersifat konkret yaitu yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba dan sebagainya. Oleh karena itu, diharapkan guru dapat kreatif untuk mendorong siswa dapat aktif dalam belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial agar mampu belajar


(26)

dengan baik. Dengan siswa aktif maka mereka akan berusaha untuk menggali informasi lebih dalam agar informasi yang mereka peroleh itu dapat benar-benar mereka pahami sehingga tujuan dari proses belajar agar tercapai dengan baik. Melalui hal tersebut siswa akan terlatih untuk cepat tanggap atau terlatih untuk berpikir kritis dalam menerima informasi yang telah diberikan. Oleh karena itu keaktifan siswa sangatlah penting bagi pencapaian proses belajar yang baik.

Namun pada kenyataannya, menurut guru pengampu mata pelajaran, banyak siswa yang kurang aktif dalam belajar, sehingga hasil prestasi siswa kurang memuaskan dalam materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut. Oleh sebab itu peneliti tertarik mengadakan observasi untuk mengetahui penyebab dari kurang aktifnya siswa dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dan tidak tercapainya nilai KKM siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Berdasarkan pengamatan dengan menggunakan instrument keaktifan, pengamatan pertama yang dilakukan pada tanggal 5 Februari 2013, persentase rata-rata keaktifan siswa adalah 37,04%, peneliti juga melihat bahwa metode pembelajaran di kelas tersebut masih tradisional dimana guru cenderung banyak mendominasi pembelajaran sehingga terlihat guru hanya menggunakan metode ceramah. Guru sebagai pemberi informasi sedangkan siswa hanya sebagai penerima informasi. Sedangkan berdasarkan pengamatan yang kedua dilakukan pada tanggal 7 Februari persentase rata-rata keaktifan adalah 48,91%, dengan jumlah siswa kelas V di SD N Denggung seluruhnya


(27)

adalah 37 siswa dimana terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

Keberhasilan pembelajaran di kelas V SD N Denggung pada mata pelajaran IPS saat ini masih kurang memuaskan dan jauh dari apa yang diharapkan. Dalam menilai keberhasilan pembelajaran, ketuntasan belajar setiap indikator ditetapkan berkisar antara 0-100. Satuan pendidikan harus menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah tersebut.

Setiap mata pelajaran ditetapkan KKM yang berbeda-beda, harus sesuai dengan kemampuan rata-rata peserta didik. Di SD N Denggung KKM mata pelajaran IPS yang ditetapkan adalah 70,00. Siswa dinyatakan tuntas belajar IPS apabila sudah memenuhi KKM tersebut. Berdasarkan data nilai yang diperoleh dalam kurun waktu 2 tahun yang lalu, ditemukan beberapa mata pelajaran yang selalu dianggap sulit oleh siswa, termasuk di dalamnya adalah IPS. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas beberapa masalahnya antara lain adalah siswa sulit untuk mengingat nama dan peran tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan. Dari daftar nilai tahun 2010/2011 siswa yang tuntas nilai KKM pada Kompetensi Dasar 2.3 sebanyak 13 siswa (48,14%), dan data yang belum tuntas KKM sebanyak 14 siswa (51,85%). Pada tahun 2011/2012 siswa yang tuntas nilai KKM sebanyak 14 siswa (48,27) dan yang belum tuntas sebanyak 15 siswa (51,72%). Dari data yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam mata pelajaran IPS rendah yang kemudian menyebabkan tidak tercapainya KKM


(28)

siswa. Peneliti menduga hal tersebut disebabkan karena model pembelajaran yang dilakukan oleh guru cenderung tradisional (ceramah) yang membuat proses pembelajaran terkesan membosankan. Oleh karena itu, guru harus mencoba menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif guna mencapai hasil belajar yang baik.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang model pembelajaran kooperatif khususnya teknik Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial terhadap peningkatan keaktifan dan prestasi siswa. Adapun alasan peneliti memilih Model pembelajaran kooperatif yaitu peneliti menduga bahwa dalam pembelajaran, siswa dapat dilibatkan secara aktif bersama dengan kelompok timnya dan mampu bekerja sama antara anggota satu dengan anggota lainnya di dalam kelompok itu sendiri. Kerjasama antar siswa itulah pada akhirnya membuahkan keberhasilan kelompok. Karena keberhasilan kelompok adalah tanggung jawab semua anggota kelompok. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan sebelum melakukan proses pengajaran agar siswa dapat terlibat secara aktif.

B. Batasan Masalah

Peneliti membatasi permasalahan pada peningkatan keaktifan dan prestasi belajar, dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada materi Jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia


(29)

menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD pada siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran 2012/2013.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar, dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi Jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD pada siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Apakah model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran 2012/2013? 3. Apakah model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran 2012/2013?

D. Pemecahan Masalah

Masalah rendahnya keaktifan dan prestasi belajar dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi Jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia kelas V SD N Denggung Tahun


(30)

Ajaran 2012/2013 akan diatasi menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD.

E. Batasan Istilah

Suatu istilah dapat ditafsirkan dengan makna yang berbeda-beda. Agar terhindar dari kesalahpahaman dan penafsiran-penafsiran yang keliru, maka peneliti memberikan batasan-batasan pengertian dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Keaktifan adalah kegiatan siswa yang giat untuk mendorong adanya perilaku aktif.

2. Prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan kognitif yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar yang kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka.

3. Model pembelajaran kooperatif teknik STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok-kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan cara meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi Jasa dan peranan tokoh


(31)

pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD pada siswa kelas V SD N Denggung tahun ajaran 2012/2013.

2. Mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran 2012/2013?

3. Mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran 2012/2013?

G. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai model alternatif dalam mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar yang berkaitan dengan materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V dan menambah wawasan baru terkait model pembelajaran kooperatif teknik STAD.


(32)

2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman yang berguna, berharga dan dapat menjadi bekal bagi peneliti untuk terjun kedunia pendidikan secara langsung serta dapat memperoleh wawasan dalam menganalisis suatu masalah kemudian mengambil suatu kesimpulan secara tepat.

b. Bagi siswa

Penelitian diharapkan membuat siswa dapat aktif dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

c. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan masukan serta bahan pertimbangan saat memilih model pembelajaran.

d. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak pada peningkatan mutu pembelajaran di sekolah yang akhirnya pada kualitas sekolah.


(33)

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan berbagai teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.

A. Kajian Pustaka 1. Keaktifan Belajar

a. Pengertian Keaktifan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:23) mengartikan keaktifan sebagai kegiatan, kesibukan. Joni (1984:1) mengemukakan bahwa keaktifan dapat mengambil bentuk yang beraneka ragam seperti misalnya mendengarkan (kuliah), mendiskusikan (hubungan sebab akibat dalam suatu kejadian), membuat sesuatu (bel listrik), menulis (suatu laporan) dan seterusnya. Keaktifan-keaktifan yang lebih penting bahkan lebih sulit diamati menggunakan isi khasanah pengetahuan dalam memecahkan masalah baru, menyatakan gagasan dengan bahasa sendiri, menyusun suatu rencana satu pelajaran atau eksperimen IPA dan seterusnya. Sriyono (1992:75) mengartikan bahwa pada waktu guru mengajar ia harus mengusahakan agar murid-muridnya aktif, jasmani maupun rohani meliputi keaktifan indera, akal, ingatan, emosi.


(34)

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa keaktifan adalah kegiatan mendengarkan, mendiskusikan, membuat sesuatu dan sebagainya yang dilakukan seseorang dengan giat, rajin dan sungguh-sungguh dengan menggunakan indera, akal, ingatan, dan emosi.

b. Indikator Keaktifan

Menurut Sudirman (1987:102), kadar tinggi-rendahnya siswa aktif dapat diketahui dari indikatornya, yaitu gejala yang tampak, baik pada tingkah laku siswa dan pengajar maupun di dalam bentuk alat, organisasi kegiatan, serta iklim kerja ketika kegiatan belajar-mengajar berlangsung. Joni (1984:17) mengemukakan tentang indikator-indikator yang dimaksud itu adalah sebagai berikut:

1. Menyampaikan pendapat, usul dan saran. 2. Keterlibatan mental di dalam kegiatan belajar. 3. Peranan guru sebagai fasilitator.

4. Belajar dengan pengalaman langsung.

5. Variasi bentuk dan alat kegiatan belajar mengajar.

6. Interaksi antar siswa yang berkaitan dengan kemampuan bekerjasama.

Pada penelitian ini, indikator yang digunakan peneliti terdiri dari nomor 1, 2, 4, 6 tetapi pada nomor 3 dan 5 tidak peneliti gunakan karena subyek yang diteliti adalah siswa.


(35)

c. Pengaruh Keaktifan Terhadap Proses Belajar Siswa

Materi dalam mata pelajaran IPS sebagian besar bersifat abstrak, sedangkan menurut Piaget dalam Rusman (2010:251) anak pada usia Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun) berada pada tahapan operasi konkret, mereka belajar dengan lebih bermakna dan bernilai ketika siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang nyata, lebih faktual, mereka belum begitu mampu memahami konsep-konsep yang abstrak. Oleh karena itu guru harus pandai dan kreatif dalam menyampaikan materi tersebut kepada siswa agar mereka menjadi aktif dalam pembelajaran sehingga mereka dapat benar-benar memahami tidak hanya sekedar hafal saja. Etin (2007:23) mengungkapkan dengan siswa aktif maka siswa akan berusaha untuk menggali informasi lebih dalam agar informasi yang mereka peroleh itu dapat benar-benar mereka pahami sehingga tujuan dari proses belajar agar tercapai dengan baik. Melalui hal tersebut siswa akan terlatih untuk cepat tanggap atau terlatih untuk berpikir kritis dalam menerima informasi yang diberikan oleh guru.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar pada hakikatnya merupakan hasil akhir dari proses belajar. Menurut Gagne dalam Baharuddin (2002:18), prestasi belajar merupakan salah satu umpan balik dari proses belajar yang telah


(36)

dilakukan siswa. Prestasi belajar dapat ditunjukkan dengan hasil belajar siswa, hasil belajar tersebut dapat berupa keterampilan mengerjakan sesuatu, kemampuan menjawab soal atau menyelesaikan tugas. Masidjo (2010:38) mengungkapkan dalam penilaian hasil prestasi belajar, guru menggunakan alat pengukur yang disebut tes. Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Untuk mencapai suatu prestasi belajar siswa harus mengalami proses pembelajaran. Dalam melaksanakan proses pembelajaran siswa akan mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak setelah siswa melakukan kegiatan belajar yang diukur menggunakan tes.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Syah (2001:132) mengemukakan secara global faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar.

1. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:


(37)

a. Bakat, merupakan kemampuan untuk belajar.

b. Kecerdasan, yaitu potensi dasar yang dimiliki oleh setiap siswa. c. Minat, yaitu suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu obyek

yang cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada unsur rasa senang.

d. Motivasi, yaitu suatu tenaga yang mendorong setiap individu bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal siswa yakni terdiri atas dua macam yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. Lingkungan sosial yang paling berpengaruh yaitu orang tua dan keluarga siswa sendiri. Sedangkan faktor lingkungan non sosial antara lain gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

3. Faktor pendekatan belajar

Aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai siswa. Faktor pendekatan belajar merupakan suatu upaya belajar siswa yang menggunakan strategi dan metode belajar yang digunakan siswa. Strategi dan metode belajar digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Faktor pendekatan belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh siswa. Dengan demikian, semakin mendalam cara belajar siswa dengan menggunakan suatu strategi dan metode belajar maka prestasi yang diperoleh siswa semakin baik.


(38)

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu faktor internal yang berasal dari diri siswa, faktor eksternal yang terdiri dari lingkungan sosial dan non sosial, dan faktor pendekatan belajar yang merupakan strategi dan metode belajar.

3. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Trianto (2009:56) mengemukakan pembelajaran kooperatif adalah siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ ras, dan satu sama lain saling membantu. Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya. Menurut Rusman (2010:202-203) pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Sedangkan Sriyono (1992) mengungkapkan kerja kelompok dipakai dalam interaksi belajar mengajar agar murid-murid bisa bekerja bersama-sama membahas dan memecahkan suatu masalah.


(39)

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran yang lebih mengutamakan kerja kelompok untuk saling membantu siswa satu dengan yang lainnya untuk membahas dan memecahkan masalah dan diharapkan tercipta suatu kerjasama antar anggota kelompok yang bersifat heterogen.

b. Karakteristik model pembelajaran kooperatif

Menurut Rusman (2010:206) pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan pada proses kerja sama dalam kelompok. Karakteristik pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pembelajaran secara tim

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Didasarkan pada manajemen kooperatif

Manajemen yang telah kita pelajari mempunyai 3 fungsi, yaitu:

a. Fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan.


(40)

b. Fungsi manajemen sebagai organisasi, menunjukkan bahwa

pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif.

c. Fungsi manajemen sebagai kontrol, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun non tes.

3. Kemauan untuk bekerja sama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerjasama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal. 4. Keterampilan bekerja sama

Kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan angota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari pembelajaran kooperatif adalah pembelajarannya dilakukan secara tim atau berkelompok, didasarkan pada manajemen kooperatif yaitu yang pertama dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan, kedua menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar


(41)

proses pembelajaran berjalan dengan efektif, yang ketiga pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun non tes, pembelajaran kooperatif berprinsip pada kebersamaan atau kerjasama, pembelajaran kooperatif menekankan keterampilan bekerja sama untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan angota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

c. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Menurut Trianto (2009: 68-72) pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok. Menurut Rusman (2010:213) dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan 4 orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain. Nilai hasil kuis diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang diperoleh


(42)

sebelumnya, dan nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka capai.

Slavin dalam Rusman (2010:214) memaparkan bahwa “Gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru”.

d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD Slavin dalam Nur (2006:26) mengungkapkan seperti halnya pembelajaran lainnya, pembelajaran kooperatif tipe STAD ini juga membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Persiapan-persiapan tersebut antara lain:

1. Perangkat pembelajaran

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ini perlu dipersiapkan perangkat pembelajarannya, yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS) beserta lembar jawabannya.

2. Membentuk kelompok kooperatif

Menentukan anggota kelompok diusahakan agar kemampuan siswa dalam kelompok adalah heterogen dan kemampuan antar satu kelompok dengan kelompok lainnya relatif homogen. Apabila memungkinkan kelompok kooperatif perlu memperhatikan ras, agama, jenin kelamin, dan latar belakang sosial. Apabila dalam kelas terdiri atas ras dan latar


(43)

belakang yang relatif sama, maka pembentukan kelompok dapat didasarkan pada prestasi akademik, yaitu:

a. Siswa dalam kelas terlebih dahulu dirangking sesuai kepandaian dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Tujuannya adalah untuk mengurutkan siswa sesuai kemampuanya dan digunakan untuk mengelompokkan siswa ke dalam kelompok.

b. Menentukan tiga kelompok dalam kelas yaitu kelompok atas, kelompok menengah dan kelompok bawah. Kelompok atas sebanyak 25% dari seluruh siswa yang diambil dari siswa rangking satu, kelompok tengah 50% dari seluruh siswa yang diambil dari urutan setelah kelompok atas, dan kelompok bawah sebanyak 25% dari seluruh siswa yaitu terdiri atas siswa setelah diambil kelompok atas dan kelompok menengah.

c. Menentukan skor awal

Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai ulangan sebelumnya. Skor awal ini dapat berubah setelah ada kuis. Misalnya pada pembelajaran lebih lanjut dan setelah diadakan tes, maka hasil tes masing-masing individu dapat dijadikan skor awal. d. Pengaturan tempat duduk

Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu juga diatur dengan baik, hal ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran kooperatif apabila tidak ada pengaturan tempat duduk


(44)

dapat menimbulkan kekacauan yang menyebabkan gagalnya pembelajaran pada kelas kooperatif.

e. Kerja kelompok

Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD, terlebih dahulu diadakan latihan kerja sama kelompok. Hal ini bertujuan untuk lebih jauh mengenalkan masing-masing individu dalam kelompok.

A. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) 1. Pengertian IPS

Nursid Sumaatmadja (1980:9) lebih menekankan kepada segi praktis mempelajari, menelaah, mengkaji gejala dan masalah sosial, yang tentu saja bobotnya sesuai dengan jenjang pendidikan masing-masing. Hakekatnya mempelajari gejala dan masalah sosial yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut. Pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan budayanya, kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan sumber daya yang ada di permukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya dan lain-lain.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan program pendidikan yang mempelajari dan menelaah cara


(45)

menganalisa gejala dan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

2. Tujuan IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berguna selain itu juga dapat mengembangkan kemampuan dan sikap yang berguna. Kemampuan dan sikap terhadap gejala-gejala sosial, perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia, baik di masa yang lalu maupun masa sekarang dan diharapkan siswa mampu bersikap tanggap terhadap kegiatan, masalah, dan pengaruh sosial yang terjadi di lingkungan sekitar. Mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, sampai pada lingkungan kabupaten atau kota, provinsi, serta negara. Bahkan, sampai pada lingkungan yang lebih luas, yaitu lingkungan dunia.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas, jadi dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan ilmu yang mempelajari manusia di masyarakat. Selain itu dengan mempelajari IPS manusia mampu memecahkan masalah dan memahami lingkungan sosial masyarakat dimana dia berada.

3. Materi IPS kelas IV

Materi dalam mata pelajaran IPS memang dirasa cukup sulit karena materinya bersifat abstrak jadi sulit bagi siswa SD untuk memahami konsep-konsep yang abstrak. Apalagi dalam mata pelajaran IPS siswa dituntut untuk menghafal nama-nama tempat, tokoh dan juga berbagai


(46)

peristiwa, seperti halnya dalam kompetensi dasar 2.3 materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, siswa dituntut untuk menghafal peristiwa-peristiwa yang terjadi sekitar proklamasi beserta tokoh-tokoh dan perannya masing-masing dalam memproklamasikan kemerdekaan, hal ini tentu membutuhkan konsentrasi dan minat yang besar bagi siswa untuk mempelajarinya, selain itu juga guru harus menyiapkan metode belajar ataupun media dan sarana yang mendukung yang akan memudahkan siswa menangkap dan mengingat materi yang diberikan sehingga materi tersebut akan tersampaikan dengan baik.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Erisdauli Manurung (2006, skripsi tidak

diterbitkan) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam Meningkatkan Partisipasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta” dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) menunjukkan bahwa pada siklus 1 menunjukkan komponen kemampuan siswa bertanya (100%), kemampuan siswa mengerjakan bahan diskusi (100%), kemampuan siswa bertanya pada guru (100%), kemampuan siswa menjelaskan jawaban (100%),


(47)

kemampuan siswa menanggapi jawaban (100%), kemampuan siswa menyimpulkan jawaban (100%). Sedangkan untuk hasil belajar pada siklus 1, siswa yang mengalami ketuntasan belajar berjumlah 28 siswa (93,3%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode STAD pada mata pelajaran Akuntansi khususnya materi mengelola kartu persediaan dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa dan hasil belajar siswa kelas XI akuntansi SMK Sanjaya Pakem, Yogyakarta.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Maria Dwi Retno Sari (2004, skripsi tidak diterbitkan) dengan judul skripsi “Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam Meningkatkan Partisipasi, Motivasi dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Ekonomi Siswa Kelas VIIB SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan

Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008” dengan menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) menunjukkan bahwa (1) metode pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkatkan partisipasi siswa : sebelum implementasi hanya 12 siswa saja yang berpartisipasi dalam proses pembelajaran, setelah implementasi semua siswa (24 siswa) turut berpartisipasi di dalam pembelajaran. (2) metode pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkatkan motivasi siswa, sebelum implementasi hanya 1 siswa yang memiliki tingkat motivasi sangat tinggi sedangkan sesudah implementasi tindakan menjadi 17 siswa, dan (3) metode pembelajaran tipe STAD


(48)

meningkatkan prestasi belajar siswa, sebelum implementasi siswa yang tuntas belajar sebanyak 7 siswa sedangkan sesudah implementasi tindakan siswa yang tuntas belajar menjadi 18 siswa.

3. Mutia Lina Dewi (2008) melakukan penelitian dengan judul “Belajar Kelompok Model STAD dan JIGSAW untuk Meningkatkan Motivasi dan Keaktifan Mahasiswa.” Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut (1) Belajar kelompok model STAD dapat membantu mahasiswa meningkatkan motivasi dan keaktifan belajar matematika melalui tahapan penyajian materi, belajar kelompok, tes atau kuis, penghitungan poin peningkatan individual, dan pemberian penghargaan kelompok. (2) Hasil pengamatan menunjukkan bahwa mahasiswa sangat antusias menyelesaikan soal latihan secara kelompok dan aktif bertanya ketika penyajian materi, tetapi selalu ada mahasiswa yang berusaha menyontek ketika tes atau kuis. (3) Hasil wawancara dan angket menunjukkan bahwa mahasiswa senang belajar kelompok stad. (4) Status nilai subjek/sumber penelitian lulus semua. Namun demikian, masih ada mahasiswa yang belum mencapai kriteria keberhasilan.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan partisipasi belajar, prestasi belajar dan keaktifan siswa/mahasiswa sedangkan kekhasan penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian dengan penggunaan model pembelajaran tipe STAD pada jenjang SD


(49)

(Sekolah Dasar) khususnya di kelas V pada materi Jasa dan Peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di SD N Denggung. Selain hal tersebut, pada penelitian ini variabel yang akan diteliti yaitu prestasi belajar dan keaktifan siswa, penelitian yang sebelumnya digunakan peneliti sebagai acuan untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran kooperatif teknik STAD ini dapat meningkatkan prestasi dan keaktifan siswa pada penelitian ini.

C. Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran di dalam kelas diharapkan pengajaran dikemas dengan baik, yang kemudian akan membuat siswa senang dalam mengikuti pembelajaran. Dari pengamatan peneliti, terlihat bahwa sekarang ini banyak guru yang belum menerapkan teknik-teknik pembelajaran yang dikemas dengan menarik guna membangkitkan proses pembelajaran siswa di kelas. Padahal banyak teknik dalam melakukan pembelajaraan kooperatif, yakni salah satunya ialah teknik Student Teams Achievement Divisions (STAD).

Teknik STAD ini akan diterapkan pada mata pelajaran IPS yang diharapkan dapat meningkatkan keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa. Karena dalam pembelajaran dengan menggunakan teknik STAD, siswa dapat belajar ataupun berdiskusi secara berkelompok dalam tim, mampu bekerja sama dengan baik antar anggota kelompok, tertarik mengikuti pembelajaran, terlibat aktif pada proses pembelajaran, dan pada akhirnya akan meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa beserta kelompoknya.


(50)

Pembelajaran kooperatif dengan teknik STAD akan membuat siswa merasa senang dan menikmati proses pembelajaran. Apabila siswa telah menikmati proses pembelajaran, maka siswa akan termotivasi untuk belajar materi yang diberikan sehingga prestasi belajarnya akan meningkat.

D. Hipotesis Tindakan

1. Cara meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran 2012/2013 adalah pembelajaran dengan diawali penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok (diskusi), kuis, dan pemberian penghargaan.

2. Pengunaan Model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran 2012/2013.

3. Pengunaan Model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran 2012/2013.


(51)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Kunandar (2008: 45) berpendapat penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Kemmis dan Taggart (1988:14) menyatakan bahwa model penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

Penelitian ini menggunakan model penelitian Kemmis dan Mc. Taggart (2006). Model penelitian ini terdiri dari adanya perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, yang keempatnya merupakan satu siklus. Setelah suatu siklus diimplementasikan, akan diadakan refleksi dari semua kegiatan yang telah


(52)

dilakukan. Kemudian, dilakukan perencanaan ulang untuk dilaksanakan pada siklus tersendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 1 di bawah ini:

Gambar 3.1 Bagan Tahapan Penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart dalam

Suharsimi (2006:16)

Keempat aspek pokok dalam Penelitian Tindakan Kelas (Kunandar 2008:70-76) menurut Kemmis dan Mc. Taggart (1998), Penelitian Tindakan Kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan komplementari yang terdiri dari 4 momentum essensial, berikut penjelasan singkatnya:

1. Penyusunan Rencana

Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana penelitian tindakan

Perencanaan

SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

Pelaksanaan SIKLUS II


(53)

kelas hendaknya tersusun dan dari segi definisi harus prospektif pada tindakan, rencana itu harus memandang ke depan.

2. Tindakan

Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. Praktik diakui sebagai gagasan dalam tindakan dan tindakan itu digunakan sebagai pijakan bagi pengembangan tindakan berikutnya yaitu tindakan yang disertai niat untuk memperbaiki keadaan.

3. Observasi

Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Objek observasi adalah seluruh proses tindakan terkait, pengaruhnya ( yang disengaja dan tidak disengaja ), keadaan dan kendala tindakan direncanakan dan pengaruhnya, serta persoalan lain yang timbul dalam konteks terkait. Observasi dalam PTK adalah kegiatan pengumpulan data yang berupa proses perubahan kinerja PBM.

4. Refleksi

Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis. Refleksi biasanya dibantu oleh diskusi di antara peneliti dan kolaborator. Melalui diskusi, refleksi memberikan dasar perbaikan rencana. Refleksi (perenungan) merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan explanasi


(54)

(penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi atas pelaksanaan tindakan.

B. Setting Penelitian

Setting penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut: 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD N Denggung Jalan Candi Gebang, Bangunrejo, Tridadi, Sleman, Yogyakarta 55511.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran 2012/2013. Secara keseluruhan siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran 2012/2013 berjumlah 37 siswa, terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran 2012/2013.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 yakni bulan Januari-Agustus 2013. Rincian pelaksanaan penelitian terlihat pada tabel berikut ini.


(55)

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan

No Tahap

Penelitian

Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1. Penyusunan

Proposal

2. Perencanaan

Tindakan

3. Perncanaan

Instrumen

4. Penyusunan

RPP

5. Pelaksanaan

Pembelajaran

6. Observasi

Pengumpulan Data

7. Analisis Data

dan Refleksi

8. Penyusunan

laporan

9. Pembuatan

artikel

10. Ujian

C. Rencana Penelitian 1. Persiapan

a. Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah SD N Denggung

Permintaan ijin disini dimaksudkan agar kegiatan penelitian dapat berjalan dengan lancar dengan persetujuan dari pihak sekolah.

b. Wawancara

Tujuan dilakukan wawancara dimaksudkan untuk mencari informasi tentang kondisi awal keaktifan dan prestasi belajar siswa. Informasi tersebut diperoleh dari wawancara dengan guru mata pelajaran IPS kelas V SD N Denggung.


(56)

c. Observasi

Tujuan dilakukan observasi dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang kondisi sesungguhnya yang terjadi di kelas V SD N Denggung.

d. Mendata siswa dengan tingkat kemampuan yang tinggi, sedang, rendah untuk menentukan kelompok.

e. Membentuk kelompok masing-masing beranggotakan 6-7 siswa dengan kemampuan yang heterogen.

f. Indentifikasi masalah

Setelah diperoleh data dari hasil wawancara dan observasi maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi dan menentukan tindak lanjut.

g. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok

Hal tersebut dilakukan dengan merumuskan isi dan materi dari kompetensi dasar sehingga diperoleh indikator.

h. Menyiapkan dan menyusun instrumen pembelajaran (silabus, RPP, bahan ajar).

i. Menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data (lembar pengamatan keaktifan, panduan wawancara, kisi-kisi soal, soal evaluasi, instrumen penilaian)

j. Mempersiapkan sarana pendukung dalam kegiatan pembelajaran (media).


(57)

D. Rencana Tindakan Tiap Siklus

Setelah peneliti memperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan tindakan kelas sebagai berikut.

1. Siklus I

Tindakan yang direncanakan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPS materi Jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

a. Rencana Tindakan

1) Peneliti membuat silabus, membuat RPP, membuat LKS dan soal evaluasi, menyiapkan bahan ajar, lembar observasi, menyiapkan media dan sumber belajar

2) Peneliti menggali data awal karakteristik siswa secara heterogen menjadi kelompok yang beranggotakan 6-7 siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan, dimana pada setiap pertemuan beralokasi 2 JP (2 x 35 menit). Berikut ini uraian pelaksanaan tindakan secara umum:

a. Pertemuan 1

1) Mempersiapkan perangkat pembelajarannya (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

2) Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.


(58)

3) Guru menjelaskan, bertanya jawab dengan siswa tentang peristiwa penting yang terjadi sekitar proklamasi.

4) Siswa diminta mengamati foto peristiwa penting yang terjadi sekitar proklamasi di handout masing-masing.

5) Siswa dibagi dalam kelompok secara heterogen menurut tingkat kemampuannya dan jenis kelamin, setiap kelompok beranggotakan 6-7 siswa.

6) Setiap kelompok diberi LKS untuk berdiskusi (kerja kelompok), siswa dengan kemampuan yang tinggi bertanggungjawab untuk membantu siswa lain yang kesulitan dalam kelompok sehingga semua anggota kelompok mengerti materi yang sedang dibahas.

7) Siswa mengumpulkan hasil diskusi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

8) Guru memberikan penguatan tentang materi.

9) Guru memberi kuis untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.

10)Guru memberi penghargaan pada siswa yang aktif menjawab pertanyaan dari kuis.

b. Pertemuan 2

1) Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.


(59)

2) Guru mengulang materi yang telah diajarkan pada pertemuan yang lalu.

3) Guru bertanya jawab tentang materi peristiwa yang terjadi sekitar proklamasi.

4) Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 6-7 siswa (sama pada pertemuan yang lalu) untuk mengerjakan soal LKS. 5) Hasil kerja siswa pada pertemuan hari ini dan pertemuan yang

lalu dikoreksi bersama-sama.

6) Guru memberikan penghargaan pada siswa yang aktif bertanya, menyanggah, dan menjawab pada saat pembahasan.

7) Guru memberikan penguatan materi. 8) Guru membagi soal evaluasi kepada siswa. c. Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan mengisi lembar pengamatan keaktifan dan lembar penilaian pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD, apakah hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan siswa sesuai dengan harapan peneliti atau belum.

d. Refleksi

1) Mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan dalam siklus ini sebagai upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar yang diharapkan peneliti.


(60)

2) Melihat hasil tes dan observasi yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

3) Merencanakan dan menentukan tindak lanjut yang harus dilakukan berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I.

2. Siklus II

Kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua pada prinsipnya sama dengan siklus pertama hanya tindakan dan jumlah anggota kelompok yang berbeda. Yang membedakan siklus pertama dan kedua adalah tindakan yang dilakukan, dimana siklus yang kedua tindakannya berasal dari refleksi dengan memperbaiki kekurangan pada siklus pertama dan jumlah dari anggota kelompok menjadi kelompok yang lebih kecil dimana pada siklus I setiap kelompok terdiri dari 6-7 siswa, sedangkan pada siklus II terdiri 4-5 siswa dan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan/ tatap muka.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian ini memiliki dua variabel (peubah) tergantung berdasarkan judul penelitian, yakni keaktifan dan prestasi belajar. Berikut ini akan diuraikan indikator keberhasilan dari masing-masing variabel (peubah) dari kegiatan penelitian ini.

1. Lembar observasi keaktifan

Penyusunan lembar pengamatan keaktifan dibuat oleh peneliti dengan menggunakan 4 indikator. Dan untuk memperoleh data mengenai


(61)

keaktifan dilakukan kegiatan observasi/pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Tabel 3.2 Indikator, Data, Teknik Pengumpulan, Instrumen Keaktifan

Indikator Data Teknik

pengumpulan Instrumen

a.Menyampaikan pendapat, usul dan saran.

b.Keterlibatan mental di dalam kegiatan belajar. c.Belajar dengan pengalaman langsung.

d.Interaksi antar siswa yang berkaitan dengan kemampuan bekerjasama. Jumlah siswa yang menunjukkan indikator keaktifan

Pengamatan Lembar penga-matan

Indikator diatas disusun berdasarkan Joni (1984:17) kemudian peneliti mengembangkan lagi menjadi beberapa pernyataan untuk mempermudah pengamatan. Pengamatan keaktifan diisi oleh observer ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pernyataan-pernyataan tersebut dapat dilihat pada lampiran 3.

2. Tes prestasi belajar

Data mengenai prestasi belajar siswa diperoleh dengan dilakukannya tes tertulis pada akhir setiap siklus.

Tabel 3.3 Indikator, Data, Teknik Pengumpulan Prestasi belajar

Indikator Data Teknik pengumpulan

Rata-rata nilai ulangan. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM


(62)

Peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan instrumen yang berupa tes. Teknik pengumpulannya adalah tes tertulis, soal tes yang digunakan adalah soal pilihan ganda. Tes ini digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Tes ini dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan bimbingan dosen pembimbing yang mengacu pada kisi-kisi soal. Kisi-kisi soal dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Siklus I Sesudah Uji Coba

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator No Item

2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia 2.3. Menghargai Jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Menceritakan kembali peristiwa-peristiwa penting yang terjadi sekitar proklamasi.

1, 2, 3, 7, 11, 12, 16, 19, 20

Menyebutkan tokoh-tokoh dalam peristiwa penting yang terjadi sekitar proklamasi.

4, 5, 6, 8, 9, 10, 13, 14, 15, 17, 18

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Siklus II Sesudah Uji Coba

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator No Item

2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia 2.3. Menghargai Jasa dan peranan tokoh pejuang dalam

memproklamasikan kemerdekaan

Menyebutkan tokoh-tokoh yang berjasa dalam

mempersiapkan kemerdekaan beserta riwayat singkatnya.

1, 5, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 18

Menyebutkan contoh sikap menghargai jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan Kemerdekaan.

2, 3, 4, 6, 7, 8, 12, 17, 19, 20


(63)

3. Panduan Wawancara

Menurut Masidjo (2010:72) wawancara adalah suatu proses tanya jawab sepihak antara pewawancara dan yang diwawancarai, yang dilaksanakan sambil bertatap muka, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan maksud memperoleh jawaban dari yang diwawancarai. Pengumpulan data mengenai keaktifan didukung dengan menggunakan wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru mata pelajaran IPS dan beberapa siswa kelas V. Wawancara ini dilaksanakan pada siklus I dan siklus II, setelah penelitian dilaksanakan. Panduan wawancara yang dibuat peneliti untuk melakukan wawancara bisa dilihat pada lampiran 4.

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 1. Validitas

Masidjo (2010: 242) mengemukakan bahwa validitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu tes dikatakan valid selain dilihat langsung dari keadaan dirinya juga dapat dilihat setelah diperbandingkan dengan suatu tes lain yang telah valid. Apabila setelah diperbandingkan menunjukkan kesesuaian mengenai hal atau apa yang mau diukur, dikatakan tes tersebut memiliki taraf validitas tertentu.

Penelitian yang dilakukan peneliti ini menggunakan 2 jenis validitas yaitu validitas isi dan validitas konstruk. Menurut Masidjo (2010: 243-246) validitas isi adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai di


(64)

mana isi suatu tes atau alat pengukur mencerminkan hal-hal yang mau diukur atau diteskan. Validitas isi berguna untuk mengukur instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Sedangkan validitas konstruk adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai di mana isi suatu tes atau alat pengukur sesuai dengan suatu konsep yang seharusnya menjadi isi tes atau alat pengukur tersebut atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat pengukur tersebut. Validitas konstruk ini berguna untuk mengukur indikator-indikator yang akan dicapai.

Validitas isi dan konstruk digunakan agar menghasilkan data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Validitas ini digunakan untuk mengukur soal evaluasi. Peneliti melakukan validasi dengan mengadakan uji coba soal dan validasi yang dilakukan oleh ahli (expert jugdment) dalam hal ini adalah dosen pembimbing sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya

a. Validasi Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran merupakan komponen yang penting dalam kegiatan pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dibuat oleh peneliti mengalami validasi sebelum digunakan dalam kegiatan penelitian. Validasi perangkat pembelajaran ini dilakukan melalui expert judgement atau ditanyakan kepada ahli. Perangkat pembelajaran yang dimaksud meliputi: silabus, RPP, LKS dan bahan ajar. Masidjo (2010) mengemukakan tentang kriteria validasi perangkat pembelajaran sebagai berikut:


(65)

Tabel 3.6 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran

Rentang Skor Kriteria

4,2 - 5 Sangat Baik

3,4 – 4,1 Baik

2,6 – 3,3 Cukup Baik

1,8 – 2,5 Tidak Baik

1 – 1,7 Sangat Tidak Baik

Hasil perhitungan validasi perangkat pembelajaran dihitung dengan menggunakan PAP yang dijelaskan berikut ini.

Tabel 3.7 Hasil perhitungan validasi perangkat pembelajaran Perangkat

Pembelajaran Ahli

Hasil Penilaian Rata-rata

1. Silabus Dosen IPS 3,5

Guru Mapel Kelas V 4,2

Rata-rata 3,9

2. RPP Dosen IPS 3,8

Guru Mapel Kelas V 4,4

Rata-rata 4,1

3. LKS Dosen PGSD USD 3,8

Guru Mapel Kelas V 3,7

Rata-rata 3,8

4. Bahan Ajar Dosen PGSD USD 3,6

Guru Mapel Kelas V 4,2

Rata-rata 3,9

Berdasarkan hasil penghitungan rata-rata validasi perangkat pembelajaran (silabus, RPP, LKS, dan bahan ajar) di atas, diperoleh rata-rata silabus adalah 3,9 dengan kriteria baik. Rata-rata RPP adalah 4,1 dengan kriteria baik. Rata-rata LKS adalah 3,8 dengan kriteria baik. Dan hasil penghitungan rata-rata bahan ajar adalah 3,9 dengan kriteria baik. Dari penghitungan di atas, diperoleh rata-rata keseluruhan perangkat pembelajaran adalah 3,9. Hasil penghitungan tersebut termasuk dalam kriteria baik, maka perangkat pembelajaran ini layak digunakan untuk penelitian.


(66)

b. Validasi Instrumen Soal

Validasi instrumen soal pada penelitian ini, ditempuh dengan cara diujikan di lapangan. Peneliti membuat instrumen penelitian sebaik mungkin kemudian dikonsultasikan kepada ahli, setelah itu diujikan di lapangan. Setelah diujikan kemudian peneliti menghitung hasilnya dengan menggunakan bantuan program SPSS.

Peneliti mengujikan sebanyak 40 soal dan 20 soal kepada siswa kelas VI SD N Denggung karena siswa kelas ini sudah pernah mengalami dan mempelajari materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, dan di dapatkan hasil bahwa pada pengujian yang pertama 30 soal valid dan 10 tidak valid dengan tingkat kepercayaan (α) 5% diperoleh r tabel sebesar 0,312. Dan pengujian yang kedua sebanyak 20 soal, dan didapatkan hasil bahwa 14 soal valid dan 6 tidak valid dengan tingkat kepercayaan (α) 5% diperoleh r tabel sebesar 0,423. Dalam penelitian ini, apabila r hitung lebih besar dari r tabel maka butir atau pertanyaan dikatakan valid dan sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka butir atau pertanyaan dikatakan tidak valid. Hasil perhitungan validitas siklus I dan II dapat dilihat di lampiran 4.

2. Reliabilitas

Menurut Masidjo (2010: 209) reliabilitas adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya


(67)

yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Suatu tes yang reliabel akan menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran. Dengan kata lain skor-skor tersebut dari berbagai pengukuran tidak menunjukkan penyimpangan atau perbedaan-perbedaan yang berarti. Reliabilitas tes dapat dibuat oleh peneliti setelah diujikan di lapangan. Pengujian reliabilitas ini diujikan di kelas VI SD N Denggung. Untuk menghitung taraf reliabilitas suatu tes peneliti menggunakan program SPSS. Dari pengujian reliabilitas, item soal yang tidak valid pasti juga tidak reliabel. Sementara item soal yang valid, bisa jadi reliabel atau tidak reliabel.

Menurut Masidjo (2010:243) Koefisian reliabilitas dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00. Kriteria reliabilitas suatu instrumen dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.8 Kriteria Klasifikasi Reabilitas Instrument

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,20 Rendah Negatif – 0,20 Sangat rendah

Hasil reliabilitas pada soal pengujian pertama dan kedua dapat dilihat di lampiran 4. Sedangkan hasil pengujian pada soal pengujian pertama nilai Cronbach's Alpha Based on Standartdized Items sebesar 0,929 nilai tersebut menunjukkan bahwa soal siklus memenuhi kriteria tinggi. Hasil pengujian kedua, nilai Cronbach's Alpha Based on Standartdized Items


(68)

sebesar 0,883 nilai tersebut menunjukkan bahwa soal siklus II memenuhi kriteria tinggi.

G. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini memiliki dua variabel (peubah) tergantung berdasarkan judul penelitian, yakni keaktifan dan prestasi belajar. Untuk memperoleh data mengenai keaktifan dan prestasi belajar digunakan beberapa teknik, diantaranya:

1. Observasi

Pada penelitian ini, kegiatan observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan observasi terhadap keaktifan siswa. Peneliti mengisi lembar pengamatan keaktifan yang sudah disediakan pada setiap pertemuan.

2. Tes

Pada penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Tes yang digunakan adalah tes tertulis yang berupa pilihan ganda. Tes ini dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran di akhir setiap siklus. Tes ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan prestasi belajar siswa.

3. Wawancara

Pada penelitian ini, kegiatan wawancara dilakukan sesudah kegiatan pembelajaran berlangsung. Wawancara ini dilakukan kepada guru dan beberapa siswa. Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui keaktifan siswa dan untuk memperoleh data mengenai pendapat siswa dan


(69)

pendapat guru tentang penerapan teknik Student Teams Achievement Division (STAD). Wawancara digunakan untuk mengetahui hal-hal terjadi di dalam kelas dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada responden. Wawancara ini dilakukan dalam situasi yang tidak formal.

H. Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan peneliti untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan yaitu teknik analisis data-data deskriptif (statistik deskriptif). Statistik deskriptif adalah suatu teknik pengolahan data yang tujuannya untuk melukiskan dan menganalisis kelompok data tanpa membuat atau menarik kesimpulan atas populasi yang diamati. Analisis data ini dapat menggambarkan dengan tepat mengenai rata-rata, perbedaan, hubungan-hubungan, dan sebagainya. Analisis data deskriptif dapat ditempuh dengan cara membandingkan data sebelum diberi tindakan dan sesudah diberi tindakan.

1. Kriteria Keberhasilan

Kriteria keberhasilan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi tentang jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tertulis pada tabel berikut ini. Tabel 3.9 Kriteria Keberhasilan Keaktifan Siswa

Indikator Kondisi awal (rata-rata)

Akhir siklus 1

Akhir siklus 2 Persentase

rata-rata keaktifan


(1)

FOTO- FOTO

SISWA AKTIF BERTANYA


(2)

154

KEGIATAN DISKUSI KELOMPOK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

SISWA MEMPRESENTASIKAN HASIL KERJA


(4)

156

LEMBAR KERJA SISWA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

(6)

158

BIODATA PENELITI

Natalia Rani Sagita lahir di Pronosutan Kabupaten Kulon Progo tanggal 9 Desember 1989. Pendidikan Dasar diperoleh di SD Kanisius Kenteng tamat pada tahun 2002. Pendidikan Menengah Pertama diperoleh di SMP N 1 Nanggulan tamat tahun 2005 dan melanjutkan di SMU Negeri 1 Sentolo tamat tahun 2008. Pada tahun 2009 melanjutkan studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Masa Pendidikan akhir di Universitas Sanata Dharma menulis skripsi

dengan judul: “Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) pada Siswa Kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran 2012/2013”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa SD/MI (penelitian tindakan kelas di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi - Jakarta Barat)

0 4 165

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Peningkatan hasil belajar siswa melalui model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran IPS Kelas IV MI Al-Karimiyah Jakarta

0 5 158

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat menggunakan media audio visual tahun pelajaran 2012/2013.

0 5 42

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) menggunakan peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi tubuh tumbuhan di Kelas VIII MTs Miftahul Jannah Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016

1 0 16