Pengembangan Profesi
22 Satu pengertian pokok yang terkandung dalam evaluasi adalah adanya standar,
tolok ukur atau kriteria. Mengevaluasi adalah melaksanakan upaya untuk mengumpulkan data mengenai kondisi nyata sesuatu hal, kemudian dibandingkan
dengan kriteria agar dapat diketahui kesenjangan antara kondisi nyata dengan kriteria kondisi yang diharapkan. Penelitian evaluatif bukan sekedar melakukan
evaluasi pada umumnya. Penelitian evaluatif merupakan kegiatan evaluasi tetapi mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku bagi sebuah penelitian, yaitu persyaratan
keilmiahan, mengikuti sistematika dan metodologi secara benar sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Sejalan dengan makna tersebut, penelitian evaluatif harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut Arikunto, 2006:
1 Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku bagi penelitian ilmiah pada umumnya.
2 Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti berpikir secara sistemik yaitu memandang program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dan
beberapa komponen atau unsur yang saling berkaitan antara satu sama lain dalam menunjang keberhasilan kinerja dan objek yang dievaluasi. Penelitian
evaluasi dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan suatu program, produk atau kegiatan tertentu Danim, 2000. Penelitian ini diarahkan untuk menilai
keberhasilan manfaat, kegunaan, sumbangan dan kelayakan suatu program kegiatan dari suatu unit lembaga tertentu.
Merumuskan masalah penelitian evaluatif Dalam membuat rumusan masalah, peneliti perlu mencermati semua butir yang
sudah dituliskan dalam identifikasi masalah, atau tujuan khusus penelitian. Rumusan masalah dibuat dalam kalimat pertanyaan, menanyakan apakah setiap
tujuan khusus dapat dicapai, dan kalau tidak di mana letak hambatannya. berapa tinggi atau seberapa efektif apa yang tertera dalam tujuan khusus kemudian
menentukan masalah-masalah inti faktor-faktor pokok yang bersumber dari setiap komponen yang akan dievaluasi.
Contoh rumusan masalah penelitian evaluatif
3 Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari
“sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.
Caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak
menerima perlakuan. Penelitian eksperimental semu yang bertujuan untuk mengkaji kemungkinan hubungan sebab akibat dalam keadaan yang tidak memungkinkan
ada kontrolkendali, tapi dapat diperoleh informasi pengganti bagi situasi dengan
a. Apakah tujuan atau sasaran yang ingin dicapai oleh program pendidikan? b. Apa Kegiatan-kegiatan utama yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut?
c. Apa strategi atau metode yang digunakan dalam program tersebut? d. Bagaimana kondisi sumber daya pendidikan pendukung program tersebut?
e. Bagaimana manajemen pelaksanaan program dan sumber daya pendukungnya? f.
Seberapa tinggi program ...telah tercapai?
Pengembangan Profesi
23 pengendalian. Dalam penelitian eksperimen dikenal dengan beberapa desain
eksperimen sebagai berikut.
Gambar 3. Macam-macam Desain Penelitian Eksperimen
Contoh rumusan masalah penelitian ekperimen
4 Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua
variabel atau lebih. Penelitian ini dilakukan, ketika kita ingin mengetahui tentang ada tidaknya dan kuat lemahnya hubungan variabel yang terkait dalam suatu objek atau
subjek yang diteliti. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti dapat mengembangkannya sesuai
dengan tujuan penelitian. Penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengkaji tingkat keterkaitan antara variasi suatu faktor dengan variasi faktor lain berdasarkan koefisien
korelasi. Contoh rumusan masalah penelitian korelasional
Macam-macam Design Eksperimen
Pre-Experimental
True-Experimental
Factorial Experimental
Quasi Experimental One-group Case Study
One group Pretest-Postest Intec-Group Comparison
Postest Only Control Design Pretest-Control Grroup Design
Time-Series Design Non
equivalent Control
Group Design
1 Apakah pemberian reward berpengaruh terhadap motivasi berprestasi kepala sekolah?
2 Apakah tinggi rendahnya reward berpengaruh terhadap motivasi berprestasi kepala sekolah?
3 Apakah ada interaksi pemberian reward dan tingkat motivasi berprestasi terhadap kinerja kepala sekolah?
1 Apakah ada hubungan antara pengalaman kerja dengan kinerja kepala sekolah? 2 Apakah ada hubungan antara pengalaman kerja dan teknik rekrutmen dengan kinerja
kepala sekolah?
Pengembangan Profesi
24
2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian diungkapkan secara singkat sesuai dengan permasalahan penelitian yang telah diidentifikasi dan dirumuskan. Tujuan umum dan khusus
dikemukakan secara
jelas sehingga
dapat diukur
tingkat pencapaian
keberhasilannya. Contoh tujuan penelitian
3. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah untuk mengemukakan hal penting bersifat teoretis kepentingan ilmiah dan hal penting terkait sifat praktis kepentingan terapan.
Berkenaan dengan manfaat praktis, misalnya manfaat untuk siswa, guru, sekolah, dan manfaat untuk dinas pendidikan.
4. Landasan Teori
a. Memerinci Prosedur Penyusunan Landasan Teori pada Penelitian Kuantitatif
Landasan teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori tidak sekedar buku atau pendapat pakar dan hasil-hasil penelitian yang relevan
dengan variabel yang diteliti. Jumlah teori yang dikemukakan bergantung luasnya permasalahan, dan bergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Oleh karena itu,
makin banyak variabel yang diteliti, maka makin banyak teori yang perlu dikemukakan. Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap
variabel-variabel yang diteliti melalui pendefinisian, uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi
terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti akan menjadi lebih jelas dan terarah. Teori-teori yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian
dapat digunakan sebagai indikator apakah peneliti menguasai teori dan konteks yang diteliti atau tidak. Variabel-variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan
dengan baik, baik dari segi pengertian maupun kedudukan dan hubungan antarvariabel yang diteliti, menunjukkan bahwa peneliti tidak menguasai teori dan
konteks penelitian. Untuk menguasai teori maupun generalisasi-generalisasi dari hasil penelitian, peneliti harus rajin membaca.
b. Menelaah Landasan Teori untuk Penelitian Kualitatif
Kajian pustaka adalah bahan bacaan yang secara khusus berkaitan dengan objek penelitian yang diteliti. Peneliti, disamping mempertimbangkan keluasan bahan
bacaan, juga melakukan analisis serta menilai literatur yang berkaitan langsung dengan objek yang diteliti. Kajian pustaka berguna untuk menghindari terjadinya
peniruan, plagiasi, dan penipuan. Bahkan, melalui kajian pustaka yang disusun akan memberi gambaran bahwa penelitian yang dilakukan berbeda, serta
menyampaikan hal-hal baru dan kaya makna sehingga layak dibicarakan kembali. Dalam membuat kajian pustaka peneliti perlu memperhatikan beberapa aspek
sebagai berikut.
1 mendeskripsikan dan menjelaskan penerapan FGD untuk meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam menindak lanjuti hasil supervisi.
2 meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam menindak lanjuti hasil supervisi melalui penerapan FGD
Pengembangan Profesi
25 1 Kajian pustaka selalu dikaitkan dengan landasan teori, yaitu teori-teori yang
digunakan untuk menganalisis suatu objek atau fenomena yang akan diteliti. Kajian harus diungkapkan secara holistik dalam jaringan kesatuan fenomena
yang diteliti. Oleh karena itu, peneliti melakukan penggabungan antara kajian pustaka dengan kerangka teoretik.
2 Kajian teoretik merupakan kajian terhadap pengetahuan ilmiah yang sudah ada. Kajian teoretik yang disajikan umumnya dari grand theory berasal dari
lingkup ilmu-ilmu sosial, apabila lingkup penelitian yang dikaji berkaitan dengan masalah sosial. Sebaliknya, grand theory berasal dari lingkup ilmu pendidikan,
apabila lingkup penelitian yang dikaji berkaitan dengan masalah pendidikan.
3 Kajian pustaka sebagai kerangka kerja konseptual dan teoretis yang merupakan landasan untuk memulai melakukan interview terhadap sejumlah
informan. Disamping itu, kajian pustaka dijadikan sumber untuk menyimpulkan penelitian berdasarkan pada data-data yang diperoleh dari sejumlah informan.
4 Kajian pustaka berbentuk asumsi, konsep dan proposisi. Asumsi, konsep, dan proposisi berperan bagi peneliti untuk menyusun pertanyaan studi, membuat
kerangka berpikir, dan menganalisis data lapangan. Landasan tersebut akan memudahkan bagi peneliti untuk memperoleh data di lapangan. Tidak
memandang teori secara apriori. Teori yang disajikan dalam proposal dapat berbeda dengan teori-teori yang disajikan dalam laporan penelitian. Hal ini
dapat terjadi karena sifat teori dalam penelitian kualitatif adalah spekulatif, yakni dapat berubah bergantung pada kondisi lapangan.
c. Menyeleksi Teori-teori Berdasarkan Masalah dan Tujuan Penelitian
Sumber-sumber bacaan dapat berupa buku-buku teks, kamus khususnya kamus istilah, ensiklopedia, jurnal ilmiah, internet, dan hasil-hasil penelitian. Sumber
bacaan yang baik harus memenuhi tiga kriteria, yaitu relevansi, kelengkapan, dan kemutakhiran kecuali penelitian sejarah, penelitian ini justru menggunakan
sumber-sumber yang lama. Relevansi berkenaan dengan kecocokan antara variabel yang diteliti dan tujuan penelitian dengan teori yang dikemukakan,
kelengkapan berkenaan dengan banyaknya sumber yang dibaca, kemutakhiran berkenaan dengan dimensi waktu. Makin baru sumber yang digunakan, makin
mutakhir teori tersebut. Semua bahan pustaka yang dijadikan rujukan untuk landasan teori. hendaknya
dituliskan dalam daftar pustaka. Adapaun sistem penulisan daftar pustaka yang digunakan dalam modul ini menggunakan American Pshycology Asosiation APA
Harvard.
5. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir yang baik menjelaskan secara teoretis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Pertautan antar variabel tersebut selanjutnya dirumuskan ke dalam
bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu, pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berpikir.
6. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan teori dan kerangka berpikir itulah selanjutnya dikemukakan hipotesis tindakan atau hipotesis kerja.
Pengembangan Profesi
26 Contoh perumusan hipotesis penelitian
D.
Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan 2.1: Mengidentifikasi Berbagai Masalah Penelitian Pendidikan 90 menit
Saudara sebagai pengawas sekolah tentu sudah melaksanakan tugas pengawasan pendidikan melalui supervisi akademik maupun supervisi manajerial. Dalam
pelaksanaan tugas tersebut Saudara tidak jarang menemukan berbagai masalah. Untuk memperdalam pemahaman tentang berbagai masalah penelitian pendidikan, Saudara
dapat mengikuti langkah-langkah pembelajaran berikut.
1. Saudara diminta mengikuti penjelasan awal dari pelatih. 2. Selanjutnya secara mandiri, Saudara diminta membaca dengan cermat topik
permasalahan dalam penelitian. 3. Secara berpasangan, Saudara diminta mendiskusikan hasil bacaan masing-masing.
4. Selanjutnya Saudara
secara berpasangankerja
individu diminta
untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang sering terjadi di sekolah binaan, khususnya
yang berkaitan dengan supervisi akademik dan supervisi manajerial dengan mengerjakan LK 2.1 pada kertas lain yang disediakan
.
LK 2.1 Mengidentifikasi Masalah Supervisi Akademik dan Manajerial
No Aspek
Masalah Permasalahan yang
Berkaitan Supervisi
Akademik dan Manajerial
Identifikasi Masalah
1 Supervisi
Akademik a. Standar Kompetensi
Lulusan 1
2 b. Standar Isi
1 2
c. Standar Proses 1
2
d. Standar Penilaian 1
2
2 Supervisi
Manajeria l
a. Standar Pengelolaan 1
2 b. Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan 1
2 c. Standar Sarana
Prasarana 1
2 d. Standar Pembiayaan
1 2
Penerapan metode FGD dapat meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam menindaklanjuti hasil supervisi