menjadi tugasnya, peran yang dia mainkan dirasakan terlalu berat atau memainkan berbagai peran pada tempat mereka bekerja.
c Penyebab stres antar pribadi Stressor ini akan semakin bertambah ketika karyawan dibagi
dalam divisi- divisi dalam suatu departemen yang dikompetisikan untuk memenangkan reward yang menggiurkan. Perbedaan
karakter, kepribadian, latar belakang, persepsi, dan lain-lainnya memungkinkan munculnya stres.
d Organisasi Pengurangan jumlah karyawan merupakan salah satu penyebab
stres yang tidak hanya untuk mereka yang kehilangan pekerjaan, namun juga untuk mereka yang masih tinggal.
5. Hubungan Antar Variabel
a. Hubungan Faktor Individu Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan
Menurut JM. Ivancevich H. Donnely 1985 faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah 1 faktor indvidu 2 faktor
organisasi dan 3 faktor psikologi. Faktor individu meliputi kemampuan, keterampilan, mental dan fisik, latar belakang keluarga, tingkat sosial,
pengalaman serta demografi yang mencakup: umur, asal-usul dan jenis kelamin
sedangkan faktor
organisasi meliputi:
sumber daya,
kepemimpinan, imbalan, struktur desain kerja serta faktor psikologi yang meliputi: persepsi, sikap, kepribadian, belajar serta motivasi.
Mangkunegara 2005:16 menyimpulkan bahwa faktor-faktor penentu prestasi kerja adalah faktor individu dan faktor lingkungan kerja
organisasinya. Dimana dalam faktor individu secara psikologis dijelaskan bahwa, individu yang normal adalah individu yang memilki integritas
yang tinggi antara fungsi psikis rohani dan fisiknya jasmani dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka individu
tersebut memiliki konsentrasi diri yang lebih baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu manusia untuk mampu mengelolah
dan mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan
organisasi. Dengan kata lain, tanpa adanya konsentrasi yang baik dari individu dalam bekerja, maka mimpi pimpinan mengharapkan mereka
dapat bekerja produktif dalam mencapai tujuan organisasi. Konsentrasi individu dalam bekerja sangat dipengaruhi oleh
kemampuan potensi, yaitu kecerdasan pikiranIntelegence Quotiont IQ dan kecerdasan emosiEmotional Quotiont EQ. Pada umumnya,
individu yang mampu bekerja dengan penuh konsentarasi apabila ia memiliki tingkat intelegensi minimal normal average, above average,
superior, very superior, dan gifted dengan tingkat kecerdasan emosi baik
tidak merasa bersalah yang berlebihan, tidak mudah marah, tidak dengki, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tidak benci, tidak iri hati, tidak pendendam, tidak sombong, tidak minder, tidak mudah cemas, memiliki pandangan dan pedoman hidup yang jelas,
dsb. Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa faktor individu karyawan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
b. Hubungan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan
Pemimpin melalui gaya kepemimpinan yang diterapkannya akan mempengaruhi kinerja bawahannya. Pemimpin dituntut untuk mampu
menciptakan kondisi atau keadaan lingkungan kerja yang memberikan rangsangan bagi karyawan untuk bekerja dengan maksimal. Gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi dan keadaan akan menciptakan iklim kerja yang baik. Dengan terciptanya iklim kerja yang
baik maka karyawan akan bersemangat bekerja. Pemimpin melalui gaya atau caranya memberikan arahan-arahan
kepada karyawan untuk bekerja dengan maksimal sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Selain memberikan arahan,
pemimpin juga harus mampu memberikan dorongan semangat kepada karyawan untuk bekerja dengan baik. Menurut Rivai dan Mulyadi
2011:42, gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan
seorang pemimpin ketika ia mencoba memengaruhi kinerja bawahannya. Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI