Karakteristik Siswa Usia Sekolah Dasar

48 produk proyek Kemendikbud, 2013: 245. Sedangkan penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Menurut Abdul Majid 2007: 208, penilaian proyek dapat dilakukan secara holistik dan analitik melalui proses maupun produknya. Secara holistik, nilai tunggal berdasar pada kesan umum. Secara analitik, nilai berdasarkan pada beberapa aspek sesuai dengan proyek yang dikerjakan.

E. Karakteristik Siswa Usia Sekolah Dasar

Siswa sekolah dasar berkisar antara usia 6-12 tahun. Secara umum, beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini antara lain Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, 2005: 39: 1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah. 2. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional 3. Ada kecenderungan memuji diri sendiri 4. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lai, kalau hal itu dirasa menguntungkannya, ada kecenderungan meremehkan orang lain 5. Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting 6. Pada masa ini, terutama usia 6-8 tahun, anak menghendaki nilai yang baik tanpa memikirkan kepantasan. Adapun tugas-tugas perkembangan pada siswa usia 6-12 tahun sebagai berikut Syamsu Yusuf, 2007: 69-71. 49 1. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan; 2. Berlajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis; 3. Mengembangkan kebiasaan memelihara badan, meliputi kebersihan diri, keselamatan diri, dan kesehatan; 4. Mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya dan juga menerima dirinya secara positif; 5. Bekajar bergaul dengan teman sebaya; 6. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya; 7. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung; 8. Belajar mengembangkan konsep sehari-hari, seorang guru dituntut untuk: a. Membimbing anak agar banyak melihat, mendengar, dan mengalami sebanyak mungkin sesuatu yang bermanfaat untuk peningkatan ilmu dan kehidupan bermasyarakat; b. Membimbing anak agar banyak membaca buku atau media cetak lainnya; 9. Mengembangkan kata hati, yaitu mengembangkan sikap dan perasaan yang berhubungan dengan norma-norma agama.; 10. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi; dan 11. Mengembangkan sikap positif terhadap kelompok sosial dan lembaga. Siswa usia sekolah dasar berada pada rentang masa kanak-kanak akhir. Masa kanak-kanak akhir dibedakan menjadi dua fase, yaitu: 1. Masa kanak-kanak kelas rendah sekolah dasar yaitu mulai dari kelas 1, 2, dan 3 yang berlangsung antara usia 67 tahun-910 tahun. Menurut Slamet Suyanto 2005: 6, anak usia 0-8 tahun mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik, motorik, moral, sosial, emosional, intelektual, dan bahasa yang sangat pesat. Oleh karena itu, usia 0-8 tahun juga disebut usia emas atau golden age . Selain itu, anak usia 8-10 tahun juga telah menggunakan bahasa untuk berkomunikasi baik dengan anak lain maupun dengan orang dewasa Slamet Suyanto, 2005: 75. Selain itu, Ritta E. Izzati dkk 2008: 116 juga menjelaskan ciri-ciri anak masa kelas rendah sekolah dasar, meliputi: 50 a. Ada hubungan yang kuat antara jasmani dan prestasi sekolah b. Suka memuji diri sendiri c. Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu dianggap tidak penting d. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu menguntungkan dirinya e. Suka meremehkan orang lain. 2. Masa kelas tinggi sekolah dasar yaitu mulai dari kelas 4,5, dan 6 yang berlangsung antara usia 910 tahun-1213 tahun. Ritta E. Izzati dkk 2008: 116 menyebutkan ciri khas anak masa kelas tinggi sekolah dasar antara lain: a. Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari b. Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis c. Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus d. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah Secara khusus, karakteristik siswa usia sekolah dasar juga dibedakan berdasarkan beberapa aspek, meliputi Syamsu Yusuf, 2007: 178-184: 1. Perkembangan intelektual Menurut Piaget, anak pada rentang usia 7-11 tahun masuk pada tahap operasional konkrit. Pada tahap ini, siswa sudah dapat memecahkan masalah sederhana dan konkrit. Selain itu, siswa juga dapat berpikir reversible berkebalikan. Siswa dapat memahami volume suatu benda 51 meskipun pada tempat yang berbeda dan juga dapat mengurutkan serta mengklasifikasikan sesuatu Slamet Suyanto, 2005: 65. Secara umum, periode ini ditandai dengan tiga kemampuan baru, antara lain 1 mengklasifikasikan, 2 menyusun, dan 3 mengasosiasikan angka- angka seperti menambah, mengurangi, mengalikan, membagi. Implikasi terhadap pembelajaran antara lain guru dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan pertanyaan, memberi komentar, membuat karangan, menyusun laporan. 2. Perkembangan bahasa Pada masa ini, kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata berkembang sangat pesat. Pada awal masa ini, anak sudah mampu menguasai sekitar 2.500 kata, dan pada masa akhir sekitar 50.000 kata. Implikasi dalam pendidikan di sekolah, para siswa mendapat pelajaran dengan pengantar bahasa. Selain itu, dalam pelajaran bahasa siswa juga dapat menyusun struktur kalimat, peribahasa, kesusastraan, dan keterampilan mengarang. 3. Perkembangan sosial Perkembangan sosial pada anak-anak usia sekolah dasar ditandai dengan adanya perluasan hubungan, di samping dengan keluarga, anak- anak mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya atau teman sekelas. Anak juga mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri kepada sikap yang kooperatif. Anak dapat berminat terhadap kegiatan teman sebayanya, dan bertambah kuat keinginannya untuk diterima menjadi anggota 52 kelompok, dan merasa tidak senang jika tidak diterima dalam kelompok.bentuk implikasi di sekolah, siswa dapat dimasukkan dalam tugas-tugas yang bersifat kelompok baik yang membutuhkan fisik maupun pikiran. Dengan demikian, peserta didik dapat belajar tentang sikap dan kebiasaan dalam kerja sama, saling menghormati, tenggang rasa, dan tanggung jawab. 4. Perkembangan emosional Anak-anak mulai belajar mengendalikan diri dan mengontrol emosi yang diperoleh melalui peniruan dan pembiasaan. Peniruan dan pembiasaan sangat dipengaruhi oleh linkungan di sekitar anak yang dapat mempengaruhi anak untuk cenderung memiliki emosi positif atau bahkan negatif. Implikasi di sekolah, antara lain: a. Mengmbangkan iklim kelas yang bebas dari ketegangan. b. Memperlakukan peserta didik sebagai individu yang mempunyai harga diri. c. Memberlakukan nilai secara objektif. d. Menghargai hasil karya peserta didik. 5. Perkembangan moral Anak sudah dapat mengikuti pertautan atau tuntutan dari orangtua atau lingkungan sosialnya. Pada akhir masa ini, anka sudah dapat memahami alasan yang mendasari suatu peraturan. Selain tiu, anak sudah dapat 53 mengasosiasikan setiap bentuk perilaku dengan konsep benar salah atau baik buruk. 6. Perkembangan penghayatan keagamaan Perkembangan penghayatan keagamaan anak usia sekolah dasar ditandai dengan hal-hal berikut ini. a. Sifat keagamaan bersifat reseptif disertai dengan pengertian. b. Pemahaman tentang ketuhanan diperoleh melalui indikator alam semesta sebagai manifestasi dari keagunganNya. c. Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterima sebagai keharusan moral. 7. Perkembangan motorik Ditandai dengan kelebihan gerak atau aktivitas motorik yang lincah. Implikasi di sekolah a. Megajarkan dasar-dasar keterampilan menulis dan menggambar. b. Mengajarkan keterampilan menggunakan alat-alat olahraga. c. Mengajarkan gerakan meloncat, berlari, berenang, dll. d. Mengajarkan baris-berbaris secara sederhana. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa guru sangat perlu memahami karakteristik peserta didik. Perlakuan yang tepat dalam proses pembelajaran, dapat memberikan hasil yang baik pula dalam pengembangan berbagai aspek peserta didik. 54

F. Kerangka Berpikir