Save ar-2011

(1)

ANNUAL

REPORT

laporan tahunan


(2)

ANNUAL REPORT 2011 LAPORAN TAHUNAN 2011

01

03

04

05

07

09

11

12

13

15

17

19

23

27

35

41

47

53

59

65

69

79

83

87

93

97

101

103

105

106

107

Vision & Mission

Financial Highlights

Capital Movement & Share Price Information

Performance Graphs

ICBP at A Glance

Brief History of the Company

Shareholding Structure

Management Structure

Business Structure

Diversiied Portfolio

Accolades & Certiications

Message From the President Commissioner

Report of the President Director

Management’s Analysis & Discussion

Noodles

Dairy

Food Seasonings

Snack Foods

Nutrition & Special Foods

Packaging

Corporate Governance

Audit Committee Report

Corporate Human Resources

Corporate Social Responsibility

Board of Commissioners

Board of Directors

Subsidiaries & Associate Companies

Production Facilities

Professional Advisors & Banks

Acknowledgement

Independent Auditors’ Report

Visi & Misi

Ikhtisar Keuangan

Pergerakan Modal & Informasi Harga Saham

Graik Kinerja Keuangan

Sekilas ICBP

Riwayat Singkat Perseroan

Struktur Pemegang Saham

Struktur Manajemen

Struktur Bisnis

Aneka Ragam Portofolio

Penghargaan & Sertiikasi

Sambutan Komisaris Utama

Laporan Direktur Utama

Analisa & Pembahasan Oleh Manajemen

Mi Instan

Dairy

Penyedap Makanan

Makanan Ringan

Nutrisi & Makanan Khusus

Kemasan

Tata Kelola Perusahaan

Laporan Komite Audit

Sumber Daya Manusia

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Dewan Komisaris

Direksi

Entitas Anak & Entitas Asosiasi

Fasilitas Produksi

Lembaga Profesional & Bank

Pernyataan


(3)

01

02

ANNUAL REPORT 2011 LAPORAN TAHUNAN 2011

Vision

Visi

The Leading Consumer

Goods Company

Produsen Barang-barang

Konsumsi yang Terkemuka

Mission

Misi

To continuously

I

nnovate, focusing on

C

onsumers’ needs, delivering great

B

rands

with unparalleled

P

erformance

• To deliver quality products which are loved

by consumers

• To continuously improve our people,

processes and technologies

• To contribute to the welfare of the society

and environment in a sustainable manner

• To continuously improve stakeholders’ value

• Senantiasa melakukan inovasi, fokus pada

kebutuhan pelanggan, menawarkan

merek-merek unggulan dengan kinerja yang tidak

tertandingi

• Menyediakan produk berkualitas yang

merupakan pilihan pelanggan

• Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan,

proses produksi dan teknologi kami

• Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan

masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan

• Meningkatkan stakeholders’ value secara


(4)

04

03

19.367,2 5.031,3 2.608,0 1.975,3 5.831,0 339 8.580,3 2.988,5 5.591,8 15.222,9 515,7 10.709,8 492,9 4.513,1 780,4 14,5 18,2 20,6 2,87 0,30 0,42 0,07 (0,34)

ANNUAL REPORT 2011 LAPORAN TAHUNAN 2011

16.332,6 3.912,8 1.645,4 1.078,2 3.800,6 7.378,4 (3.577,8) 10.223,9 343,6 1.624,7 345,5 8.599,2 1.451,5 11,5 1 6,1 56,5 0,52 0,84 5,29 0,89 0,47 Net Sales Gross Proit

Income from Operations (EBIT) Income for the Year Attributable to Equity Holders of the Parent Entity Shares Outstanding (million) Basic Earnings Per Share (Rp) 2

Current Assets Current Liabilities Net Working Capital Total Assets Capital Expenditures Total Equity 3

Non-Controlling Interests Total Liabilities

Funded Debt

Return on Assets (%) - Net Income 4

Return on Assets (%) - EBIT 4

Return on Equity (%)4

Current Ratio (x)

Liabilities to Assets Ratio (x) Liabilities to Equity Ratio (x) 3

Gearing Ratio - Gross (x) 3

Gearing Ratio - Net (x) 3

Penjualan Neto Laba Bruto Laba Usaha (EBIT) Laba Tahun Berjalan Yang Dapat Diatribusikan Kepada Entitas Induk

Jumlah Saham yang Ditempatkan dan Disetor Penuh (juta) Laba Bersih Per Saham Dasar (Rp) 2

Aset Lancar Liabilitas Jangka Pendek Modal Kerja Bersih Total Aset Pengeluaran Barang Modal Total Ekuitas 3

Kepentingan Nonpengendali Total Liabilitas Pinjaman yang Dikenakan Bunga Imbal Hasil atas Aset (%) - Laba Bersih 4

Imbal Hasil atas Aset (%) - Laba Usaha 4

Imbal Hasil atas Ekuitas (%) 4

Rasio Lancar (x) Rasio Liabilitas Terhadap Aset (x) Rasio Liabilitas Terhadap Ekuitas (x) 3 Gearing Ratio - Gross (x) 3 Gearing Ratio - Net (x) 3

17.960,1 4.983,5 2.531,8 1.704,0 5.831,0 344 7.017,8 2.701,2 4.316,6 13.361,3 361,2 9.362,2 442,6 3.999,1 526,3 15,5 21,5 33,3 2,60 0,30 0,43 0,06 (0,31) 12.042,9 2.113,4 540,6 339,1 3.647,1 6.475,6 (2.828,5) 10.205,7 307,5 2.524,9 280,3 7.680,8 465,7 5,0 7,6 15,5 0,56 0,75 3,04 0,18 (0,01) 9.484,7 1.527,2 133,7 55,9 2.318,5 1.618,6 699,8 4.017,1 300,8 2.059,1 166,7 1.958,0 173,6 1,8 3,5 3,4 1,43 0,49 0,95 0,08 (0,10) 2007 1 2008 1

2009 1 2011 2010

The igures are stated in Indonesian language

1. Based on combined inancial statement of Indofood’s Consumer Branded Products Group

2. Calculated based on weighted average number of shares 3. Taking into account non-controlling interests

4. Return represents total return including non-controlling interests

Angka disajikan dalam Bahasa Indonesia

1. Berdasarkan informasi keuangan gabungan Grup Produk Konsumen Bermerek dari Indofood

2. Dihitung berdasarkan jumlah rata-rata tertimbang saham 3. Dengan memperhitungkan kepentingan nonpengendali 4. Imbal hasil menampilkan total imbal hasil termasuk kepentingan

nonpengendali

In billion of Rupiah unless otherwise stated

Dalam miliar Rupiah, kecuali dinyatakan lain

As of December 31, 2011, ICBP’s 5,830,954,000 shares with a par value of Rp100 per share, were listed on the Indonesia Stock Exchange, with total registered shareholders exceeding 2,100. Share volume traded on the regular market during 2011 totaled 1,212,667,000 share at prices ranging from Rp3,800 per share to Rp6,000 per share and closing at Rp5,200.

ICBP conducted an Initial Public Offering of 1,166,191,000 shares with a total number of 5,830,954,000 shares issued and fully paid each with par value of Rp100 per share on October 7, 2010. As of December 31, 2011 there was no change in number of outstanding shares.

Per 31 Desember 2011, sejumlah 5.830.954.000 saham ICBP dengan nilai nominal Rp100 per saham, tercatat pada Bursa Efek Indonesia, dengan jumlah pemegang saham melebihi 2.100. Volume saham yang diperdagangkan di pasar reguler selama tahun 2011 berjumlah 1.212.667.000 dengan harga berkisar antara Rp3.800 per saham hingga Rp6.000 per saham dan ditutup pada harga Rp5.200.

ICBP melakukan Penawaran Umum Perdana sebesar 1.166.191.000 saham dengan jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh sebesar 5.830.954.000 dengan nilai nominal Rp100 per saham pada tanggal 7 Oktober 2010. Per tanggal 31 Desember 2011 tidak terdapat perubahan jumlah saham yang beredar.

20

11

I II III IV -6.200 6.200 -4.400 4.400 -4.675 4.675 1.036.686.500 1.036.686.500

20

10

I II III IV 467.523.500 270.926.500 3.800 362.043.000 5.300 5.450 6.000 5.750 6.000 4.650 4.325 4.925 3.800 5.300 5.400 4.925 5.200 5.200 112.174.000 1.212.667.000 LOWEST Terendah CLOSING Penutupan VOLUME Volume YEAR Tahun

DURING THE YEAR Selama Tahun Laporan

DURING THE YEAR Selama Tahun Laporan

HIGHEST Tertinggi

1.500

Share Price Rupiah, Harga Saham Rupiah JSX - CI, IHSG

Oct 10 Nov 10 Dec 10 Jan 11 Feb 11 Mar 11 Apr 11 May 11 Jun 11 Jul 11 Aug 11 Sep 11 Oct 11 Nov 11 Dec 11

3.000

4.500

6.000

7.500

3.822

5.200


(5)

05

06

ANNUAL REPORT 2011 LAPORAN TAHUNAN 2011

/ PRODUK KONSUMEN BERMEREK / PRODUK KONSUMEN BERMEREK

TOTAL ASSETS (Trillion Rupiah)

Total Aset (Triliun Rupiah)

15,22

13,36

10,22

10,21

4,02

NET SALES (Trillion Rupiah)

Penjualan Neto (Triliun Rupiah)

‘11

‘10

‘09

‘08

‘07

‘11

‘10

‘09

‘08

‘07

‘11

‘10

‘09

‘08

‘07

‘11

‘10

‘09

‘08

‘07

‘11

‘10

‘09

‘08

‘07

19,37

17,96

16,33

12,04

9,48

TOTAL EQUITY

1

(Trillion Rupiah)

Total Ekuitas

1

(Triliun Rupiah)

10,71

9,36

1,62

2,52

2,06

1.975,3

1.704,0

1.078,2

339,1

55,9

INCOME FOR THE YEAR ATTRIBUTABLE TO EQUITY HOLDERS

OF THE PARENT ENTITY (Billion Rupiah)

Laba Tahun Berjalan Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk (Miliar Rupiah)

INCOME FROM OPERATIONS/EBIT (Billion Rupiah)

Laba Usaha (Miliar Rupiah)

2.608,0

2.531,8

1.645,4

540,6

133,7

1. Taking into account non-controlling interests


(6)

07

08

ANNUAL REPORT 2011 LAPORAN TAHUNAN 2011

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (“ICBP” or the “Company”) is an established market–leading producer of packaged food products with a diverse range of products providing everyday food solutions for consumers of all ages. Many of its products brands are among the strongest brands with significant Top–of–Mind status in Indonesia and have gained the trust and loyalty of millions of consumers in Indonesia for decades.

ICBP was established as a separate entity in September 2009 and listed on the Indonesia Stock Exchange (“IDX”) on 7 October 2010. It was established by means of internal restructuring of the Consumer Branded Products (“CBP”) Group of PT Indofood Sukses Makmur Tbk (“Indofood”), the parent company, listed on the IDX since 1994. Through the internal restructuring, the entire business operations of Indofood’s CBP Group, comprising noodles, dairy, food seasonings, snack foods, nutrition and special foods, as well as biscuits (previously under Bogasari Group), were transferred to ICBP.

Following the listing, Indofood remains the majority shareholder of ICBP with around 80% ownership. Hence, ICBP continues to enjoy synergies with other Indofood Group companies to maintain its competitive advantages. Currently ICBP’s business units are as follows:

Noodles

Produces and markets a range of instant bag and cup noodles, egg noodles and instant vermicelli.

Dairy

Produces and markets a variety of dairy products

including sweetened condensed milk, liquid milk (ultra-high temperature, sterilized bottled and pasteurized liquid

milk), powdered milk, ice cream, yogurt drinks and butter.

Food Seasonings

Produces a range of culinary products including soy sauce, chili sauce, tomato sauce, bouillon and instant seasonings, and also produces and markets cordial syrup.

Snack Foods

Produces and markets a range of Western and modernized traditional snacks, as well as biscuits.

Nutrition & Special Foods

Produces and markets various cereals and biscuits for infants and children, as well as milk products for expectant and lactating mothers.

The Company’s operations are also supported by the Packaging Division.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (“ICBP” atau “Perseroan”) merupakan produsen makanan dalam kemasan yang mapan dan terkemuka dengan berbagai pilihan produk makanan sehari–hari bagi konsumen di segala usia. Banyak di antara merek produknya merupakan merek terkemuka yang telah melekat di hati masyarakat Indonesia, serta memperoleh kepercayaan dan loyalitas jutaan konsumen di Indonesia selama bertahun–tahun. ICBP berdiri sebagai entitas terpisah di bulan September 2009 serta tercatat di Bursa Efek Indonesia (“BEI”) pada tanggal 7 Oktober 2010. ICBP didirikan melalui restrukturisasi internal dari Grup Produk Konsumen Bermerek (“CBP”) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (“Indofood”), perusahaan induk ICBP yang sahamnya tercatat di BEI sejak tahun 1994. Melalui proses

restrukturisasi internal, seluruh kegiatan usaha Grup CBP dari Indofood, yang meliputi mi instan, dairy, penyedap makanan, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus, serta biskuit (sebelumnya tergabung dalam Grup Bogasari), dialihkan ke ICBP.

Setelah pencatatan saham ICBP, Indofood tetap menjadi pemegang saham mayoritas ICBP dengan kepemilikan saham sekitar 80%. Oleh karenanya, ICBP tetap memiliki sinergi dengan perusahaan–perusahaan Grup Indofood lainnya dalam menjaga keunggulan kompetitifnya. Saat ini kegiatan usaha ICBP terdiri atas:

Mi Instan

Memproduksi dan memasarkan berbagai produk mi instan antara lain bag noodles, cup noodles, mi telur dan bihun instan.

Dairy

Memproduksi dan memasarkan berbagai macam produk

dairy, yaitu susu kental manis, susu cair (susu ultra-high temperature,susu steril dalam botol dan susu pasteurisasi), susu bubuk, es krim, minuman yogurtdan mentega.

Penyedap Makanan

Memproduksi beragam produk kuliner seperti kecap, saus sambal, saus tomat, kaldu dan bumbu instan, serta juga memproduksi dan memasarkan sirup.

Makanan Ringan

Memproduksi dan memasarkan berbagai makanan ringan moderen dan makanan ringan tradisional yang dikemas secara moderen, serta produk biskuit.

Nutrisi & Makanan Khusus

Memproduksi dan memasarkan berbagai macam bubur sereal dan biskuit untuk bayi dan anak-anak, serta produk susu untuk ibu hamil dan menyusui.

Kegiatan usaha Perseroan juga didukung oleh Divisi Kemasan.

PT INDOFOOD CBP SUKSES

MAKMUR TBK (“ICBP” OR THE

“COMPANY”) IS AN ESTABLISHED

MARKET–LEADING PRODUCER

OF PACKAGED FOOD PRODUCTS

WITH A DIVERSE RANGE

OF PRODUCTS PROVIDING

EVERYDAY FOOD SOLUTIONS

FOR CONSUMERS OF ALL AGES.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (“ICBP”

atau “Perseroan”) merupakan produsen

makanan dalam kemasan yang mapan dan

terkemuka dengan berbagai pilihan produk

makanan sehari–hari bagi konsumen di


(7)

09

10

ANNUAL REPORT 2011 LAPORAN TAHUNAN 2011 ICBP was established as a separate entity in September

2009 and listed on the IDX on 7 October 2010. It was established by means of internal restructuring of the CBP Group of Indofood, the parent company, listed on the IDX since 1994.

Most of the ICBP’s business operations and product brands have been well-established for many years, with many of them enjoying leading positions on their respective market segments. The histories of its various business operations are as follows:

The noodles business commenced with the launch of Sarimi brand. Other brands such as Indomie, Supermi and Pop Mie were added in 1984, 1986 and 1988 respectively.

The nutrition and special foods business commenced with Promina as the irst brand. The SUN brand was launched in 1989 to cater to a diferent market segment.

The snack foods business was established through a 51:49 joint venture subsidiary with Seven–Up Nederland B.V., an ailiated company of PepsiCo Inc., with the launch of three brands, Chitato, Chiki and JetZ. In 1992 and 2005 PepsiCo’s brands Cheetos and Lays were introduced. In 2007 Qtela brand was launched to penetrate the traditional snack market.

1982

1985

1990

1991

2005

2008

1982

1985

1990

1991

2005

2008

ICBP berdiri sebagai entitas terpisah pada bulan September 2009 dan tercatat sebagai perusahaan publik di BEI pada tanggal 7 Oktober 2010. ICBP didirikan melalui proses restrukturisasi internal Grup CBP dari Indofood, perusahaan induk yang tercatat sebagai perusahaan publik di BEI sejak tahun 1994.

Berbagai kegiatan usaha dan merek yang digunakan untuk produk ICBP telah dikenal sejak lama, dimana beberapa diantaranya merupakan pemimpin pasar. Sejarah dari berbagai kegiatan usaha Perseroan adalah sebagai berikut:

Kegiatan usaha mi instan mulai beroperasi dengan diluncurkannya merek Sarimi. Berbagai merek mi instan lainnya seperti Indomie, Supermi dan Pop Mie melengkapi portofolio produk ICBP, masing–masing pada tahun 1984, 1986 dan 1988.

Kegiatan usaha nutrisi dan makanan khusus mulai beroperasi dengan Promina sebagai merek pertama yang diluncurkan. Merek SUN diluncurkan di tahun 1989 untuk menjangkau segmen pasar yang berbeda. Kegiatan usaha makanan ringan dijalankan oleh perusahaan patungan 51:49 dengan Seven–Up Nederland B.V., ailiasi dari PepsiCo Inc. dengan menggunakan tiga merek, yaitu Chitato, Chiki dan JetZ. Cheetos dan Lays, yang masing–masing diluncurkan pada tahun 1992 dan 2005, merupakan merek dengan lisensi dari PepsiCo. Pada tahun 2007, merek Qtela diluncurkan untuk menjangkau pasar makanan ringan tradisional.

The food seasonings business commenced with soy sauce, marketed under two brands, Piring Lombok and Niki Echo. In 1992, the Indofood brand was launched for soy sauce and other products including chili sauce and instant seasonings. In 2005 PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia (“NICI”) was established as a 50%– owned joint venture company with Nestlé SA, with responsibility for marketing of only culinary products.

The biscuit business commenced with two brands: Trenz, catering to the young adult, and Wonderland, catering to families. In 2011, Bim Bim brand was launched to penetrate children’s market.

The dairy business was added through the acquisition of Drayton Pte. Ltd., the 68.57% owner of PT Indolakto (“Indolakto”), the second largest player in the market. Its lagship brand, Indomilk, has been present in Indonesia for more than four decades.

Kegiatan usaha penyedap makanan mulai beroperasi dengan produk kecap yang dipasarkan dengan menggunakan dua merek, yaitu Piring Lombok dan Niki Echo. Pada tahun 1992, merek Indofood diluncurkan untuk produk kecap dan produk–produk lainnya, yaitu saus sambal dan bumbu instan. PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia (“NICI”) yang didirikan pada tahun 2005, merupakan perusahaan patungan dengan Nestlé SA dengan kepemilikan saham masing– masing sebesar 50%, bertanggung jawab untuk memasarkan produk–produk kuliner.

Kegiatan usaha biskuit mulai beroperasi dengan dua merek: Trenz untuk segmen anak muda dan dewasa, dan Wonderland yang menjangkau segmen keluarga. Pada tahun 2011, merek Bim Bim diluncurkan untuk menjangkau pasar anak-anak. Kegiatan usaha dairy melengkapi portofolio usaha ICBP dengan diakuisisinya Drayton Pte. Ltd., yang memiliki kepemilikan saham sebesar 68,57% di PT Indolakto (“Indolakto”), pemain terbesar kedua di industri dairy Indonesia. Indomilk, yang merupakan merek utama Indolakto, telah hadir di Indonesia selama lebih dari empat dekade.


(8)

11

12

ANNUAL REPORT 2011 LAPORAN TAHUNAN 2011 NAME OF SHAREHOLDER

Nama Pemegang Saham

PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK

PT Indofood Sukses Makmur Tbk

4.698.339.000

80,58%

19,42%

100%

1.132.615.000

5.830.954.000

PUBLIC

(with ownership interest below 5%) Publik

(dengan kepemilikan di bawah 5%)

TOTAL Jumlah

TOTAL SHARE ISSUED AND FULLY PAID Jumlah Saham Ditempatkan

dan Disetor Penuh

PERCENTAGE OF OWNERSHIP

Persentase Kepemilikan

BOARD OF COMMISSIONERS

DIVISIONS

CORPORATE FUNCTIONS

NOMINATION &

REMUNERATION COMMITTEE

AUDIT COMMITTEE

BOARD OF DIRECTORS

President Commissioner

Commissioner Commissioner Commissioner Commissioner

Independent Commissioner Independent Commissioner Independent Commissioner

Noodles Dairy

Food Seasonings Snack Foods

Nutrition & Special Foods Packaging

Treasury Central Marketing Controller

Research & Development Legal

Internal Audit

Information Technology Investor Relations & Corporate Secretary Procurement & Engineering Human Resources Corporate Communication Enterprise Risk Management

Chairman

Members Chairman

Members

President Director Director Director Director Director Director Director Director

Benny S. Santoso Franciscus Welirang Moleonoto (Paulus Moleonoto) Darmawan Sarsito (Kevin Sietho) Alamsyah F.G. Winarno Adi Pranoto Leman Agus Rajani Panjaitan

Taufik Wiraatmadja Axton Salim Sulianto Pratama Suaimi Suriady Robert Arifin Aswan Tukiaty Thomas Tjhie &

Rusmin Kasim Axton Salim Hendra Widjaja Suaimi Suriady Ayda Wijaya Adrian Jogi Iwan Sentosa & Daniel Yahya Werianty Setiawan Jonathan A. Rahardjo & Alexander A. Aditio Eri Pramono Stefanus Indrayana Adrian Jogi

Benny S. Santoso

President Commissioner

Anthoni Salim

President Director

Tjhie Tje Fie (Thomas Tjhie)

Director

Adi Pranoto Leman

Independent Commissioner

Agus Rajani Panjaitan

Independent Commissioner

Ir. Monang Silalahi

External Independent Professional

Dr. Timotius Ak.

External Independent Professional

Anthoni Salim Tjhie Tje Fie (Thomas Tjhie) Taufik Wiraatmadja Axton Salim Werianty Setiawan Hendra Widjaja Suaimi Suriady Sulianto Pratama


(9)

13

14

NOODLES

Mi Instan

Dairy

Dairy

FOOD SEASONINGS

Penyedap Makanan

SNACK FOODS

Makanan Ringan

NUTRITION & SPECIAL FOODS

Nutrisi & Makanan Khusus

PACKAGING

Kemasan


(10)

16

LAPORAN TAHUNAN 2011

ANNUAL REPORT 2011

15

NO O DLES

FO O D SEASO NI NGS

S NAC K FO ODS

NUTR I TIO N &

S P EC IA L FO O DS

DA I RY


(11)

17

18

ANNUAL REPORT 2011 LAPORAN TAHUNAN 2011

ACCOLADES

/ Penghargaan

CORPORATE

* Good Corporate Governance Award 2011 – PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, The Most Trusted Company Based on Analyst’s Assessment Survey, by SWA Magazine and The Indonesia Institute for Corporate Governance

* Foods, Medicines and Cosmetics Assessment Agency of The Indonesian Council of Ulama (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia “LPPOM MUI”) Award – PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Company with Strong Commitment to Halal

* Word of Mouth Marketing 2011 Award – Indomie, Most Recommended Brand in Instant Noodle Category, by SWA Magazine and On Bee Marketing Research * Indonesia Best Brand Award 2011 – Indomie,

Best Brand Platinum in Instant Noodle Category, by SWA Magazine and MARS

* Indonesian Customer Satisfaction Award 2011 – Indomie, The Best in Achieving Total Customer Satisfaction, by Frontier Consulting Group and SWA Magazine * The Most Impactful Brand Activation 2011 –

Indomie Jingle Dare Program, by Mix Marketing Communications

OPERATION

UNITS

* Word of Mouth Marketing 2011 Award – Pop Mie, Most Recommended Brand in Cup Noodle Category, by SWA Magazine and On Bee Marketing Research * Indonesia Best Brand Award 2011 – Pop Mie, Best

Brand in Cup Noodle Category, by SWA Magazine and MARS

* Indonesian Customer Satisfaction Award 2011 – Pop Mie, The Best in Achieving Total Customer Satisfaction, by Frontier Consulting Group and SWA Magazine

* MDG (Millenium Development Goals) Award 2011 – SUN Mobile Clinic Program in Private Sector Category, by Office of Special Envoy of The President of The Republic of Indonesia on MDGs

CERTIFICATIONS

/ Sertifikasi

* ISO 14001

* SMK3 (Occupational Health and Safety Management) * HACCP ISO 22000:2005

(Hazard Analytical Critical Control Points) * OHSAS 18001

* ISO 17025:2008

* SNI (Indonesian National Standard) * Halal

* GMP (Good Manufacturing Practices) * PROPER (Performance Rating in Relation to


(12)

19

20

ANNUAL REPORT 2011 LAPORAN TAHUNAN 2011

BENNY SETIAWAN SANTOSO

PreSident COMMiSSiOner

Dear Shareholders,

The economy continued to perform

extremely well during 2011 and fears of

a global downturn did nothing to dent

consumer confidence, which remained at

year-end at one of the highest levels ever.

Gross Domestic Product (“GDP”) grew at

a solid pace, achieving 6.5% and buoyed

by domestic private consumption and

investment.

Para Pemegang Saham yang Terhormat, Perekonomian Indonesia terus meraih kinerja yang positif di sepanjang tahun 2011, sementara kekhawatiran akan melambatnya perekonomian global tidak mempengaruhi tingkat

kepercayaan konsumen, yang tetap bertahan di level tertinggi hingga akhir tahun. Pertumbuhan Domestik Bruto (“PDB”) terus tumbuh secara solid yaitu sebesar 6,5%, didorong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.

We maintained a steady command of market

leadership in most of our categories, largely

thanks to our ability to respond swiftly to

the changing market dynamics. We remain

optimistic moving ahead as we continue to build

on our strengths and improve our weaknesses.

We relentlessly assess our strategies to address

new challenges and to better position the

Company in capturing new opportunities.

Sambutan Komisaris Utama

Kami berhasil terus mempertahankan kepemimpinan pasar di sebagian besar kategori produk kami, berkat kemampuan kami untuk menanggapi perubahan pasar yang dinamis secara cepat. Kami tetap optimis ke depannya, seiring berlanjutnya upaya kami untuk membangun kekuatan serta memperbaiki kelemahan kami. Kami terus mengevaluasi strategi kami, untuk dapat menghadapi berbagai tantangan baru dan meraih peluang-peluang baru.

In spite of the higher inflation rate in the early part

of the year, full-year inflation was 3.79%, considerably lower than the previous year’s figure of 6.96%. Per capita income is rising consistently and is now estimated at US$3,600, up from US$3,000 in only a year, a milestone for the next wave of consumerism. The middle class increased, and now accounts for more than 50% of the population.

Meskipun tingkat inflasi cukup tinggi di awal tahun, tingkat inflasi tahun 2011 mencapai 3,79%, jauh di bawah tingkat inflasi di tahun sebelumnya sebesar 6,96%. Pendapatan per kapita terus bertumbuh dan kini diperkirakan mencapai US$3.600, meningkat dari US$3.000 dalam kurun waktu hanya satu tahun. Hal ini merupakan suatu pencapaian penting bagi pertumbuhan konsumerisme ke depan. Segmen menengah terus tumbuh, dan kini telah mencapai lebih dari 50% populasi.


(13)

21

22

ANNUAL REPORT 2011 LAPORAN TAHUNAN 2011

As the economy and middle-income market segment grows, consumer behavior and lifestyles change. People demand better products and services at afordable prices – the key word being “afordable premium.” Consumers lead increasingly busy lifestyles and need convenient products that allow more time for other activities to enhance their personal well-being. Western cultural inluences are becoming predominant, particularly in the younger generation. The development of technology has given rise to the digital society, where people are connected via electronic and digital devices. This phenomenon has changed the advertising landscape, with digital media becoming increasingly important. On the cost front, cost inlation which had moderated in earlier years was once more on the rise, particularly in the irst semester, driven by higher commodity prices. The competitive environment was tougher with domestic players increasing the extent of their operations and imported products increasing in volume. Amidst the opportunities and challenges, ICBP performed moderately well. We maintained a steady command of market leadership in most of our categories, largely thanks to our ability to respond swiftly to the changing market dynamics. We remain optimistic moving ahead as we continue to build on our strengths and improve our weaknesses. We relentlessly assess our strategies to address new challenges and to better position the Company in capturing new opportunities.

Perubahan perilaku dan gaya hidup konsumen terjadi, seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan naiknya segmen pasar menengah. Konsumen menuntut produk dan layanan yang lebih baik dengan harga terjangkau – dengan “affordable premium” sebagai kata kuncinya. Konsumen mulai beralih ke gaya hidup yang makin sibuk dan membutuhkan produk yang praktis untuk dikonsumsi, sehingga mereka punya lebih banyak waktu untuk melakukan kegiatan lainnya yang lebih berarti. Pengaruh budaya barat semakin meningkat, terutama di kalangan generasi muda. Perkembangan teknologi mendukung tumbuhnya komunitas digital, dimana setiap individu terhubung secara elektronik melalui piranti digital. Fenomena ini telah merubah peta industri periklanan, dimana media digital semakin memegang peranan yang penting. Di sisi biaya, inflasi biaya yang moderat di tahun-tahun sebelumnya, sekali lagi mengalami peningkatan terutama di semester pertama tahun 2011 didorong oleh peningkatan harga komoditas. Persaingan semakin

meningkat dimana para pemain domestik terus memperluas kegiatan operasionalnya, dan volume produk-produk impor terus meningkat. Di tengah berbagai peluang dan tantangan yang ada, ICBP berhasil meraih kinerja yang cukup memuaskan. Kami berhasil terus mempertahankan kepemimpinan pasar di sebagian besar kategori produk kami, berkat kemampuan kami untuk menanggapi perubahan pasar yang dinamis secara cepat. Kami tetap optimis ke depannya, seiring berlanjutnya upaya kami untuk membangun kekuatan serta memperbaiki kelemahan kami. Kami terus mengevaluasi strategi kami, untuk dapat menghadapi berbagai tantangan baru dan meraih peluang-peluang baru.

The Board of Commissioners (“BOC”) operates with the support of two committees, which aim to apply the highest possible standards of good corporate governance. The Nomination & Remuneration Committee provides recommendations on the nomination and remuneration of members of both the BOC and Board of Directors (“BOD”). The Audit Committee assists the BOC in fulilling its oversight

responsibility and reviews inancial reporting, internal control systems, the audit process, the company’s systems for monitoring compliance with laws and regulations, the code of conduct and risk management initiatives.

On behalf of the Board of Commissioners, I would like to thank management for guiding ICBP through a challenging year and delivering good results. I would also like to thank our shareholders, the BOD, our employees, suppliers, and above all our customers for their continuing faith in ICBP and its products. With our

determination to continuously improve ourselves, we are conident that ICBP will sustain its performance in the years ahead.

Yours sincerely,

BENNY SETIAWAN SANTOSO President Commissioner April 2012

Bertujuan untuk menerapkan standar tata kelola perusahaan yang tertinggi, Dewan Komisaris didukung oleh dua buah komite dalam menjalankan fungsinya. Komite Nominasi & Remunerasi memberikan rekomendasi mengenai nominasi dan remunerasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Komite Audit membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan tanggung jawab pengawasannya dan melakukan kajian atas pelaporan keuangan, sistem pengawasan internal, proses audit, sistem perusahaan dalam memonitor kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan, serta kode etik dan inisiatif manajemen risiko Perseroan. Atas nama Dewan Komisaris, saya mengucapkan terima kasih kepada jajaran manajemen atas kepemimpinannya selama tahun 2011 yang penuh dengan tantangan, dan tetap dapat memberikan kinerja yang positif. Saya sampaikan juga ucapan terima kasih kepada para pemegang saham, Direksi, karyawan, pemasok dan terutama kepada para pelanggan, atas dukungan kepercayaannya yang terus menerus terhadap ICBP dan produk-produknya. Dengan tekad untuk terus memperbaiki diri, kami percaya ICBP dapat mempertahankan kinerjanya di tahun-tahun mendatang.


(14)

23

24

ANNUAL REPORT 2011 LAPORAN TAHUNAN 2011

laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 15,9% menjadi Rp1,98 triliun dan marjin laba bersih meningkat menjadi 10,2%. Kinerja yang memuaskan ini mencerminkan upaya kami untuk menjaga keseimbangan antara pangsa pasar dan profitabilitas.

Di tahun 2011, kami fokus pada bisnis-bisnis inti kami, serta memperkuat posisi kami di pasar. Kami telah melakukan pengkajian atas portofolio produk kami serta mempercepat inovasi produk guna terus memenuhi perubahan selera konsumen. Kami meluncurkan kembali produk Sarimi Isi 2 guna memenuhi kebutuhan konsumen atas produk-produk value-for-money, serta meluncurkan produk mi instan bercita rasa daging sapi yaitu Indomie Goreng Rendang, untuk menggairahkan pertumbuhan industri dan memenuhi permintaan segmen menengah yang terus berkembang. Kami juga meningkatkan keberadaan kami di kategori makanan ringan tradisional melalui peluncuran produk keripik tempe, Qtela Tempe.

Selain itu, kami juga melakukan pengkajian atas komunikasi pemasaran kami untuk menjaga kesesuaiannya dengan target pasar untuk masing-masing produk, serta meningkatkan penggunaan pemasaran digital. Kami juga memperkuat kemampuan kami di ritel-ritel utama (key account) dan menjadi pemimpin dalam pengelolaan kategori di berbagai outlet ritel moderen (category management), sedangkan penataan produk di pasar moderen dan tradisional terus ditingkatkan. Kami senantiasa memanfaatkan keunggulan kami dan melakukan sinergi dengan perusahaan induk untuk memperluas dan memperdalam penetrasi pasar, serta meningkatkan ketersediaan produk.

ANTHONI SALIM

PreSident direCtOr and CeO

Dear Shareholders,

Last year I wrote to advise you that the

competitive environment would escalate

in 2011. Indeed, it has been a challenging

year but nonetheless we are pleased that

we were able to respond swiftly to the

changing market environment and achieved

a sound performance during the year. We

registered a top line of Rp19.37 trillion, 7.8%

up on the previous year, despite a setback

at our Noodles Division. We continue to

deliver solid growth in our bottom line

amid a rising cost environment.

Para Pemegang Saham yang Terhormat, Tahun lalu saya menyampaikan bahwa kondisi persaingan akan semakin ketat di tahun 2011, dan tahun tersebut memang merupakan tahun yang penuh tantangan. Namun demikan kami gembira bahwa kami dapat dengan cepat menanggapi perubahan yang terjadi di pasar dan meraih kinerja yang positif. Kami mencatatkan penjualan neto konsolidasi sebesar Rp19,37 triliun, meningkat 7,8% dari tahun sebelumnya, walaupun Divisi Mi Instan menghadapi tantangan. Laba neto bertumbuh secara solid meskipun terjadi peningkatan berbagai biaya.

in

2011

Pada

Tahun

2011

,

Laporan Direktur Utama

income for the year attributable to the equity

holders of the parent entity rose 15.9% to Rp1.98 trillion and net income margin increased to 10.2%. This strong performance relects our eforts to maintain a balance between market share and proitability.

During the year, we focused on our core businesses, strengthening our positions in the market. We reassessed our product portfolios and accelerated innovation to meet changing consumer preferences. We re-launched Sarimi Isi 2 (Sarimi Two in One) to address the needs of consumers for value-for-money products and launched beef-based lavor instant noodles, Indomie Goreng Rendang (Indomie Spicy Beef Flavor Fried Noodles), aimed at stimulating the industry and at meeting demand from the growing middle class. We also expanded our presence in the traditional snack category through the launch of soybean chips, Qtela Tempe.

At the same time we re-evaluated our marketing communications to ensure they resonate with our target audiences and increased the use of digital marketing. We strengthened our capabilities in key account and categories management, as well as enhancing in-store displays both in modern and traditional markets. We continued to utilize our strengths and synergies with the parent company to widen and deepen market penetration, as well as increase


(15)

ANNUAL REPORT 2011 LAPORAN TAHUNAN 2011

Sebagai bagian dari Grup Indofood, ICBP berkomitmen untuk menjadi warga korporasi yang baik. Kami senantiasa berupaya mematuhi seluruh peraturan, dan menghasilkan produk berkualitas tinggi bagi konsumen. Beberapa produk kami, seperti produk-produk dari Divisi Nutrisi & Makanan Khusus, memberikan sumbangan langsung bagi pembangunan sumber daya manusia melalui produk-produk makanan bernutrisinya. Sebagai penghargaan atas kontribusinya kepada masyarakat, ICBP menerima Millennium Development Goals Award atas partisipasinya dalam meningkatkan kesehatan anak dan ibu hamil melalui program Mobil Klinik SUN. Untuk memberikan dukungan kepada masyarakat melalui program-program tanggung jawab sosial perusahaan, kami berupaya membantu meningkatkan ketangguhan ekonomi dengan memberikan dukungan terhadap pengembangan Usaha Kecil dan Menengah, termasuk melalui program kemitraan dengan para pemasok bahan baku. Kami juga berupaya untuk memelihara lingkungan, dan membantu masyarakat yang menjadi korban bencana alam mengingat produk makanan olahan dalam kemasan ICBP merupakan produk yang tepat untuk diberikan sebagai bantuan pasca bencana.

Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada seluruh stakeholder atas dukungan dan kepercayaannya. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Dewan Komisaris, rekan-rekan Direksi, jajaran manajemen dan seluruh karyawan, yang telah berhasil meraih kinerja yang positif di tahun 2011 di tengah berbagai tantangan yang ada. Kami tetap percaya bahwa sebagai perusahaan makanan dalam kemasan yang terkemuka, kami akan terus berkembang secara dinamis dan siap menghadapi tantangan-tantangan baru.

Entering 2012 we are seeing healthy demand for packaged food products as well as increasing competition. We continue to recognize that the power of Indofood brands continues to represent our greatest asset, and in order to maintain Top-of-Mind status for brands we will increase investment in marketing initiatives, sharpening our

strategies to strengthen brand equity and image as well as

enhance consumer loyalty and bonding. We will continue to focus on organic growth of our core businesses by accelerating innovation to expand our product portfolios, while intensifying our efforts to capture new business opportunities to further boost growth. Production capacities will be expanded across the board and our organizational and human resources capabilities will be strengthened to support the potential growth.

Memasuki tahun 2012 kami melihat kenaikan permintaan produk makanan dalam kemasan, sementara kondisi persaingan juga semakin ketat. Kami menyadari bahwa kekuatan merek-merek Indofood tetap merupakan aset utama kami, dan untuk mempertahankan status Top-of-Mind dari merek-merek kami, kami akan meningkatkan investasi di bidang pemasaran, mempertajam strategi pemasaran guna memperkuat brand equity dan brand image, serta meningkatkan loyalitas dan keterikatan dengan konsumen (consumer loyalty and bonding). Kami akan tetap fokus pada pertumbuhan organik bisnis inti melalui akselerasi inovasi guna memperluas portofolio produk, dan meningkatkan upaya kami untuk meraih peluang usaha baru guna mendorong pertumbuhan. Kapasitas produksi akan ditingkatkan, serta kemampuan organisasi dan sumber daya manusia akan diperkuat guna mendukung potensi pertumbuhan ke depan.

We will continue to focus on organic growth of our core businesses

by accelerating innovation to expand our product portfolios, while

intensifying our efforts to capture new business opportunities to further

boost growth. Production capacities will be expanded across the

board and our organizational and human resources capabilities will be

strengthened to support the potential growth.

As a member of the Indofood Group, ICBP is committed to being a good corporate citizen. We meet all regulatory standards and at all times strive to provide consumers with

high-quality products. Some products, such as those

from the Nutrition & Special Foods Division, make a direct contribution to building human capital through the provision of nutritious foods. In recognition of its contribution to the community, ICBP was awarded the Millennium Development Goals Award for participation in improving child and maternal health with the SUN Mobile Clinic program.

In our outreach to the community through our corporate social responsibility programs, we aim to strengthen economic resilience through endeavors such as support for small-medium enterprises development, including through partnership programs with suppliers of raw materials. We also aim to protect the environment, and assist our fellow Indonesians with aid for the victims of natural disasters, when many ICBP products provide convenient, easy-to-prepare foods that are an important tool in immediate post-disaster responses. In closing, I would like to extend my earnest appreciation to all of our stakeholders for your continuing support and trust. My sincere thanks also goes to the Board of Commissioners, to my fellow directors, management and all of our employees, whose efforts produced such an excellent result in 2011 despite a range of challenges. We remain confident that as the leading packaged food company we will continue to evolve dynamically and rise to the new challenges.

Yours sincerely,

ANTHONI SALIM

President Director and CEO April 2012

Kami akan tetap fokus pada pertumbuhan organik bisnis inti melalui akselerasi inovasi guna memperluas portofolio produk, dan meningkatkan upaya kami untuk meraih peluang usaha baru guna mendorong pertumbuhan. Kapasitas produksi akan ditingkatkan, serta kemampuan organisasi dan sumber daya manusia akan diperkuat guna mendukung potensi pertumbuhan ke depan.

25


(16)

2010

2011

2010

2011

ANNUAL REPORT 2011

PrOFit & LOSS StateMent

Net

Sales

The Company posted consolidated net sales of Rp19.37 trillion in 2011, an increase of 7.8% from Rp17.96 trillion in 2010 due to volume growth across the divisions (except for Noodles Division) and higher average selling price. During the year ICBP Group recorded net export sales of around US$204 million which accounted for around 9% of consolidated net sales.

The five divisions of the Company – Noodles, Dairy, Food Seasonings, Snack Foods and Nutrition & Special Foods – contributed 68.8%, 19.1%, 3.5%, 6.0% and 2.6% respectively to consolidated net sales.

Noodles Division registered 7.5% growth in total sales value of Rp13.59 trillion in 2011 as compared to Rp12.65 trillion in 2010 due to higher average selling price despite lower volume.

Total sales value of Dairy Division was Rp3.69 trillion, an increase of 5.9% from Rp3.49 trillion in 2010 primarily due

to increase in volume of sweetened condensed milk, liquid

milk and ice cream as well as higher average selling price.

LaPOran rUGi LaBa

Penjualan

Neto

Perseroan mencatatkan penjualan neto konsolidasi sebesar Rp19,37 triliun di tahun 2011, meningkat 7,8% dari Rp17,96 triliun di tahun 2010 karena naiknya volume penjualan di seluruh divisi (kecuali Divisi Mi Instan) dan kenaikan harga jual rata-rata. Sepanjang tahun 2011, Perseroan membukukan penjualan ekspor sebesar US$204 juta, yang mencakup sekitar 9% dari penjualan neto konsolidasi. Perseroan memiliki 5 divisi yang terdiri dari Divisi Mi Instan, Dairy, Penyedap Makanan, Makanan Ringan dan Nutrisi & Makanan Khusus, yang masing-masing memberikan kontribusi sebesar 68,8%, 19,1%, 3,5%, 6,0%, dan 2,6% terhadap penjualan neto konsolidasi.

Total nilai penjualan Divisi Mi Instan naik 7,5% menjadi Rp13,59 triliun di tahun 2011 dari Rp12,65 triliun di tahun 2010, karena kenaikan harga jual rata-rata meskipun volume penjualan turun.

Divisi Dairy mencatatkan total nilai penjualan sebesar Rp3,69 triliun, atau naik 5,9% dari Rp3,49 triliun di tahun 2010 terutama didorong oleh pertumbuhan volume penjualan dari susu kental manis, susu cair dan es krim serta harga jual rata-rata yang lebih tinggi.

Food Seasonings Division booked total sales value of Rp961.9 billion in 2011, growing 22.3% from Rp786.4 billion in 2010, mainly driven by increases in sales of chili sauce and recipe mixes.

In 2011, Snack Foods Division continued to register double-digit volume growth, driven by strong volume growth across the snack foods category and biscuits. As a result total sales value increased 19.7% to Rp1.17 trillion from Rp0.98 trillion in 2010.

The Nutrition & Special Foods Division booked total sales value of Rp511.4 billion, up 1.1% from Rp505.8 billion in 2010, with baby cereal and baby biscuits making the strongest contribution to growth.

Gross Profit and Income from Operations (EBIT)

Gross profit rose 1.0% to Rp5.03 trillion in 2011 from Rp4.98 trillion in 2010 but gross margin declined to 26.0% from 27.7% in 2010, mainly due to higher input costs. Income from operations increased 3.0% to Rp2.61 trillion in 2011 from Rp2.53 trillion in 2010 on increase in gross profit and lower amortization expenses. Operating margin declined to 13.5% from 14.1% in 2010.

Divisi Penyedap Makanan membukukan total nilai penjualan sebesar Rp961,9 miliar di tahun 2011, tumbuh 22,3% dari Rp786,4 miliar di tahun 2010, didorong oleh naiknya penjualan saus sambal dan recipe mixes.

Di tahun 2011, Divisi Makanan Ringan terus membukukan pertumbuhan volume penjualan double digit yang didorong oleh pertumbuhan di seluruh kategori produk makanan ringan dan biskuit. Sehingga total nilai penjualan meningkat sebesar 19,7% menjadi Rp1,17 triliun dari Rp0,98 triliun di tahun 2010.

Divisi Nutrisi & Makanan Khusus mencatatkan total nilai penjualan sebesar Rp511,4 miliar, naik 1,1% dari Rp505,8 miliar di tahun 2010 dimana bubur dan biskuit bayi memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan.

Laba Bruto dan Laba Usaha (EBIT)

Laba bruto meningkat 1,0% menjadi Rp5,03 triliun di tahun 2011 dari Rp4,98 triliun di tahun 2010, sedangkan marjin laba bruto turun menjadi 26,0% dari 27,7% di tahun 2010 terutama karena naiknya beban bahan baku.

Laba usaha naik 3,0% menjadi Rp2,61 triliun di tahun 2011 dari Rp2,53 triliun di tahun 2010 karena naiknya laba bruto dan lebih rendahnya beban amortisasi. Marjin laba usaha turun menjadi 13,5% dari 14,1% di tahun 2010.

LAPORAN TAHUNAN 2011

SALES CONTRIBUTION

(after elimination / setelah eliminasi)

EBIT CONTRIBUTION

(after elimination and before unallocated expenses /

setelah eliminasi dan sebelum beban operasi lainnya yang tidak dialokasikan)

27


(17)

29

30

Income for the Year Attributable to Equity Holders

of the Parent Entity

Income for the year attributable to equity holders of the

parent entity rose 15.9% to Rp1.98 trillion in 2011 from Rp1.70 trillion in 2010, principally due to better operating result and higher net finance income. Excluding non-recurring items and foreign exchange gains, core profit increased 17.0% to Rp1.97 trillion in 2011 from Rp1.68 trillion in 2010.

BALANCE SHEET

Total Assets

Total assets as of December 31, 2011 were Rp15.22 trillion, an increase of 13.9% from Rp13.36 trillion as of December 31, 2010. Assets growth was primarily due to the

increase in cash and cash equivalent, increase in account

receivables and inventories as a result of higher prices and higher net fixed assets, mainly for capacity expansion.

Total Liabilities

Total liabilities as of December 31, 2011 amounted to Rp4.51 trillion, up 12.9% from Rp4.00 trillion as of December 31, 2010 principally due to the increase in trust receipts for importation of raw material and higher account payable. The Company’s balance sheet position remained strong, registering total funded debt of Rp780.4 billion at the end of 2011 compared to Rp526.3 billion in the previous year.

Gross debt to equity and net debt to equity ratios were

0.07 times and -0.34 times in 2011 compared to 0.06 times and -0.31 times in 2010.

Total Equity

Total equity increased to Rp10.71 trillion from Rp9.36

trillion in 2010, mainly due to earnings generated in 2011.

SOLVABILITY

Total liabilities to total equity ratio declined slightly to

42.1% in 2011 from 42.7% in 2010 due to increase in total

equity.

Interest coverage ratio improved to 72.8 times in 2011 from 35.7 times in 2010, attributable to lower finance expense in conjunction with lower average total funded debt.

COLLECTIBILITY

As of December 31, 2011 the total trade account receivables was Rp2.26 trillion of which around 88% is current.

Cash Flow

Net cash flow provided by operating activities declined slightly to Rp2.17 trillion in 2011 from Rp2.25 trillion in 2010 due to higher raw material prices and increase in tax payment for 2010 fiscal year.

Net cash flow used in investing activities, which was mainly used to finance capital expenditure, declined to Rp547.8 billion in 2011 compared to Rp644.9 billion in 2010. ICBP booked net cash flow used in financing activities of Rp548.4 billion in 2011, mainly for dividend payment; while in 2010 the Company registered net cash flow provided by financing activities at Rp998.5 billion, mainly generated from the IPO proceeds net of payment of shareholders’ and bank loan.

Related Party Transactions

Related parties include companies under the same ownership as PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (the “Company”), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (“Indofood”) and Salim Group. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk and Subsidiaries (the “Group”) transactions with related parties in 2011 were as follows:

a. The Group sells finished goods under related distributorship/supply agreements to certain related parties, mainly to PT Indomarco Adi Prima (“IAP”) at the agreed prices depending on the products. b. Under the related supply agreements, the Group

purchases raw materials such as wheat flour from Indofood’s Bogasari Strategic Business Group at the agreed prices which should not be higher than the selling price of Indofood to other parties engaged in similar industries, and cooking oil and fats from PT Salim Ivomas Pratama Tbk (“SIMP”), an entity under control of the major shareholder, at the agreed prices based on market.

c. The Company has a Trademark License Agreement with Indofood for the use of Indofood’s trademarks. As compensation, the Company is charged royalty fee of 1.5% of the net sales of, among others, the branded food products, including but not limited to instant noodles, nutrition and special foods, biscuits and syrups which use Indofood’s trademarks. The exclusive, non-transferrable license in Indonesia and non-exclusive in the export territory granted to the Company is valid as long as Indofood maintains its majority share ownership in the Company. Should Indofood cease to be the majority and controlling shareholder of the Company and opts to terminate the

Laba Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan

Kepada Pemilik Entitas Induk

Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 15,9% menjadi Rp1,98 triliun di tahun 2011 dari Rp1,70 triliun di tahun 2010 terutama karena hasil operasional yang lebih baik dan pendapatan keuangan bersih yang lebih tinggi. Dengan tidak

memperhitungkan akun non-recurring dan laba kurs, core profit naik 17,0% menjadi Rp1,97 triliun di tahun 2011 dari Rp1,68 triliun di tahun 2010.

neraCa

Total Aset

Total aset pada tanggal 31 Desember 2011 mencapai Rp15,22 triliun, naik 13,9% dari Rp13,36 triliun pada tanggal 31 Desember 2010. Pertumbuhan aset terjadi terutama karena meningkatnya kas dan setara kas, meningkatnya piutang dan persediaan karena naiknya harga, serta naiknya aset tetap bersih terutama terkait dengan peningkatan kapasitas.

Total Liabilitas

Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2011 berjumlah Rp4,51 triliun, naik 12,9% dari Rp4,00 triliun pada tanggal 31 Desember 2010 terutama karena naiknya trust receipts yang digunakan untuk impor bahan baku, dan naiknya utang.

Posisi keuangan Perseroan tetap kuat, dengan total funded debt sebesar Rp780,4 miliar pada akhir tahun 2011 dibandingkan dengan Rp526,3 miliar di tahun sebelumnya. Rasio hutang kotor terhadap ekuitas dan rasio hutang bersih terhadap ekuitas, masing-masing sebesar 0,07 kali dan -0,34 kali di tahun 2011 dibandingkan dengan 0,06 kali dan -0,31 kali di tahun 2010.

Total Ekuitas

Total ekuitas meningkat menjadi Rp10,71 triliun dari Rp9,36 triliun di tahun 2010, terutama karena laba bersih yang diperoleh sepanjang tahun 2011.

Solvabilitas

Rasio total liabilitas terhadap total ekuitas turun sedikit menjadi 42,1% di tahun 2011 dari 42,7% di tahun 2010 karena peningkatan total ekuitas.

Rasio interest coverage membaik menjadi 72,8 kali di tahun 2011 dari 35,7 kali di tahun 2010 disebabkan oleh turunnya beban keuangan seiring penurunan totalfunded debt rata-rata.

Kolektibilitas

Dari piutang usaha sejumlah Rp2,26 triliun pada tanggal 31 Desember 2011, sekitar 88% merupakan piutang usaha lancar.

Arus Kas

Arus kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi turun sedikit menjadi Rp2,17 triliun di tahun 2011 dari Rp2,25 triliun di tahun 2010 sebagai akibat naiknya harga bahan baku dan naiknya pembayaran pajak untuk tahun buku 2010.

Arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi, yang terutama digunakan untuk membiayai belanja modal, turun menjadi Rp547,8 miliar di tahun 2011 dibandingkan dengan Rp644,9 miliar di tahun 2010.

ICBP mencatatkan arus kas neto yang digunakan untuk kegiatan pendanaan sebesar Rp548,4 miliar di tahun 2011 terutama digunakan untuk pembayaran dividen; sementara di tahun 2010, Perseroan membukukan arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan sebesar Rp998,5 miliar terutama berasal dari dana hasil penawaran umum setelah dikurangi dengan pembayaran hutang kepada pemegang saham dan hutang bank.

Transaksi Dengan Pihak-Pihak yang Berelasi

Pihak-pihak yang berelasi mencakup perusahaan-perusahaan di bawah kepemilikan yang sama yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (“Perseroan”), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (“Indofood”) and Grup Salim. Transaksi-transaksi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dan Entitas Anak (“Grup”) dengan pihak-pihak yang berelasi sepanjang tahun 2011 adalah sebagai berikut: a. Grup menjual barang jadi dalam perjanjian distribusi/

supply terkait kepada pihak-pihak berelasi tertentu terutama kepada PT Indomarco Adi Prima (“IAP”) dengan harga yang disepakati tergantung dari produk. b. Dalam perjanjian supply terkait, Grup membeli bahan

baku seperti tepung terigu dari Kelompok Usaha Strategis Bogasari dari Indofood dengan harga jual yang disepakati dengan ketentuan bahwa harga jual produk tidak boleh lebih tinggi dari harga jual Indofood kepada pihak ketiga lain yang bergerak di bidang industri sejenis, dan minyak goreng dan lemak nabati dari PT Salim Ivomas Pratama Tbk (“SIMP”), entitas yang dikendalikan oleh pemegang saham utama, dengan harga jual yang disepakati berdasarkan pasar. c. Perseroan memiliki Perjanjian Lisensi Merek dengan

Indofood untuk penggunaan merek dagang Indofood. Sebagai kompensasi, Perseroan dikenakan beban royalti sebesar 1,5% dari nilai penjualan neto antara lain produk makanan bermerek termasuk tetapi tidak terbatas pada mi instan, nutrisi dan makanan khusus, biskuit dan sirup. Lisensi tersebut diberikan kepada Perseroan secara exclusive dan tidak dapat dialihkan di Indonesia dan secara non-exclusive dan tidak dapat dialihkan untuk wilayah ekspor, selama Indofood memiliki mayoritas saham di Perseroan. Apabila Indofood tidak lagi merupakan pemegang saham mayoritas dan pengendali Perseroan dan memilih untuk mengakhiri perjanjian tersebut, Perseroan memiliki hak

LAPORAN TAHUNAN 2011 ANNUAL REPORT 2011


(18)

RELATED PARTIES

Pihak Berelasi

ISM Shareholder of the Company

Pemegang saham Perseroan

Entities under control of the major shareholder

Entitas yang dikendalikan oleh pemegang saham utama

Associated company Entitas asosiasi Affiliated companies Perusahaan-perusahaan afiliasi IAP, SIMP NICI

Pinehill, ACA, ISI, IBU, CAR, Primacom, FFI

NATURE OF RELATIONSHIP

Sifat Hubungan

ANNUAL REPORT 2011 LAPORAN TAHUNAN 2011

said agreement, the Company will have a pre-emptive right to purchase the trademarks from Indofood, and an independent valuer will be appointed to appraise a fair value for the trademarks. Should the Company, for whatever reason, be unable to purchase the trademarks after six months from the change of control or decline to purchase the trademarks, the Company would be

required to discontinue the use of the trademarks

owned by Indofood.

Indofood (M) Food Industries Sdn. Bhd. (“IFI”), the Company’s subsidiary, also has a trademark license agreement with Indofood for the use of Indofood’s trademarks. As compensation, IFI is charged royalty fee of 1.5% of the net sales of the products with the said trademarks.

d. The Company has an agreement with Indofood for management services. As compensation, the Company is charged a management fee of 0.25% of the net sales of the Company.

PT Surya Rengo Containers (“SRC”), the Company’s subsidiary in corrugated packaging, also has an agreement with Indofood for consultation and management services. As compensation, SRC paid a management fee of Rp197 million per month in 2011 and Rp191 million per month in 2010.

Indolakto also has an agreement with Indofood for technical and management assistance. As compensation, Indolakto is charged a service fee of Rp965 million per month after tax.

e. The Company has a rental agreement with Indofood for office spaces located in Sudirman Plaza, Indofood Tower, for an indefinite rental period.

f. The Company leases a warehouse from IAP and Indofood and also rents its warehouse in Medan to IAP. g. The Group insured its inventories and fixed assets with PT Asuransi Central Asia (“ACA”), PT Central Asia Raya (“CAR”) and PT Indosurance Broker Utama (“IBU”). h. Certain divisions lease V-SAT facilities from Primacom

for communication purposes between the Company’s head office and branches/factories.

i. The Group purchased vehicles and spareparts from PT Indomobil Sukses Internasional Tbk and Subsidiaries (“ISI”).

j. Pinehill has a technical services agreement with the Company which is valid up to December 31, 2013. As compensation, Pinehill is charged a technical fee at a certain agreed rate.

k. NICI has a manufacturing and supply agreement with the Company whereby the Company’s Food Seasonings Division manufactures, packs and supplies NICI’s products at the agreed prices.

l. NICI has a license trademark agreement with Indofood whereby NICI was granted a non-exclusive license to use Indofood trademarks for culinary products produced directly or indirectly by NICI in Indonesia, for an indefinite term as long as Indofood is a direct or indirect shareholder of NICI. As compensation, NICI is charged a royalty fee at a certain agreed percentage of its net sales.

m. NICI has a distribution agreement with IAP for the distribution of NICI’s culinary products in Indonesia. As compensation, NICI gives a distribution margin at a certain percentage of the invoiced sales to IAP. n. Based on the loan agreement dated May 7 and August

31, 2010, the Company granted NICI a working capital loan facility totaling Rp10.5 billion and Rp5.0 billion, respectively. The loan bears interest at 10.59% per year. Additional default interest of 2.00% will be charged in the event that NICI fails to make payment on the due date of any sum due. The loans are payable in full one year from the date of the agreement.

o. On June 15, 2010, the Company entered into a supply agreement with PT Fast Food Indonesia Tbk (“FFI”) whereby the Company will supply, sell and deliver biscuit and sugar syrup products to FFI at the agreed prices. The said agreement expired in December 31, 2010 and has been extended until December 31, 2013 and can be extended by mutual agreement of both parties.

p. The Group provides loans to its key management personnel subject to certain criteria and terms depending on their employment levels. These loans are collected through salary deductions.

The nature of relationships with the related parties are as follows:

menerima penawaran terlebih dahulu untuk membeli merek-merek tersebut dari Indofood dan pihak penilai independen akan ditunjuk untuk menilai harga merek. Apabila Perseroan tidak dapat membeli merek tersebut dengan alasan apapun setelah enam bulan dari perubahan kendali atau tidak berkeinginan membeli merek, Perseroan diharuskan untuk menghentikan penggunaan merek yang dimiliki oleh Indofood. Indofood (M) Food Industries Sdn. Bhd. (“IFI”), anak perusahaan Perseroan, juga memiliki perjanjian lisensi merek dengan Indofood untuk penggunaan merek dagang yang dimiliki Indofood. Sebagai kompensasi, IFI dikenakan beban royalti sebesar 1,5% dari nilai penjualan neto produk dengan merek tersebut. d. Perseroan memiliki perjanjian dengan Indofood untuk

penggunaan jasa manajemen. Sebagai kompensasi, Perseroan dikenakan beban manajemen sebesar 0,25% dari nilai penjualan neto Perseroan.

PT Surya Rengo Containers (“SRC”), anak perusahaan Perseroan yang bergerak di bidang kemasan karton, juga memiliki perjanjian dengan Indofood untuk jasa konsultasi dan bantuan manajemen. Sebagai kompensasi, SRC dikenakan beban jasa manajemen sebesar Rp197 juta per bulan pada tahun 2011 dan Rp191 juta per bulan pada tahun 2010.

Indolakto juga memiliki perjanjian dengan Indofood untuk bantuan teknis dan manajemen. Sebagai kompensasi, Indolakto dikenakan beban jasa sebesar Rp965 juta per bulan setelah dipotong pajak. e. Perseroan memiliki perjanjian sewa menyewa dengan

Indofood atas kantor yang berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, dengan periode sewa yang belum ditentukan.

f. Perseroan menyewa gudang dari IAP dan Indofood, dan juga menyewakan gudang di Medan kepada IAP. g. Grup mengasuransikan persediaan dan aset tetap

kepada PT Asuransi Central Asia (“ACA”), PT Central Asia Raya (“CAR”) dan PT Indosurance Broker Utama (“IBU”).

h. Divisi tertentu menyewa fasilitas V-SAT dari Primacom untuk tujuan komunikasi antara kantor pusat Perseroan dan cabang/pabrik.

i. Grup membeli kendaraan bermotor dan suku cadang dari PT Indomobil Sukses Internasional Tbk dan Entitas Anak (“ISI”).

j. Pinehill memiliki perjanjian jasa teknik dengan Perseroan yang berlaku hingga 31 December 2013. Sebagai kompensasi, Pinehill dikenakan jasa teknik dengan persentase tertentu yang disepakati.

k. NICI memiliki perjanjian produksi dan pengadaan barang dengan Perseroan dimana Divisi Penyedap Makanan dari Perseroan memproduksi, mengemas dan memasok produk NICI dengan harga yang disepakati bersama.

l. NICI memiliki perjanjian lisensi merek dengan Indofood dimana NICI mendapatkan lisensi secara non-exclusive

untuk menggunakan merek milik Indofood untuk produk-produk kuliner yang diproduksi, baik langsung maupun tidak langsung oleh NICI di Indonesia, untuk jangka waktu yang tidak terbatas selama Indofood, baik langsung maupun tidak langsung, tetap sebagai pemegang saham NICI. Sebagai kompensasi, NICI dikenakan royalti sebesar persentasi tertentu yang disepakati dari penjualan netonya.

m. NICI memiliki perjanjian distribusi dengan IAP untuk distribusi produk kuliner NICI di Indonesia. Sebagai kompensasi, NICI memberikan marjin distribusi sebesar persentase tertentu dari nilai penjualan ke IAP.

n. Berdasarkan perjanjian pinjaman pada tanggal 7 Mei dan 31 Agustus 2010, Perseroan memberikan fasilitas pinjaman modal kerja kepada NICI masing-masing sejumlah Rp10,5 miliar dan Rp 5,0 miliar. Pinjaman tersebut dikenakan suku bunga sebesar 10,59% per tahun dan tambahan bunga sebesar 2,00% apabila NICI gagal membayar jumlah terutang pada tanggal jatuh tempo. Pinjaman ini jatuh tempo dalam waktu satu tahun terhitung sejak tanggal perjanjian pinjaman. o. Pada tanggal 15 Juni 2010, Perseroan mengadakan

perjanjian supply dengan PT Fast Food Indonesia Tbk (“FFI”) dimana Perseroan menyediakan, memasok dan menyerahkan kepada FFI produk biskuit dan sirup gula dengan harga yang disepakati. Perjanjian tersebut berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan telah diperpanjang sampai dengan 31 Desember 2013 dan dapat diperpanjang dengan persetujuan kedua belah pihak.

p. Grup memberikan pinjaman kepada personil

manajemen kunci dengan kriteria dan syarat tertentu sesuai dengan jenjang kepegawaian. Pinjaman tersebut dilunasi dengan cara pemotongan gaji.

Sifat hubungan dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:

31


(1)

Kecuali Dinyatakan Lain)

Unless Otherwise Stated)

34. TUJUAN

DAN

KEBIJAKAN

MANAJEMEN

RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

34. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES

AND POLICIES (continued)

d. Risiko likuiditas

d. Liquidity risk

Kelompok Usaha mengelola profil likuiditasnya

untuk membiayai belanja modal dan melunasi

utang yang jatuh tempo dengan cara menjaga

tingkat kas

dan

surat berharga,

dan

ketersediaan

pendanaan

melalui

jumlah

komitmen fasilitas kredit yang memadai.

The Group manages its liquidity profile to be

able to finance its capital expenditures and

service its maturing debts by maintaining

sufficient cash and marketable securities, and

the availability of funding through an adequate

amount of committed credit facilities.

Kelompok Usaha secara rutin mengevaluasi

proyeksi arus kas dan arus kas aktual, dan

terus menerus memantau kondisi pasar

keuangan untuk inisiatif penggalangan dana.

Inisiatif ini mencakup utang dan pinjaman

bank, dan penerbitan ekuitas pasar modal.

The Group regularly evaluates its projected and

actual cash flow information and continuously

assesses conditions in the financial markets for

opportunities to pursue fund-raising initiatives.

These initiatives may include bank loans and

borrowings and equity market issues.

Tabel berikut menyajikan nilai tercatat liabilitas

keuangan Kelompok Usaha yang terpengaruh

tingkat suku bunga berdasarkan periode jatuh

temponya masing-masing:

The table below presents the carrying amount,

by maturity, of the Group’s financial liabilities

that are exposed to interest rate risk:

Jumlah/ Total

Dalam 1 tahun/

Within 1 year

1 - 2 tahun/

1 - 2 years

2 - 3 tahun/

2 - 3 years

3 - 4 tahun/ 3 - 4 years

4 - 5 tahun/

4 - 5 years

Lebih dari 5 tahun/

More than 5 years Pada

tanggal 31 Desember 2011

As at December

31, 2011

Utang bank jangka pendek dan

cerukan 417.851 417.851 - - - - -

Short-term bank loans and overdraft

Utang trust

receipts 210.744 210.744 - - - - -

Trust receipt payable

Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun -

utang pembelian

aset teap 6.259 6.259 - - - - -

Current maturities of long-term debts-liability for purchase of fixed assets


(2)

34. TUJUAN

DAN

KEBIJAKAN

MANAJEMEN

RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

34. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES

AND POLICIES (continued)

d. Risiko likuiditas (lanjutan)

d. Liquidity risk (continued)

Jumlah/ Total

Dalam 1 tahun/

Within 1 year

1 - 2 tahun/

1 - 2 years

2 - 3 tahun/

2 - 3 years

3 - 4 tahun/ 3 - 4 years

4 - 5 tahun/

4 - 5 years

Lebih dari 5 tahun/

More than 5 years Pada

tanggal 31 Desember 2011

As at December

31, 2011

Utang jangka

panjang -

setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun -

Utang Bank 111.932 - 12.768 25.890 26.140 24.288 22.846

Long-term debts - net of current maturities - bank loans

Utang jangka

panjang -

setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun -

Utang pembelian

aset tetap 33.575 - 6.628 7.019 6.963 7.349 5.616

Long-term debts - net of current maturities - liability for purchase of fixed assets

e. Risiko harga komoditas

e. Commodity price risk

Kelompok Usaha menghadapi risiko harga

komoditas

terutama

diakibatkan

oleh

pembelian bahan baku utama seperti tepung

terigu dan minyak goreng. Harga bahan baku

tersebut secara langsung dipengaruhi oleh

fluktuasi harga komoditas serta tingkat

permintaan dan persediaan di pasar.

Kebijakan

Kelompok

Usaha

untuk

meminimalkan risiko yang berasal dari fluktuasi

harga komoditas adalah dengan mengawasi

tingkat optimal persediaan tepung terigu dan

minyak

goreng

untuk

produksi

yang

berkelanjutan. Selain itu, Kelompok Usaha

juga berusaha mengurangi risiko tersebut

dengan cara menyesuaikan harga jual produk

secara berkala.

The Group’s exposure to commodity price risk

relates primarily to the purchase of the major

raw materials such as wheat flour and cooking

oil. The prices of these raw materials are

directly

affected

by

commodity

price

fluctuations and the level of demand and

supply in the market.

The Group’s policy is to minimize the risks

arising from the fluctuations in the commodity

prices by maintaining the optimum inventory

level of wheat flour and cooking oil for a

continuous production. In addition, the Group

may seek to mitigate its risks by periodically

adjusting the prices of its products.


(3)

Kecuali Dinyatakan Lain)

Unless Otherwise Stated)

35. PERJANJIAN DAN KOMITMEN SIGNIFIKAN

35. SIGNIFICANT

AGREEMENTS

AND

COMMITMENTS

a. SRC memiliki perjanjian dengan Rengo

Company Limited, Jepang (Rengo) dimana

Rengo menyediakan bantuan teknik kepada

SRC dalam operasi produksinya. Sebagai

kompensasinya, SRC membayar Rengo biaya

bulanan yang dihitung berdasarkan perjanjian.

a. SRC has an agreement with Rengo Company

Limited, Japan (Rengo), whereby Rengo

provides technical assistance to SRC in its

production operations. As compensation, SRC

pays Rengo a monthly fee, computed in

accordance with the terms of the agreement.

Biaya bantuan teknik yang dibebankan ke

operasi untuk tahun yang berakhir pada

tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp865

(2010: Rp840) disajikan sebagai bagian dari

Beban Pokok Penjualan

” pada laporan laba

rugi komprehensif konsolidasian.

The related technical assistance fee charged to

operations for the year ended December 31,

2011 amounting to Rp865 (2010: Rp840) is

presented as part of “Cost of Goods Sold” in

the consolidated statements of comprehensive

income.

b. NICI memiliki perjanjian lisensi merek dengan

Nestle S.A. dimana NICI mendapatkan lisensi

secara

non-exclusive

untuk menggunakan

merek

“Maggi”

untuk produk-produk kuliner

yang diproduksi, baik langsung maupun tidak

langsung, oleh NICI di Indonesia, untuk jangka

waktu yang tidak terbatas selama Nestle S.A.

tetap merupakan pemegang saham NICI.

Sebagai kompensasi, NICI dikenakan royalti

sebesar persentase tertentu yang disepakati

dari penjualan netonya.

b. NICI has a license trademark agreement with

Nestle S.A. whereby NICI was granted with a

non-exclusive

license

for

the

“Maggi”

trademark for culinary products produced

directly or indirectly by NICI in Indonesia, for

an indefinite term as long as Nestle S.A. is a

shareholder of NICI. As compensation, NICI is

charged with royalty fee at a certain agreed

percentage of its net sales.

c. IDLK memiliki perjanjian manajemen dengan

PT Marison Nauli Ventura (MNV), dimana

MNV memberikan kepada IDLK nasehat,

pendapat, petunjuk, konsultasi dan informasi

yang berkaitan dengan kegiatan usaha,

khususnya yang berhubungan dengan sumber

daya manusia dan manajemen. Perjanjian ini

berlaku untuk jangka waktu satu tahun dan

akan diperpanjang secara otomatis untuk

jangka waktu yang sama, kecuali apabila

salah satu pihak menyatakan secara tertulis

untuk

mengakhiri

perjanjian

tersebut.

Kompensasi yang dibayarkan kepada MNV

untuk tahun yang berakhir pada tanggal

31 Desember

2011

sebesar

Rp4.898

(2010: Rp4.898) disajikan sebagai bagian dari

“Beban Umum dan Administrasi”

pada laporan

laba rugi komprehensif konsolidasian.

c. IDLK has a management agreement with

PT Marison Nauli Ventura (MNV), whereby

MNV provides to IDLK business advice,

suggestion,

guidance,

consultation

and

information relevant to operational activities,

especially those related with human resources

and management. This agreement is valid for a

one-year period and shall be automatically

renewed

for

the

same

period,

unless

terminated

by

either

party

in

writing.

Compensation paid to MNV for year ended

December 31, 2011 amounting to Rp4,898

(2010: Rp4,898) is presented as part of

“General and Administrative Expenses” in the

consolidated statements of comprehensive

income.

d. IDLK memiliki perjanjian

supply

dengan

Amberston Pte. Ltd. (Amberston) dimana

Amberston menyediakan bahan baku antara

lain berupa

skimmed milk powder,

butter milk

powder

dan gula kepada IDLK dengan harga

yang disepakati oleh kedua belah pihak.

Perjanjian tersebut akan berakhir pada

tanggal 31 Desember 2012.

d. IDLK has a supply agreement with Amberston

Pte. Ltd. (Amberston) whereby Amberston

agreed to provide raw materials to IDLK such

as skimmed milk powder ,butter milk and

sugar, among others, at the prices agreed by

both parties. The said agreement will expire on

December 31, 2012.


(4)

36. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG

ASING

36. ASSETS

AND

LIABILITIES

IN

FOREIGN

CURRENCIES

Pada tanggal 31 Desember 2011, Kelompok

Usaha memiliki aset dan liabilitas moneter dalam

mata uang asing. Aset dan liabilitas moneter dalam

mata uang asing pada tanggal tersebut disajikan

dengan

kurs

yang

berlaku

pada

tanggal

31 Desember 2011 dan 15 Maret 2012 adalah:

As of December 31, 2011, the Group has monetary

assets and liabilities denominated in foreign

currencies. These foreign currency-denominated

assets and liabilities are presented using exchange

rates as of December 31, 2011 and March 15,

2012:

Setara dengan Jutaan Rupiah/

Equivalent Amount in Millions of Rupiah

15 Maret 2012

(Tanggal Penyelesaian

Laporan Keuangan

31 Desember 2011 Konsolidasian)/ (Tanggal Pelaporan)/ March 15, 2012 Mata Uang Asing/ December 31, 2011 (Financial Statements

Foreign Currencies (Reporting Date) Completion Date)

Aset Assets

Kas dan setara kas Cash and cash equivalents

Dalam Dolar AS US$ 39.814.225 361.035 366.012 In US Dollar

Dalam Ringgit Malaysia MYR 922.377 2.632 2.774 In Malaysian Ringgit

Dalam Dolar Singapura Sin$ 17.928 125 130 In Singapore Dollar

Dalam Euro EUR 5.359 63 64 In Euro

Dalam Dollar Australia AUD 371 3 4 In Australian Dollar

Piutang usaha Accounts receivable - trade

Dalam Dolar AS US$ 43.550.323 394.914 400.358 In US Dollar

Dalam Ringgit Malaysia MYR 2.635.645 7.519 7.927 In Malaysian Ringgit

Piutang bukan usaha Accounts receivable - non-trade

Dalam Dolar AS US$ 3.043.858 27.602 27.982 In US Dollar

Jumlah Aset dalam Mata Uang Asing 793.893 805.251 Total Assets in Foreign Currencies

Liabilitas Liabilities

Utang trust receipts Trust receipts payable

Dalam dolar AS US$ 23.240.387 210.744 213.649 in US Dollar

Utang usaha Accounts payable - trade

Dalam Dolar AS US$ 47.276.823 428.706 434.616 In US Dollar

Dalam Ringgit Malaysia MYR 207.862 593 625 In Malaysian Ringgit

Dalam Dolar Singapura Sin$ 135.326 944 982 In Singapore Dollar

Dalam Euro EUR 338.658 3.976 4.057 In Euro

Dalam Franc Swiss CHF 14.334 138 142 In Swiss Franc

Dalam Pound Sterling Inggris GBP 3.328 46 48 In Great Britain Pound Sterling

Dalam Yen Jepang JP¥ 18.199.880 2.126 1.992 In Japanese Yen

Dalam Dollar Australia AUD 13.480 124 130 In Australian Dollar

Dalam Dollar Canada CAD 182.116 1.617 1.685 In Canada Dollar

Utang bukan usaha Accounts payable - non-trade

Dalam Dolar AS US$ 622.949 5.649 5.727 In US Dollar

Dalam Dolar Singapura Sin$ 281.666 1.964 2.045 In Singapore Dollar

Dalam Euro EUR 173.287 2.034 2.076 In Euro

Dalam Ringgit Malaysia MYR 186.938 533 562 In Malaysian Ringgit

Dalam Yen Jepang JP¥ 1.005.300 117 110 In Japanese Yen

Dalam Franc Swiss CHF 75.649 729 747 In Swiss Franc

Utang untuk pembelian aset tetap Liability for purchases of fixed assets

Dalam Dolar AS US$ 4.392.841 39.834 40.383 In US Dollar

Jumlah Liabilitas dalam Mata Uang Asing 699.874 709.576 Total Liabilities in Foreign Currencies

Aset Bersih dalam Mata Uang Asing 94.019 95.675 Net Assets in Foreign Currencies

Sebagaimana disajikan di atas, jika nilai tukar mata

uang asing pada tanggal 15 Maret 2012 digunakan

untuk menyajikan kembali aset dan liabilitas dalam

mata uang asing Kelompok Usaha, aset bersih

dalam mata uang asing akan naik sebesar

Rp1.656.

As shown above, had the foreign exchange rates

prevailing at March 15, 2012 been used to restate

the Group’s foreign currency denominated assets

and liabilities, the net assets in foreign currencies

would have increased by about Rp1,656.


(5)

Kecuali Dinyatakan Lain)

Unless Otherwise Stated)

37. REKLASIFIKASI AKUN

37. RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS

Beberapa

akun

dalam

laporan

keuangan

konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2010

telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian

akun pada laporan keuangan konsolidasian tahun

2011. Rincian reklasifikasi ini antara lain:

Certain accounts in the 2010 consolidated

financial statements have been reclassified to

conform with the presentation of accounts in the

2011 consolidated financial statements. The

details of such reclassification are as follows:

31 Desember 2010 31 Desember 2010

Saldo sebelum Saldo setelah

Reklasifikasi/ Reklasifikasi/

December 31, 2010 December 31, 2010

Balance before Reklasifikasi/ Balance after

Reclassification Reclassifications Reclassification

Beban pokok penjualan 12.993.217 (16.553) 12.976.664 Cost of goods sold

Beban penjualan dan distribusi - Selling and distribution expenses -

barang rusak 18.328 24.962 43.290 bad goods

Beban operasi lain 130.643 (8.409) 122.234 Other operating expenses

Hak minoritas atas aset bersih anak Minority interests in net

perusahaan 442.635 (442.635) - assets of subsidiaries

Kepentingan nonpengendali - 442.635 442.635 Non-controlling interests

38. PERISTIWA PENTING SETELAH TANGGAL

NERACA

38. SIGNIFICANT SUBSEQUENT EVENT AFTER

BALANCE SHEET DATE

Berdasarkan perjanjian amandemen ketujuh pada

tanggal 10 Februari 2012 untuk fasilitas kredit yang

diperoleh dari BCA, Indolakto mendapatkan

fasilitas pinjaman baru berupa fasilitas

Letter of

Credit

(L/C) sebesar US$20.000.000. Selain itu

BCA menyetujui untuk mengubah fasilitas Omnibus

Kredit Lokal, L/C dan Bank Garansi dengan

fasilitas maksimum sebesar Rp182.500 menjadi

fasilitas Kredit Lokal dengan jumlah pinjaman yang

sama.

Based on the seventh amendment dated February

10, 2012 to the credit facilities obtained from BCA,

Indolakto obtained new Letter of Credit (L/C)

facility with a maximum amount of US$20,000,000.

In addition, BCA agreed to change the existing

Omnibus Local Credit, L/C and Bank Guarantee

facilities with a maximum amount of Rp182,500

into Local Credit facility with the same limit.


(6)