Rangkuman PPKn SMA SMK KELOMPOK KOMPETENSI D
56 a. Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. b. Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merdeka,
dan bersatu. c. Cinta akan tanah air dan bangsa.
d. Demokrasi atau kedaulatan rakyat. e. Kesetiakawanan sosial.
f. Masyarakat adil dan makmur. 4. Kedudukan wawasan kebangsaan sebagai kekuatan nasional:
a. Tidak terlepas dari Pancasila sebagai pandangan hidup dan falsafah hidup bangsa.
b. Berkaitan erat dengan sistem ketahanan nasional. c.
berada pada tataran “mentalitas” bangsa Indonesia dalam menghadapi dinamika masyarakat yang menuntut kompetisi di segala bidang.
5. Permasalahan wawasan kebangsaan di Indonesia, diantaranya: a. Indonesia sebagai nation state
telah “membingungkan” sejak awal complecatted. karena pembentukan nation state di Indonesia lebih
karena “beban” politik yang mesti ditanggung sepeninggal hengkangnya pemerintah kolonial.
b. Selama dekade rezim Orde Baru lebih sebagai perebutan dan penaklukan domain nation oleh state. Pluralitas diakui namun lebih
bersifat artifisial dan berikutnya beranjak menjadi haram dalam pengelolaan wacana kebangsaan dan kenegaraan.
c. kegagalan untuk menemukan satu faktor yang secara kuat dapat menumbuhkan kebanggaan kolektif atau membuat berbagai komponen
masyarakat merasa satu.. 6. Upaya pembinaan wawasan kebangsaan melalui peningkatan persatuan dan
kesatuan bangsa ditekankan pada pemeliharaan dan pengembangan faktor- faktor yang dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
Sedangkan faktor-faktor yang menjadi penghambat dan bersifat merusak atau mengancam integrasi nasional harus dicegah.
7. Adapun langkah-langkah pembinaan yang harus dipertimbangkan, untuk mencegah terjadinya eskalasi konflik di masa mendatang antara lain:
57 a. Memantapkan kembali nilai-nilai wawasan kebangsaan, terutama melalui
jalur pendidikan. b. Segenap pihak perlu membangun kesepakatan atau konsensus lokal
dalam rangka mengantisipasi munculnya konflik dan gejolak, terutama bagi daerah yang potensial konflik.
c. Mengevaluasi kembali berbagai kebijakan yang cenderung mempertajam konflik dalam masyarakat.
d. Perlu kembali digalakkan komunitas atau forum-forum warga dengan perspektif baru melalui pendekatan partisipasi dan kebutuhan lokalitas.