Rangkuman Umpan Balik dan Tindak Lanjut

16 KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 DINAMIKA KONSTITUSI DI INDONESIA Disusun Dr. Suwarno, M.H

A. Tujuan

Tujuan kegiatan pembelajaran ini, agar peserta dapat: 1. Mendiskripsikan dinamika konstitusi yang berlaku di Indonesia dengan baik. 2. Memahami pentingnya perubahan UUD 1945 dengan baik.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mendiskripsikan dinamika konstitusi yang berlaku di Indonesia. 2. Memahami pentingnya perubahan UUD 1945.

C. Uraian Materi

1. Dinamika Konstitusi di Indonesia

Kamus besar bahasa Indonesia mengartikan kata dinamika sebagai gerak masyarakat secara terus-menerus yang menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat yang bersangkutan. Gerakan atau yang dimaksud dengan dinamika bisa bergerak naik ataupun bergerak turun. Konstitusi yang berlaku di Indonesia juga tak lepas dari pengaruh dinamika, hal ini disebabkan karena dalam sebuah konstitusi sifatnya tidak tetap dan berlaku untuk sepanjang masa. Artinya konstitusi pasti mengalami perubahan mengikuti perkembangan zaman dan disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan warga Negara. Pada awalnya Konstitusi di Indonesia disusun oleh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI: 1. Sidang I : Perumusan Dasar Negara. Sidang pertama dilakukan selama empat hari di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta. S idang dibuka tanggal 28 Mei 1945 dengan tema “Dasar Negara”. menghasilkan tiga pendapat tentang dasar negara. 17 2. Masa Sidang Pertama-Kedua Setelah menghasilkan kesepakatan dasar negara Indonesia. Maka dibentuk panitia delapan panitia kecil yang bertugas untuk memeriksa usul-usul yang masuk untuk ditampung dan dilaporkan dalam sidang BPUPKI yang kedua. Adapun hasil rapat tersebut adalah a. Supaya selekas-lekasnya Indonesia Merdeka. b. Supaya Hukum dasar yang akan dirancang itu diberi semacam preambule mukaddimah c. Menerima anjuran Ir. Soekarno supaya BPUPKI terus bekerja sampai terwujudnya suatu hukum dasar. d. Membentuk satu panitia kecil penyelidik usul-usul perumusan dasar negara yang dituangkan dalam mukkadimah hukum dasar. Segera selesai sidang Panitia kecil, dibentuk Panitia Sembilan sebagai penyidik usul-usul perumusan Dasar Negara, pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan kembali bertemu dan menghasilkan rumusan dasar negara yang dikenal dengan “Piagam Jakarta” yang berisikan : 1. Ketuanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya 2. Kemanusian yang adil dan beradab. 3. Persatuan Indonesia. 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawartan perwakilan. 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 3. Sidang II: Perancangan Undang-Undang Dasar Sidang kedua berlangsung dari 10-16 Juli 1945 dengan tema bahasan bentuk negara, wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran. Kemudian pada Tanggal 14 Juli 1945, rapat pleno BPUPKI menerima laporan Panitia Perancang UUD yang dibacakan oleh Ir Soekarno dalam laporan tersebut tercantum tiga masalah pokok yaitu : 1. Pernyataan Indonesia Merdeka 2. Pembukaan UUD 1945 3. Batang tubuh UUD 1945