Pengadilan Hak Asasi Manusia di Indonesia

63  Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, dan Piagam PBB serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia;  Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuan berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan. b Wewenang Pengadilan HAM:  berwenang memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran HAM yang berat;  berwenang mmemeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran HAM yang dilakukan di luar batas teritorial wilayah negara RI oleh WNI. Pengadilan HAM tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang dilakukan oleh seseorang yang berumur di bawah delapan belas 18 tahun pada saat kejahatan dilakukan. Dalam pelaksanaan pengadilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara pengadilan HAM sebagaimana terdapat dalam UU pengadilan HAM.

4. Pengadilan HAM Internasional

Peradilan Hak Azasi Manusia Internasional dibentuk ICC International Crime Court 17 Juni 1998 di Roma. Dalam konferensi sidang Unitet Nations Diplomatic Conference On Criminal Court. Disepakati bahwa kejahatan kejahatan itu adalah: a. The Crime Of Genocide permusuhan masal terhadap kelompok etnis atau agama tertentu b. Crime Against Humanity kejahatan melawan kemanusiaan c. War Crimes kejahatan perang d. The Crimes of Agression penyerangan suatu bangsa atau negara terhadap negara lain Adapun sanksi yang bisa diterapkan oleh dunia internasional atas pelanggaran HAM yang dilakukan oleh suatu negara adalah: a. Diberlakukannya travel warning terhadap warga negaranya b. Pengalihan investasi atau penanaman modal asing c. Pemutusan hubungan diplomatik 64 d. Pengurangan bantuan ekonomi e. Pengurangan tingkat kerjasama f. Pemboikotan produk eksport g. Embargo Ekonomi Bila Terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia berskala Internasional, proses peradilannya adalah sebagai berikut : a. Jika suatu negara sedang melakukan penyelidikan, penyidikan, atau penuntutan atas kejahatan yang terjadi, maka Pengadilan Pidana Internasional berada dalam posisi inadmissible tidak diizinkan untuk menangani perkara kejahatan tersebut. Akan tetapi, posisi inadmissible berubah menjadi admissible, apabila negara yang bersangkutan enggan atau tidak mampu melaksanakan tugas investigasi dan penuntutan. b. Perkara yang telah diinvestigasi oleh suatu negara, kemudian negara yang bersangkutan telah memutuskan untuk tidak melakukan penuntutan lebih lanjut. Namun dalam hal ini, posisi inadmissible berubah menjadi admissible bila keputusan berdasarkan keengganan dan ketidakmampuan negara untuk melakukan penuntutan. c. Pelaku kejahatan telah diadili dan memperoleh kekuatan hukum yang tetap, maka terhadap pelaku kejahatan tersebut sudah mendekat asas nebis in idem. Artinya, seseorang tidak dapat dituntun untuk kedua kalinya dalam perkara yang sama terlebih dahulu diputuskan perkaranya oleh putusan pengadilan yang tetap. d. Perkara tidak mempunya cukup dasar hukum untuk di tindaklanjuti Peradilan Internasional mengandung pengertian upaya penyelesaian masalah dengan menerapkan ketentuan-ketentuan hukum internasional yang dilakukan oleh peradilan internasional yang dibentuk secara teratur. Peradilan internasional ini dilakukan oleh Mahkamah Internasional dan badan-badan peradilan lainnya.

D. Aktivitas Pembelajaran

Model Pembelajaran Problem Based Learning ini bertujuan merangsang peserta didik untuk belajar melalui berbagai permasalahan nyata dalam