32
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 PENYELENGGARAAN PEMERINTAH PUSAT DAN
DAERAH DI INDONESIA
Disusun: Dr. Didik Sukriono, S.H, M.Hum
A. Tujuan
Tujuan pembelajaran dalam kegiatan ini, peserta dapat: 1. Menjelaskan sistem pembagian kekuasaan, pemerintahan pusat dan daerah
menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Menjelaskan konsep Otonomi Daerah di Indonesia sesuai teori
3. Mengidentifikasi dampak implementasi kebijakan Otonomi Daerah di Indonesia sesuai fakta
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan sistem pembagian kekuasaan, pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Menjelaskan konsep Otonomi Daerah di Indonesia; 3. Mengidentifikasi dampak implementasi kebijakan Otonomi Daerah di
Indonesia;
C. Uraian Materi
1. Sistem Pembagian Kekuasaan Pemerintahan Pusat dan Daerah Menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengklasifikasi urusan pemerintahan terdiri dari 3 urusan yakni urusan
pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum.
Urusan pemerintahan absolut adalah pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. Urusan pemerintahan konkuren adalah
pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Urusan
33 pemerintahan umum adalah Pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden
sebagai kepala pemerintahan. Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah di daerah
adalah: 1. Hubungan struktural
Hubungan struktural adalah hubungan yang didasarkan pada tingkat jenjang dalam pemerintahan. Pemerintah pusat merupakan penyelenggara
urusan pemerintahan di tingkat nasional dan pemerintah daerah merupakan penyelenggara urusan pemerintahan di daerah masing-masing bersama DPRD
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dalam sistem dan prinsip NKRI. 2. Hubungan fungsional
Hubungan fungsional adalah hubunganyang didasarkan pada fungsi masing-masing pemerintahan yang saling mempengaruhi dan saling bergantung
antara satu dengan yang lain. Pada dasarnya pemerintah pusat dan daerah memiliki hubungan kewenangan yang saling melengkapi satu sama lain.
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ditegaskan bahwa penyelenggaraan desentralisasi mensyaratkan
pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah pusat dengan daerah otonom. Pembagian urusan berdasar bahwa terdapat berbagai urusan
pemerintahan yang tetap menjadi kewenangan pemerintah pusat. Urusan pemerintahan tersebut menyangkut terjaminnya kelangsungan hidup bangsa dan
negara secara keseluruhan,yakni urusan pemerintahan yang terdiri dari:1 Politik Luar Negeri; 2Pertahanan; 3Keamanan; 4Moneter; 5Yustisi; dan
6Agama. Di samping itu terdapat bagian urusan pemerintah yang bersifat concurrent,
yaitu urusan pemerintahan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Menurut UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
Pemerintah Pusat merupakan Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil
Presiden dan
menteri sebagai
pembantu Presiden dalam
rangka menyelenggarakan urusan pemerintah tertentu.