39
E. LatihanKasusTugas
Analisis kasus secara kelompok, terkait dengan pelaksanaan otonomi daerah:
1.  Masih  rendahnya  pelayanan  publik  kepada  masyarakat.  Ini  disebabkan rendahnya  kompetensi  PNS  daerah  dan  tidak  jelasnya  standar  pelayanan
yang diberikan. Belum lagi rendahnya akuntabilitas pelayanan yang membuat pelayanan  tidak  prima.  Banyak  terjadi  juga  Pemerintah  daerah  mengalami
kelebihan  PNS  dengan  kompetensi  tidak  memadai  dan  kekurangan  PNS dengan  kualifikasi  terbaik.  Di  sisi  yang  lain  tidak  sedikit  juga  gejala
mengedepankan ”Putra Asli Daerah” untuk menduduki jabatan strategis dan mengabaikan profesionalitas jabatan.
2.  Otonomi  daerah  masih  menjadi  isu  pergeseran  kekuasaan  di  kalangan  elit daripada isu untuk melayani masyarakat secara lebih efektif. Otonomi daerah
diwarnai  oleh  kepentingan  elit  lokal  yang  mencoba  memanfaatkan  otonomi daerah  sebagai  momentum  untuk  mencapai  kepentingan  politiknya  dengan
cara memobilisasi massa dan mengembangkan sentimen kedaerahan seperti ”putra daerah” dalam pemilihan kepala daerah.
F.  Rangkuman
Pembagian  kekuasaan  terdapat  pada  Pasal  18  UUD  NRI  1945  dan Undang-undang  No.  23  Tahun  2014  tentang  Pemerintahan  Daerah,
menerangkan  bahwa  Negara  kesatuan  Republik  Indonesia  itu  dibagi  dan memiliki  pemerintahan  daerah.  Pemerintahan  daerah  tersebut  dapat  mengatur
dan  mengurus  sendiri  urusan  pemerintahan  menurut  asas  otonomi  dan  tugas pembantuan.  Dari  pasal  tersebut  secara  eksplisit  tercermin  bahwa  Negara
kesatuan tidaklah sentralistik. Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara Pemerintah Pusat dan
Daerah  provinsi  serta  daerah  kabupatenkota  sebagaimana  disebutkan  diatas didasarkan  pada  prinsip  akuntabilitas,  efisiensi,  dan  eksternalitas,  serta
kepentingan  strategis  nasional.  Penyelenggaraan  urusan  pemerintahan  dibagi berdasarkan  kriteria  eksternalitas,
akuntabilitas  dan  efisiensi dengan
memperhatikan  keserasian  antar  susunan  pemerintahan.  Urusan  pemerintahan
40 yang  menjadi  kewenangan  pemerintahan  daerah  diselenggarakan  berdasarkan
kriteria di atas terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Undang-Undang  Nomor  23  Tahun  2014  tentang  Pemerintahan  Daerah
menegaskan  bahwa  penyelenggaraan  desentralisasi  mensyaratkan  pembagian urusan  pemerintahan  antara  pemerintah  pusat  dengan  daerah  otonom.
Pembagian  urusan  pemerintahan  tersebut  didasarkan  pada  pemikiran  bahwa selalu  terdapat  berbagai  urusan  pemerintahan  yang  sepenuhnyatetap  menjadi
kewenangan  pemerintah  pusat.  Urusan  pemerintahan  tersebut  menyangkut terjaminnya kelangsungan hidup bangsa dan negara secara keseluruhan.
Dampak  positip  dari  otonomi  daerah,  setidaknya  berbagai  kalangan mempercayai terdapat banyak hal positip dari penerapan konsep otonomi daerah
di  Indonesia,  diantaranya  i  semakin  meningkatnya  tingkat  kemandirian  dan kemampuan  daerah  dalam  mengelola  pembangunan  ekonomi  daerahnya,
ditunjukkan  dari  terjadinya  perencanaan  ekonomi  daerah  yang  lebih mempertimbangkan  aspirasi  masyarakat  di  daerah  bottom-up  planning,
peningkatan kemitraan
dengan berbagai
pemangku  kepentingan; ii
perkembangan  perekonomian  yang  signifikan,  ditandai  dengan  peningkatan Produk Domestik Regional Bruto PDRB,  pendapatan per kapita, pertumbuhan
ekonomi, serta semakin membaiknya fungsi intermediasi bank umum. Walaupun secara regional masih terdapat propinsi justru memperoleh dampak negatif.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini :
1.  Apa yang BapakIbu pahami setelah mempelajari materi ini? 2.  Pengalaman  penting  apa  yang  BapakIbu  peroleh  setelah  mempelajari
materi ini? 3.  Apa manfaat  materi ini terhadap tugas BapakIbu ?
4.  Apa rencana tindak lanjut BapakIbu  setelah kegiatan pembelajaran ini ?