Dinamika Konstitusi di Indonesia
17 2. Masa Sidang Pertama-Kedua
Setelah menghasilkan kesepakatan dasar negara Indonesia. Maka dibentuk panitia delapan panitia kecil yang bertugas untuk memeriksa usul-usul
yang masuk untuk ditampung dan dilaporkan dalam sidang BPUPKI yang kedua. Adapun hasil rapat tersebut adalah
a. Supaya selekas-lekasnya Indonesia Merdeka. b. Supaya Hukum dasar yang akan dirancang itu diberi semacam preambule
mukaddimah c. Menerima anjuran Ir. Soekarno supaya BPUPKI terus bekerja sampai
terwujudnya suatu hukum dasar. d. Membentuk satu panitia kecil penyelidik usul-usul perumusan dasar
negara yang dituangkan dalam mukkadimah hukum dasar. Segera selesai sidang Panitia kecil, dibentuk Panitia Sembilan sebagai
penyidik usul-usul perumusan Dasar Negara, pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan kembali bertemu dan menghasilkan rumusan dasar negara yang
dikenal dengan “Piagam Jakarta” yang berisikan : 1. Ketuanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya 2. Kemanusian yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia. 4. Kerakyatan
yang dipimpin
oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
permusyawartan perwakilan. 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Sidang II: Perancangan Undang-Undang Dasar Sidang kedua berlangsung dari 10-16 Juli 1945 dengan tema bahasan
bentuk negara, wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran.
Kemudian pada Tanggal 14 Juli 1945, rapat pleno BPUPKI menerima laporan Panitia Perancang UUD yang dibacakan oleh Ir Soekarno dalam laporan tersebut
tercantum tiga masalah pokok yaitu : 1. Pernyataan Indonesia Merdeka
2. Pembukaan UUD 1945 3. Batang tubuh UUD 1945
18 BPUPKI, melakukan kerja maksimal dalam menata landasan negara dan hukum
dasar negara Indonesia. Peranan tokoh-tokoh nasionalis, maupun agamis sangat membantu menciptakan sebuah kerangka konseptual dalam mewujudkan
Negara yang Merdeka. Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jepang yang telah melihat dan mengamati
bahwa adanya keinginan cepat merdeka oleh BPUPKI, maka BPUPKI dibubarkan dan membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan IndonesiaPPKI
atau Dokoritsu Junbi Iinkai pada tanggal 9 Agustus 1945 Pada Tanggal 9 Agustus 1945, sebagai pimpinan PPKI, Soekarno, Hatta dan
Radjiman diundang ke Dalat untuk bertemu Marsekal Terauchi. Setalah Pertemuan tersebut, PPKI tidak dapat bertugas karena para pemuda mendesak
agar Proklamasi kemerdekaan tidak dilakukan atas nama PPKI. Pemuda mengatakan bahwa, PPKI adalah alat buatan Jepang. Rencana rapat 16 Agustus
1945 tidak terjadi karena terjadinya peristiwa Rengasdengklok.
Sidang PPKIDiadakan pada tanggal 18 Agustus 1945, guna merealisasikan
tujuan proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sidang saat itu dilaksanakan di Pejambon. Setelah berjalanannya sidang, PPKI mengambil
keputusan:
a. Mengesahkan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 b. Memilih dan mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Moh. Hatta
sebagai Wakil Presiden. c. Membentuk Komite Nasional untuk membantu tugas presiden sebelum
DPRMPR dibentuk e. Mengesahkan rancangan hukum dasar yang telah dibentuk BPUPKI pada
sidang kedua, sebagai undang-undang dasar negara Indonesia, setelah mengalami perubahan dan perbaikan.