Permasalahan Wawasan Kebangsaan di Indonesia

52 Ketua Presidium IPW Neta S Pane mengatakan, angka tersebut meningkat 23,7 persen jika dibandingkan dengan konflik sosial yang terjadi di tahun 2012. Dinamika konflik vertikal dan horizontal yang berkembang dan meluas di beberapa daerah menunjukan bahwa nilai-nilai wawasan kebangsaan mulai meluntur. Parameternya, melemahnya operasionalisasi dari rasa kebangsaan itu yang mencakup: a. Adanya keputusan rakyat untuk bersatu sebagai bangsa. b. Perasaan senasib dan sepenanggungan. c. Adanya kepentingan bersama dan kepentingan dari unsur-unsur pembentuk bangsa. d. Kesadaran mendahulukan kepentingan yang lebih besar ketimbang kepentingan pribadi atau golongan. e. Semangat untuk mempertahankan rasa dan semangat kebangsaan itu. f. Kemampuan bangsa untuk secara terus-menerus memenuhi kepentingan unsur-unsur pembentuknya Era reformasi yang diharapkan menjadi gerbang ke arah terbentuknya negara modern, menghadapi tantangan besar dalam upaya tetap dapat mempertahankan persatuan dan kesatuan. Kedewasaan dan kearifan bangsa Indonesia tampaknya belum cukup matang untuk menyikapi berbagai konflik dan benturan kepentingan. Demikian halnya jika agenda reformasi politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanakan keamanan tidak lagi diletakkan dalam kerangka kebangsaan, maka yang akan terjadi adalah disintegrasi bangsa.

4. Upaya Pembinaan Wawasan Kebangsaan Melalui Peningkatan Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Pembinaan wawasan kebangsaan melalui peningkatan persatuan dan kesatuan bangsa ditekankan pada pemeliharaan dan pengembangan faktor- faktor yang dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Sedangkan faktor-faktor yang menjadi penghambat dan bersifat merusak atau mengancam integrasi nasional harus dicegah. Faktor-faktor yang dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa tidak terlepas dari aspek-aspek yang dapat mewujudkan integrasi nasional, antara lain: 53 a. Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah. b. Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. c. Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia seperti yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda. dan sebagainya. Sedangkan hal-hal yang harus dicegah karena dapat megancam persatuan dan kesatuan antara lain: a. Pikiran dan perasaan lebih superior, lebih kuat, lebih baik dari masyarakat lain ditinjau dari keragaman horizontal suku, agam, ras, dan golongan, maupun keragaman vertikal status, jabatan, kekuasan, dan sebagainya. Pikiran-pikiran semacam ini akan berdampak pada munculnya paham etnosentrisme, paham fanatisme, chauvinisme, provinsialisme, dan ekstrimisme. b. Kesenjangan dan diskriminasi pembangunan di segala aspek kehidupan. Kesenjangan dan diskriminasi pembangunan di segala aspek kehidupan akan melahirkan benih-benih kecemburuan sosial. Bermula dari kecemburuan sosial ini akan membentuk motif dan mendorong gerakan- gerakan untuk melakukan perlawanan. Dan sebagainya. Proses untuk membina wawasan kebangsaan melalui peningkatan persatuan dan kesatuan bangsa harus ditumbuhkembangkan dari nilai-nilai luhur Pancasila yang diaktualisasikan sesuai dengan perkembangan zaman. Adapun langkah-langkah pembinaan yang harus dipertimbangkan, untuk mencegah terjadinya eskalasi konflik di masa mendatang antara lain: a. Memantapkan kembali nilai-nilai wawasan kebangsaan, terutama melalui jalur pendidikan. b. Segenap pihak perlu membangun kesepakatan atau konsensus lokal dalam rangka mengantisipasi munculnya konflik dan gejolak, terutama bagi daerah yang potensial konflik. Melalui kesepakatan lokal itu diharapkan dapat dihasilkan, misalnya kode etik kehidupan bermasyarakat, kode etik kampanye, komitmen rule of law dan seterusnya.