Pengertian Penerimaan Diri Penerimaan Diri
dan gambaran yang diterima melalui kontak sosial, yang membentuk dasar konsep dirinya.
b. Harapan-harapan yang realistis
Harapan muncul jika seorang individu mampu menentukan sendiri harapannya yang disesuaikan dengan pemahaman mengenai
kemampuan yang dimiliki, bukan harapan yang diarahkan oleh orang lain. Hal tersebut menjadi realistis bila individu memahami
keterbatasan dan kekuatannya dalam mencapai tujuan. Individu yang semakin realistis terhadap harapan dan tujuannya akan semakin
memiliki kesempatan untuk mencapai harapan dan tujuannya. c.
Tidak adanya hambatan dari lingkungan Ketidakmampuan individu untuk mencapai tujuan dan harapan
yang realistis dapat berasal dari lingkungan yang tidak mendukung, misalnya ras, jenis kelamin, maupun agama. Ketika hal tersebut
terjadi, individu yang mengetahui potensinya akan sulit untuk menerima diri. Namun, ketika lingkungan mendorong individu untuk
mencapai kesuksesan, maka ia akan merasa puas dengan pencapaiannya yang membuktikan bahwa harapannya adalah sesuatu
yang realistis. d.
Tingkah laku sosial yang mendukung Pada saat seseorang menampilkan tingkah laku yang diterima
oleh lingkungan sekitar, maka ia akan mendapat perlakuan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penerimaan yang baik dari orang-orang disekitarnya. Hal tersebutlah yang membantu seseorang juga akan menerima dirinya sendiri.
e. Tidak adanya tekanan emosi yang berat
Individu yang tidak mengalami tekanan emosi yang berat akan dapat bekerja atau melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin. Tidak
adanya tekanan emosi yang berat akan membuat individu mampu rileks, bahagia daripada marah, tidak kecewa dan merasa frustasi.
Kondisi ini berkontribusi sebagai dasar sebuah evaluasi dan penerimaan diri yang baik.
f. Kesuksesan yang pernah dicapai
Kegagalan yang sering didapatkan oleh individu dapat mengakibatkan penolakan terhadap dirinya sendiri, sedangkan
individu yang sering berhasil atau mencapai kesuksesan dapat menimbulkan penerimaan diri.
g. Identifikasi bagi orang yang mempunyai penyesuaian diri baik
Seseorang yang mengidentifikasikan diri dengan orang yang memiliki penyesuaian diri yang baik well-adjusted akan
mengembangkan atau membangun sikap-sikap yang positif terhadap diri sendiri dan bertingkah laku baik. Hal ini dapat menimbulkan
penilaian dan penerimaan diri yang baik. h.
Perspektif diri Seseorang yang mampu melihat dirinya sama seperti orang lain
melihat dirinya memiliki pemahaman diri yang baik dibandingkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan seseorang yang memiliki perspektif diri cenderung sempit dan terdistorsi. Perspektif diri yang baik dapat mendukung penerimaan
diri. i.
Pola pengasuhan di masa kecil Pengasuhan demokratis mengarahkan pada pola kepribadian
yang sehat. Seseorang yang diasuh dengan pola ini cenderung berkembang menjadi orang yang dapat menghargai diri sendiri dan
bertanggung jawab mengendalikan perilakunya yang dilandasi oleh peraturan dan regulasi yang telah dibuat.
j. Konsep diri yang stabil
Konsep diri yang stabil merupakan cara seseorang melihat dirinya dengan cara yang sama sepanjang waktu. Konsep diri yang
baik akan mengarahkan pada penerimaan diri sedangkan konsep diri yang buruk akan mengarahkan pada penolakan diri. Namun, bila
individu tidak memiliki konsep diri yang stabil, maka terkadang individu tersebut akan menyukai dirinya dan terkadang tidak akan
menyukai dirinya sehingga akan sulit menunjukkan kepada orang lain siapa dirinya yang sebenarnya. Seseorang yang mengembangkan
kebiasaan untuk menerima dirinya, maka hal itu akan menguatkan konsep diri yang baik sehingga penerimaan diri akan menjadi suatu
kebiasaan bagi individu tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI