Arti dan Peranan Anak Menurut Ketiga Pasangan

terkait adat budaya suku Batak Toba, penerus keturunan keluarga. Namun, ada faktor lain yang turut melatarbelakangi setiap informan ingin memiliki anak laki-laki. Seperti pasangan TS dan ST, selain sebagai penerus keturunan, anak laki-laki sebagai penerus harta warisan dan cara mendapat ulos pansamot dalam adat. Selain alasan utama tersebut, informan TN sendiri ingin memiliki keturunan yang lengkap yaitu anak perempuan dan laki-laki terlepas dari adat budaya suku Batak Toba. Berbeda dengan informan SS, ada ketakutan akan diceraikan oleh ibu mertuanya dan informan PT terkait dengan tekanan adat budaya suku Batak Toba situasional. Temuan lainnya yaitu pihak suami lebih banyak porsinya dalam memberikan dukungan terhadap pasangan mereka masing-masing dalam menghadapi keadaan tidak memiliki anak laki-laki. Dari hasil ketiga pasang informan penelitian, peneliti juga menemukan bahwa ketiga pasang informan sama-sama tidak diawali tahap denial dan isolation seperti yang ada dalam tahap penerimaan diri Kulber-Ross 1998. Peneliti juga menemukan bahwa tahap- tahap yang terjadi pada setiap pasangan bersifat fleksibel. Hal ini terlihat dari tahapan yang dilalui dapat melompat-lompat tidak berurutan, tidak semua tahapan dilalui, terjadi bersamaan dengan tahap yang lain dan tahapan dapat berubah yaitu bersifat progresif dan regresif. Hal ini terlihat pada informan pasangan TS dan ST dan pasangan PT dan TN. Selain itu, selama wawancara berlangsung dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ketiga pasang informan, para istri merupakan pihak yang lebih emosional terutama saat pertanyaan terkait anak laki-laki. Secara khusus, informan MM yang merupakan pasangan dari SS telah mencapai tahap acceptance atau penerimaan diri atas keadaannya yang tidak memiliki anak laki-laki. Dalam diri MM sudah ada penerimaan juga sudah tidak ada lagi ketakutan, keputusasaan dan kemarahan. Seperti yang dikemukakan oleh Hurlock 1981 bahwa penerimaan diri adalah toleransi seseorang terhadap peristiwa frustasi maupun menjengkelkan serta pengakuan terhadap kekuatan yang dimiliki. Dampak dari penerimaan diri Hurlock, 1974 informan MM yaitu memiliki penyesuaian diri seperti dapat mengevaluasi diri dan memiliki keyakinan diri serta penyesuaian sosial seperti merasa aman memberi perhatian terhadap orang lain dan penyesuaian sosial yang baik. Meskipun secara keseluruhan belum mencapai tahap acceptance kecuali informan MM, ada faktor-faktor yang mendukung ketiga pasang informan dalam proses menuju penerimaan yaitu faktor eksternal pasangan, lingkungan, ajaran agama dan internal nilai religius dan rasa syukur, diri. Faktor internal yaitu nilai religius dan rasa syukur, diri. Dari ketiga pasang, faktor yang mempengaruhi atau pendukung menuju proses penerimaan diri ialah nilai religius dan rasa syukur. Nilai religius dan rasa syukur membantu ketiga pasang informan untuk mengatasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI