c. Struktur Dasar Pengalaman Pasangan MM dan SS
Pada struktur dasar pengalaman terdapat temuan mengenai adat budaya suku Batak Toba, proses penerimaan diri masing-masing
informan, proses saling mempengaruhi penerimaan diri masing-masing informan terhadap pasangannya dan faktor-faktor yang mempengaruhi
penerimaan diri.
i. Adat Budaya Suku Batak Toba
i.1. Pemahaman Mengenai Nilai 3H Hagabeon, Hamoraon dan Hasangapon
Pada pasangan MM dan SS pemahaman mengenai nilai 3H hagabeon, hamoraon dan hasangapon terbagi menjadi
pemahaman nilai dari 3H, cara mencapai 3H dan pandangan terhadap nilai 3H. Nilai hamoraon berkaitan dengan kekayaan
harta benda yang dimiliki oleh sesorang, hasangapon berkaitan dengan kehormatan juga dari jabatan yang dimiliki oleh
seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Nilai dari hagabeon yaitu berkaitan dengan keturunan yaitu laki-laki dan perempuan.
Mencapai nilai hamoraon dengan bekerja keras dan hagabeon yaitu atas pemberian dari Tuhan. Menurut MM hasangapon
tercapai dengan menghormati dan menghargai orang terlebih dahulu lalu akan dihargai dan dihormati oleh orang lain.
Sedangkan, menurut SS hasangapon tercapai dengan jabatan yang dimiliki dalam pekerjaan.
“Artinya gabe itu kan artinya punya anak lakik punya anak perempuan. Hamoraon itu ya materilah harta benda.
Nah hasangapon itu ya sangab lah ee umpamanya ada pangkatnya umapama dia anggota DPR nah disitu lah
semua, dihormatin orang kan. Itulah hasangapon itu artinya” 4-6, SS.
“Macam hamoraon itu kan kerja keras kita kan. Kita punya hamoraon tapi bukan itu satu-satunya yang bikin na
mora kaya. Ade harta dimane-mane, bukan hamoraon yang jadi patokan buat kita bahagia, kan bukan itu. Nah
hamoraon, hasangapon. Nah hasangapon kan pribadi kita yang menentukan kalo kita menghormati orang kan orang
tetap menghargai kita. Sebaliknya, kalo kita enggak menghormati orang ya cemane gimana orang mau
menghormati kite kan timbal balik, nah itu tergantung dari pribadi kita kan itu. Hagabeon itu kan udah termasuk ee
dari Tuhan,anak” 67-71, MM.
Nilai-nilai 3H yaitu hagabeon, hamoraon dan hasangapon merupakan hal yang dicari oleh orang suku Batak Toba dalam
hidupnya, “i do dilului jolma itulah yang di cari oleh orang Batak, itu yang dicari orang Batak” 3-4, MM, “hagabeon,
hamoraon, hasangapon itulah umumnya pada orang Batak” 3, SS. Namun, menurut SS tidak semua orang bisa memiliki
ketiga nilai tersebut dalam hidupnya. MM sendiri tidak mempermasalahkan dampak yang terjadi bila ketiganya tidak
dapat tercapai dalam hidupnya karena baginya yang terpenting ialah berusaha terlebih dahulu.
“Kalo tiga itu enggak dapat ee didapat, gimana pung? Ee kan tidak jadi masalah yang pentingkan kita kan udah
berikhtiar, udah berupaya dengan sebaik mungkin. Jadi kalo misal kita ee kekayaan udah berusaha ya itulah yang
kita terima, yang harus kita tampilkan yang penting kita PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sudah berusaha ee untuk melakukan semaksimal mungkin ya kan tapi yang wajar” 74-76, MM.
i.2. Arti Dan Peranan Anak Dalam Adat Budaya Suku Batak Toba
Berdasarkan hasil wawancara arti dan peranan anak dalam suku Batak Toba dinyatakan dalam beberapa bagian pada
pasangan MM dan SS diantaranya makna anakhon hi do hamoraon di au dan arti dan peranan anak Selain itu, ada
penjelasan terhadap cara pandang orang suku Batak Toba terhadap keluarga yang tidak memiliki anak laki-laki dan respon
terhadap cara pandang orang suku Batak Toba terhadap keluarga yang tidak memiliki anak laki-laki. Bagi pasangan MM dan SS,
makna dari ungkapan anakhon hi do hamoraon di au yaitu anak merupakan hal yang terpenting dalam hidup. MM
menambahkan bahwa anak menjadi suatu kepuasan bagi orang tuanya melebihi harta benda, seperti yang ada dalam
wawancara: “Jadi budaya Batak tetap mee ee menganjurkan biar
punya anak yang lebih penting kek orang tuanya. Hamoraon itu bukan berarti dalam artian harta benda,
anak yang berbakti lah sama orang tua itu udah menjadi kepuasan bagi orang tua. Anakhon hi do hamoraon di au
gitu katanya kan itu secara kekeluargaan. Tadi kan hamoraon, hasangapon, hagabeon kan hamoraon itu kan
secara harta benda kan. Nah kalo dalam budaya Batak anakhon hi do hamoraon di au ya kalo semua anaknya
sudah termasuk baik-baik nah termasuk hamoraon itu, sudah mendatangkan kebahagian itu bagi keluarga orang
Batak” 87-92, MM. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI