mengarah pada depresi. Tahap ini terjadi saat seseorang tidak lagi dapat menyangkal, marah dan melakukan penawaran atas keadaannya.
e. Tahap Penerimaan acceptance
Tahap kelima seseorang mulai menerima takdir. Hal tersebut merupakan sikap penerimaan diri atas kondisi yang dialaminya. Orang
tersebut akan merasakan kedamaian dan penerimaan, sudah dapat melalui tahapan sebelumnya dengan baik sehingga tidak lagi merasa
depresi dan marah, tidak ada ketakutan dan keputusasaan.
B. Suku Batak Toba
1. Suku Batak Toba
Tanah Batak terletak di Sumatera sebelah utara, dahulu dinamai Pulau Morsa, yang artinya pulau tempat banyak ular sa sawah,
sebangsa ular yang besar Harahap, 1960. Menurut keyakinan yang masih hidup sampai sekarang, perkampungan pertama orang Batak
berada di tepi Danau Toba yang bernama Sianjur Mula-Mula. Dari tempat inilah tersebar keturunan suku Batak ke seluruh penjuru Tanah
Batak Siahaan, 1964. Suku Batak memiliki beberapa sub-suku, yaitu Batak Toba, Batak Angkola, Batak Mandailing, Batak Simalungun,
Batak Pakpak dan Batak Karo. Gultom dalam Siahaan, 2009 menjelaskan bahwa suku Batak Toba
banyak tinggal di daerah pedalaman Sumatera Utara yang merupakan dataran tinggi dengan banyak jurang. Daerah yang didiami oleh orang
suku Batak Toba meliputi pulau Samosir dan daerah sekitar Danau Toba, secara geografis merupakan pusat Tanah Batak dengan mayoritas
penduduknya beragama Kristen. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah suku Batak Toba. Hal yang mendasari peneliti
memilih suku Batak Toba adalah jumlah orang suku Batak Toba yang lebih banyak dan mudah dijumpai dibanding suku Batak lainnya.
2. Nilai-nilai Kehidupan Suku Batak Toba
Harahap dan Siahaan 1987 menyatakan bahwa tujuan hidup yang ideal bagi masyarakat suku Batak Toba tercakup dalam nilai 3H yakni
hamoraon, hagabeon, dan hasangapon. Konsep 3H ini merupakan wujud dari kebudayaan sebagai ide dan gagasan yang terus terwarisi dan
mendarah daging bagi masyarakat suku Batak Toba. Ketiga konsep tujuan hidup itu, yaitu:
a. Hagabeon
Harahap dan Siahaan 1987 menjelaskan bahwa hagabeon sama artinya dengan bahagia dan sejahtera. Kebahagiaan yang dimaksud
adalah kebahagiaan dalam keturunan. Keturunan dipandang sebagai pemberi harapan hidup karena keturunan adalah kebahagiaan yang tidak
ternilai bagi orang tua, keluarga dan kerabat atau dengan kata lain, kekayaan paling berharga bagi orang Batak adalah keturunan, anak-
cucu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI