1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia merupakan kunci suksesnya atau maju mundurnya kehidupan suatu bangsa. Sumber daya manusia yang baik adalah sumber daya
manusia yang terdidik dan mempunyai skill. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia, hal tersebut
ditegaskan dalam GBHN 1993. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting.
Pendidikan merupakan wujud nyata pembinaan kepribadian dan kemampuan manusia baik jasmani maupun rohani. Melalui pendidikan
diharapkan setiap individu dapat meningkatkan kualitas keberadaannya dan mampu berprestasi dalam gerak pembangunan. Dalam Undang-Undang No. 2
Tahun 1989 Bab 4 Pasal 4 disebutkan tujuan pendidikan, sebagai berikut: “Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian mantap
dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.
Dalam pendidikan, seseorang yang sedang belajar akan berusaha
mengembangkan dirinya agar dapat berdiri sendiri dan memperoleh berbagai pengalaman dalam berbagai bentuk, misalnya: konsep, prinsip, inisiatif,
kreativitas, keterampilan dan tanggung jawab. Menurut Sumadi Suryabrata 1984:252-253, yang dimaksud dengan belajar itu memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: 5. Belajar adalah aktivitas yang membawa perubahan behavioral changes
actual maupun potential. 6. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkan kecakapan baru.
7. Perubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja.
Menurut W.S. Winkel 1983:15, belajar pada manusia merupakan suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subyek dengan
lingkungannya dan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan- pemahaman, ketrampilan, nilai-sikap yang bersifat konstanmenetap. Perubahan-
perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru, yang segera nampak dalam perilaku nyata atau yang masih tinggal tersembunyi; mungkin juga perubahan
hanya berupa penyempurnaan terhadap hal yang sudah pernah dipelajari. Perubahan-perubahan yang dialami oleh seseorang selama menempuh
proses belajar dinamakan hasil dari belajar atau prestasi belajar. Jadi, bisa dikatakan bahwa prestasi belajar merupakan output dari proses belajar. Sebagai
output dari proses belajar, prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu: berasal dari luar diri seseorang maupun dari dalam diri seseorang.
Faktor-faktor dari luar diri seseorang tersebut adalah lingkungan, baik lingkungan alam misalnya: faktor geografis maupun lingkungan sosial
misalnya: orang tua, teman, guru dan instrumental, yaitu sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan instrumental input guna menunjang
tercapainya keluaran output yang dikehendaki. Yang termasuk instrumental input atau faktor-faktor yang disengaja dirancang dan dimanipulasikan adalah:
kurikulum atau bahan pelajaran, guru yang memberikan pengajaran, sarana dan fasilitas, serta manajemen yang berlaku di sekolah yang bersangkutan Ngalim
Purwanto,1996:106-107. Faktor-faktor dalam diri seseorang yang mempengaruhi prestasi belajar
seeseorang, yaitu: faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis adalah bagaimana kondisi fisiknya, panca inderanya dan sebagainya. Sedangkan faktor
psikologis adalah: minatnya, tingkat kecerdasannya, bakatnya, motivasinya, kemampuan kognitifnya, dan sebagainya Ngalim Purwanto,1996:107.
Dalam usaha mencapai prestasi belajar, bimbingan guru hendaknya membantu siswa di dalam memahami materi pelajaran sehingga bimbingan yang
diberikan dapat dirasakan manfaatnya bagi semua siswa. Siswa yang mendapat bimbingan dari guru pada saat pelajaran pasti akan merasa senang dan apabila
mengalami kesulitan dalam pelajaran, ia akan langsung menanyakan kepada guru yang bersangkutan sehingga prestasi belajarnya semakin baik.
Selain itu, seorang siswa membutuhkan adanya motivasi belajar untuk selalu meningkatkan prestasinya. Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi
akan mempunyai harapan untuk berhasil dan mempunyai sikap positif terhadap pencapaian tujuan. Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi selalu berusaha
sebaik mungkin dalam usaha mencapai tujuan dibandingkan dengan siswa yang kurang termotivasi dalam belajar.
Dukungan teman sekelas turut ikut andil dalam meningkatkan prestasi belajar. Dukungan teman sekelas dapat dilakukan dengan cara: memberikan
kebebasan kepada teman sekelasnya untuk belajar di perpustakaan, membantu temannya dalam menyelesaikan persoalan pelajaran secara berkelompok pada
saat jam kosong atau pada saat istirahat. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis membatasi penelitian
hanya di bidang akuntansi. Oleh karena itu, penulis menyusun skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Bimbingan Guru Akuntansi, Motivasi Belajar
Akuntansi, dan Dukungan Teman Sekelas dengan Prestasi Belajar Akuntansi” Studi Kasus Siswi-Siswi Kelas XII Ilmu Pengetahuan Sosial IPS SMA Santa
Maria.
B. Batasan Masalah