dibandingkan, maka 0,074 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara bimbingan guru akuntansi,
motivasi belajar akuntansi dan dukungan teman sekelas secara bersama-sama dengan prestasi belajar akuntansi ditolak. Dengan
demikian, dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara bimbingan guru akuntansi, motivasi belajar akuntansi, dan dukungan teman
sekelas secara bersama-sama dengan prestasi belajar akuntansi.
C. Pembahasan
1. Hubungan Antara Bimbingan Guru Akuntansi dengan Prestasi Belajar Akuntansi
Berdasarkan analisis korelasi Product Moment diketahui bahwa tidak ada korelasi antara variabel bimbingan guru akuntansi dengan prestasi belajar
akuntansi. Koefisien korelasi sebesar 0,182 termasuk dalam kategori sangat rendah, yaitu pada range 0,00-0,199. Nilai r
hitung
r
tabel
, yaitu 0,182 0,279 maka hipotesis alternatif Ha ditolak dan setelah dilakukan uji signifikansi
dengan uji t diketahui bahwa t
hitung
t
tabel
dengan nilai t
hitung
= 1,283 dan t
tabel
untuk dk 48 50-2 pada taraf signifikansi 5 sebesar 2,011. Apabila dibandingkan maka diperoleh hasil 1,283 2,011 atau jika angka probabilitas
dibandingkan, maka 0,206 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara bimbingan guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi
ditolak. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa tidak ada hubungan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
signifikan antara bimbingan guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi pada siswi Kelas XII IPS SMA Santa Maria.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara bimbingan guru akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswi Kelas XII
IPS SMA Santa Maria karena diduga ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar akuntansi, misalnya: kondisi sosial ekonomi
orang tua, tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua, fasilitas belajar, media pembelajaran, lingkungan, gaya mengajar, variasi mengajar,
kedisiplinan belajar, kunjungan perpustakaan, kemandirian, dan jumlah jam belajar.
2. Hubungan Antara Motivasi Belajar Akuntansi dengan Prestasi Belajar Akuntansi
Berdasarkan analisis korelasi Product Moment diketahui bahwa ada korelasi antara motivasi belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi.
Koefisien korelasi sebesar 0,351 termasuk dalam kategori rendah, yaitu pada range 0,20-0,399. Nilai r
hitung
r
tabel
, yaitu 0,351 0,279 maka hipotesis alternatif Ha diterima dan setelah dilakukan uji signifikansi dengan uji t
diketahui bahwa t
hitung
t
tabel
dengan nilai t
hitung
= 2,597 dan t
tabel
untuk dk 48 50-2 pada taraf signifikansi 5 sebesar 2,011. Apabila dibandingkan maka
diperoleh hasil 2,597 2,011 atau jika angka probabilitas dibandingkan, maka
0,012 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara motivasi belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi diterima.
Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi
pada siswi Kelas XII IPS SMA Santa Maria. Hubungan positif dapat diartikan semakin tinggi motivasi belajar akuntansi maka semakin tinggi prestasi
belajar dan semakin rendah motivasi belajar akuntansi maka semakin rendah prestasi belajar akuntansi. Sedangkan signifikan menunjukkan hubungan yang
ada cukup nyata dan cukup kuat. Motivasi belajar mutlak diperlukan oleh siswi agar proses belajar
mengajar dapat berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang memuaskan dari usaha belajarnya. Seorang siswi yang memiliki motivasi belajar akuntansi
yang tinggi akan selalu berusaha semaksimal mungkin untuk mendalami mata pelajaran akuntansi tersebut. Apabila siswi tersebut merasa belum menguasai
materi dari pelajaran akuntansi yang ada maka ia akan menempuh berbagai cara agar ia bisa menguasainya. Misalnya, bertanya kepada guru akuntansi
atau mencari buku-buku pelengkap sampai dengan membentuk kelompok belajar sendiri. Di dalam kelas, seorang siswi yang memiliki motivasi belajar
akuntansi yang tinggi cenderung lebih aktif dibandingkan dengan siswi yang memiliki motivasi belajar akuntansi yang rendah. Usaha yang maksimal akan
menghasilkan hasil belajar akuntansi yang maksimal juga. Hal ini disebabkan karena siswi sudah menguasai materi pelajaran akuntansi secara mendalam
sehingga dapat menyelesaikan dengan baik semua soal yang diberikan oleh guru akuntansi.
3. Hubungan Antara Dukungan Teman Sekelas dengan Prestasi Belajar Akuntansi
Berdasarkan analisis korelasi Product Moment diketahui bahwa tidak ada korelasi antara variabel dukungan teman sekelas dengan prestasi belajar
akuntansi. Koefisien korelasi sebesar 0,108 termasuk dalam kategori sangat rendah, yaitu pada range 0,00-0,199. Nilai r
hitung
r
tabel
, yaitu 0,108 0,279 maka hipotesis alternatif Ha ditolak dan setelah dilakukan uji signifikansi
dengan uji t diketahui bahwa t
hitung
t
tabel
dengan nilai t
hitung
= 0,752 dan t
tabel
untuk dk 48 50-2 pada taraf signifikansi 5 sebesar 2,011. Apabila dibandingkan maka diperoleh hasil 0,752 2,011 atau jika angka probabilitas
dibandingkan, maka 0,456 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara dukungan teman sekelas dengan prestasi belajar akuntansi
ditolak. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan teman sekelas dengan prestasi belajar akuntansi
pada siswi Kelas XII IPS SMA Santa Maria. Dalam penelitian ini, tidak ada hubungan antara dukungan teman
sekelas dengan prestasi belajar akuntansi siswi Kelas XII IPS SMA Santa Maria karena diduga ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi
belajar akuntansi, misalnya: kondisi sosial ekonomi orang tua, tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua, fasilitas belajar, media
pembelajaran, lingkungan, gaya mengajar, variasi mengajar, kedisiplinan belajar, kunjungan perpustakaan, kemandirian, dan jumlah jam belajar.
4. Hubungan Antara Bimbingan Guru Akuntansi, Motivasi Belajar Akuntansi, dan Dukungan Teman Sekelas dengan Prestasi Belajar Akuntansi.
Berdasarkan analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara bimbingan guru akuntansi, motivasi belajar dan dukungan
teman sekelas secara bersama-sama dengan prestasi belajar akuntansi siswi- siswi kelas XII Ilmu Pengetahuan Sosial IPS SMA Santa Maria.
Berdasarkan analisis korelasi ganda, diketahui harga koefisien korelasi ganda R
hitung
sebesar 0,372 termasuk pada kategori rendah yaitu pada range 0,20- 0,399. Hasil uji signifikansi dengan uji F diketahui F
hitung
F
tabel
2,462 2,807 atau bila angka probabilitas dibandingkan maka 0,074 0,05 sehingga
hipotesis yang menyatakan ada hubungan signifikan antara bimbingan guru akuntansi, motivasi belajar akuntansi, dan dukungan teman sekelas secara
bersama-sama dengan prestasi belajar akuntansi ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara bimbingan guru
akuntansi, motivasi belajar akuntansi dan dukungan teman sekelas dengan prestasi belajar akuntansi siswi-siswi Kelas XII SMA Santa Maria.
92
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Tidak ada hubungan yang signifikan antara bimbingan guru akuntansi dengan
prestasi belajar akuntansi siswi-siswi Kelas XII Ilmu Pengetahuan Sosial IPS SMA Santa Maria. Hal ini didasarkan pada hasil analisis yang
menunjukkan bahwa koefisien korelasi r
hit
sebesar 0,182 lebih kecil dari r
tabel
sebesar 0,279 atau nilai probabilitas sebesar 0,206 lebih besar dari 0,05.. 2. Ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar akuntansi dengan
prestasi belajar siswi-siswi Kelas XII Ilmu Pengeta huan Sosial IPS SMA Santa Maria. Hal ini didasarkan pada hasil analisis yang menunjukkan bahwa
koefisien korelasi r
hit
sebesar 0,351 lebih kecil dari r
tabel
sebesar 0,279 atau nilai probabilitas sebesar 0,012 lebih besar dari 0,05.
3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan teman sekelas dengan prestasi belajar siswi-siswi Kelas XII Ilmu Pengetahuan Sosial IPS SMA
Santa Maria. Hal ini didasarkan pada hasil analisis yang menunjukkan bahwa koefisien korelasi r
hit
sebesar 0,108 lebih kecil dari r
tabel
sebesar 0,279 atau nilai probabilitas sebesar 0,456 lebih besar dari 0,05.