Tujuan Strategi Pembelajaran Kooperatif

19 teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belakang, mengembangkan keterampilan sosial peserta didik.

c. Manfaat Strategi Pembelajaran Kooperatif

Linda Lungren 1994 dalam Abdul Majid, 2014: 175 mengemukakan manfaat strategi pembelajaran kooperatif yaitu : 1 Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. 2 Rasa harga diri menjadi lebih tinggi. 3 Memperbaiki sikap terhadap I PA dan sekolah. 4 Memperbaiki kehadiran. 5 Angka putus sekolah menjadi rendah. 6 Penerimaan terhadap perbedaan individu. 7 Perilaku menggangu menjadi lebih kecil. 8 Konflik antar pribadi berkurang. 9 Sikap apatis berkurang. 10 Pemahaman yang lebih mendalam. 11 Meningkatkan motivasi lebih besar. 12 Hasil belajar lebih tinggi. 13 Retensi lebih lama. 14 Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi. Menurut Sadker dan Sadker 1997 dalam Miftahul Huda, 2012: 66 menjabarkan manfaat strategi pembelajaran kooperatif sebagai berikut : 1 Meningkatkan keterampilan kognitif dan afektif. 2 Hasil pembelajaran yang lebih tinggi. 3 Siswa menjadi lebih peduli pada teman-temannya, dan akan terbangun rasa ketergantungan yang positif untuk proses belajar mereka. 4 Meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap teman-temannya yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang berbeda-beda. Berdasarkan penjelasan dari teori manfaat pembelajaran kooperatif dapat disimpulkan manfaat pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 1 Meningkatkan keterampilan kognitif dan afektif. 20 2 Hasil belajar lebih tinggi. 3 Meningkatkan motivasi belajar lebih besar. 4 Angka putus sekolah menjadi rendah. 5 Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. 6 Memperbaiki sikap terhadap I PA dan sekolah. 7 Pemahaman yang lebih mendalam. 8 Siswa menjadi lebih peduli terhadap teman-temannya.

d. Karakteristik Strategi Pembelajaran Kooperatif

Menurut I brahim dalam Abdul Majid, 2014: 176 strategi Pembelajaran kooperatif mempunyai ciri atau karakteristik sebagai berikut: 1 Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar; 2 Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi, sedang, dan rendah heterogen; 3 Apabila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda; 4 Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu. Wina sanjaya 2006: 244 mengemukakan karakteristik strategi pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 1 Pembelajaran Secara Tim 2 Didasarkan pada Manajemen Kooperatif 3 Kemauan untuk Bekerja Sama 4 Keterampilan Bekerja Sama

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa SMK untuk berwiraswasta : Studi kasus siswa kelas III, jurusan Tata Busana, SMK Ma`arif 2 Sleman dan SMK Karya Rini Sleman.

0 0 188

PENINGKATAN KOMPETENSI MENJAHIT BUSANA PESTA PADA MATA PELAJARAN BUSANA WANITA MELALUI METODE PEER TUTORING SISWA KELAS XI BUSANA BUTIK SMK NEGERI 1 PANDAK.

8 129 268

PENINGKATAN KOMPETENSI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KREATIF-PRODUKTIF PADA MATERI MATA DIKLAT MENGGAMBAR BUSANA SISWA KELAS X BIDANG KEAHLIAN TATA BUSANA SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

1 6 153

PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS BUSANA MELALUI COOPERATIVE LEARNING DENGAN MEDIA JOBSHEET DI SMK KARYA RINI SLEMAN.

3 19 273

PENINGKATAN KOMPETENSI KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA, DAN KINGKUNGAN HIDUP (K3LH) DENGAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TIME TOKEN PADA SISWA KELAS X BUSANA SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

0 1 8

“PENINGKATAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA KEMEJA ANAK MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA ANIMASI PADA SISWA KELAS X BUSANA BUTIK SMK DIPONEGORO DEPOK ”.

1 8 13

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DASAR TEKNOLOGI MENJAHIT KELAS UNGGULAN SISWA KELAS X JURUSAN BUSANA BUTIK SMK N 1 SEWON.

1 2 206

EFEKTIVITAS METODE PEER TUTORING DALAM MENINGKATKAN SELF-REGULATED LEARNING (SRL) SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 KALASAN.

3 46 204

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN PEER TUTORING UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA ROK SISWA KELAS X DI SMK MA’ARIF 2 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 102

Studi Deskriptif Perilaku Membolos pada Siswa Laki - Laki di SMK X - Ubaya Repository

0 0 1