Penilaian Menjahit Celana Anak Laki- Laki

60 digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua kategori yaitu tuntas dan belum tuntas. Acuan penilaian yang digunakan dalam kompetensi menjahit celana anak laki-laki adalah penilaian acuan patokan PAP, karena penentuan nilai kompetensi yang diberikan kepada siswa berdasarkan standar mutlak artinya pemberian nilai pada siswa dilaksanakan dengan membandingkan skor hasil tes masing-masing individu dengan skor ideal. Berdasarkan penjelasan penilaian skoring dapat disimpulkan bahwa penilaian skoring merupakan kuantitas yang diperoleh untuk membandingkan hasil pengukuran terhadap suatu bahan pembanding dengan menggunakan patokan tertentu. Penilaian yang digunakan dalam mengukur tes kompetensi menjahit celana anak laki-laki yaitu Penilaian Acuan Patokan PAP di mana keberhasilan siswa hanya dikategorikan dalam bentuk tuntas dan belum tuntas. 2 Penilaian Kognitif Penilaian Kognitif merupaka penilaian pengetahuan belajar siswa. Penilaian kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana. Penilaian kognitif pada menjahit celana anak laki-laki dimulai dari: a Menghafal knowledge yaitu kemampuan kognitif memanggil kembali fakta yang disimpan dalam otak digunakan untuk merespon suatu masalah. b Pemahaman comprehension adalah kemampuan untuk melihat hubungan fakta dengan fakta. c Penerapan application adalah kemampuan kognitif untuk memahami aturan, hokum, rumus, dan sebagainya. 61 d Analisis analysis adalah kemampuan memahami sesuatu dengan menguraikannya ke dalam unsur-unsur. e Sintesis synthesis adalah kemampuan memahami dengan mengorganisasikan bagian-bagian ke dalam satuan. f Evaluasi evaluation adalah kemampuan membuat penilaian dan mengambil keputusan dari hasil penilaiannya. Berdasarkan penilaian kognitif yang dijelaskan penilaian kognitif pada menjahit celana anak laki-laki siswa kelas X SMK Karya Rini Sleman menggunakan tes pilihan ganda yang mencakup ranah kognitif menghafal, pemahaman, penerapan, dan analisis. 3 Penilaian Afektif Penilaian afektif merupakan penilaian sikap siswa. Penilaian afektif menggunakan lembar observasi pengamatan siswa saat proses pembelajaran. Ranah afektif terdiri dari kesediaan menerima atau menolak rangsangan, memberi tanggapan adalah memberi ekspresi atau suatu rangsangan, menilai adalah dapat dipilihkan antara kesediaan memberi penilaiaan dengan komitmen yang masih bersifat tentative terhadap suatu individu, organisasi adalah bentukan satu system nilai yang disusun dari interealisasi dan prioritas dari nilai yang ada, karakterisasi adalah secara sadar siswa mengetahui siapa, dimana dan bagaimana dia harus bersikap. Berdasarkan penjelasan penilaian afektif penilaian afektif pada pembelajaran menjahit celana anak laki-laki siswa kelas X SMK karya Rini Sleman terdiri dari disiplin, kerja keras, aktif dalam pembelajaran, tanggung jawab dalam pembelajaran. 62 4 Penilaian Unjuk Kerja Depdiknas 2006: 95 mengemukakan bahwa penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian unjuk kerja perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a Langkah-langkah kerja yang diharapkan dapat dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi. b Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai kinerja tersebut. c Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaiakan tugas . d Upaya kemampuan yang akan dinilai tidak banyak sehingga semua dapat diamati. e Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati. Penilaian hasil kerja atau penilaian produk adalah penilaian kepada siswa dalam mengontrol proses dan memanfaatkan atau menggunakan bahan untuk menghasilkan kerja praktik atau kualitas estetik dari sesuatau yang mereka produk misalnya menggambar, kerajinan dan lain-lain. Penilaian unjuk kerja yang terdiri dari persiapan, proses dan hasil masing-masing dapat dilakukan bobot skornya. Ketuntasan dalam penilaian praktik dapat dijabarkan sebagai berikut: a Persiapan Siswa menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk menjahit celana anak laki-laki dan persiapan keselamatan kerja. Adapun alat dan bahan 63 yang perlu disiapkan adalah mesin jahit lengkap dengan komponen-komponen siap pake, alat jahit tangan dan alat jahit penunjang, bahan yang sudah dipotong beserta bahan pelengkap. Keselamatan kerja meliputi menggunakan jas lab, rambut diikat, menggunakan sepatu tertutup, kesiapan mesin jahit. b Proses Proses dilakukan dari menjahit celana anak laki-laki, dan menyelesaikan celana anak dengan jahitan tangan. c Hasil Kriteria untuk hasil menjahit celana anak laki-laki yaitu: ketepatan celana dengan ukuran, pressing, kerapian dan kebersihan. Berdasarkan pendapat penilaian unjuk kerja disimpulkan bahwa menilai hasil unjuk kerja menjahit celana anak laki-laki ada beberapa acuan atau indikator penilaian praktik yang harus diperhatikan yaitu: persipan, proses, dan hasil.

B. Penelitian yang Relevan

Untuk melengkapi kajian teori yang telah diuraikan diatas dapat diharapkan mendukung pengajuan hipotesis, berikut disampaikan hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian Bexzy Kurnilasari 2012 2013, dengan judul “Peningkatan Kompetensi Pembuatan Pola Kebaya Modifikasi melalui Penggunaan Metode Peer Tutoring Bagi Siswa SMK Negeri 1 Saptodadi Gunung Kidul” menunjukkan bahwa metode peer tutoring dapat meningkatkan kompetensi pembuatan pola kebaya modifikas. Metode peer tutoring dapat membantu siswa memahami 64 materi serta adanya peningkatan kompetensi membuat pola kebaya yang dibuktikan dengan tidak adanya siswa yang memperoleh nilai 75. Penelitian PTK ini menggunakan pengembangan model Kurt Lewin. Analisis data yang digunakan deskriptif. Teknik penentuan subyek secara populasi. Penelitian Arifah 2014 “ Peningkatan Kompetensi Pewarnaan Teknik Kering Melalui Metode Pembelajaran Peer Tutoring Pada Mata Pelajaran Menggambar Busana Di SMK N 1 Pandak”. Penelitia bertujuan untuk 1 mengetahui pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode peer tutoring dalam meningkatkan kompetensi pewarnaan dengan teknik kering siswa kelas X Busana Butik pada pembelajaran menggambar busana di SMK N 1 Pandak dan 2 mengetahui peningkatan kompetensi pewarnaan dengan teknik kering melalui metode peer tutoring pada mata pelajaran menggambar busana siswa kelas X Busana Butik di SMK N 1 Pandak. Penelitian PTK ini menggunakan pengembangan model PTK Kemmis and Mc Taggart. Analisis data yang digunakan deskriptif. Teknik penentuan subyek secara purpose sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan kompetensi siswa pewarnaan teknik kering pada mata pelajaran menggambar busana. Berdasarkan penelitian yang relevan, penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa menggunakan metode peer tutoring dapat meningkatkan kompetensi siswa. Terbukti dari beberapa penelitian yang menggunakan metode peer tutoring, oleh karena itu pada penelitian ini peneliti menggunakan metode peer tutoring pada mata diklat membuat busana anak, untuk meningkatkan kompetensi menjahit celana anak laki-laki siswa kelas X Busana Butik SMK Karya Rini Sleman.

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa SMK untuk berwiraswasta : Studi kasus siswa kelas III, jurusan Tata Busana, SMK Ma`arif 2 Sleman dan SMK Karya Rini Sleman.

0 0 188

PENINGKATAN KOMPETENSI MENJAHIT BUSANA PESTA PADA MATA PELAJARAN BUSANA WANITA MELALUI METODE PEER TUTORING SISWA KELAS XI BUSANA BUTIK SMK NEGERI 1 PANDAK.

8 129 268

PENINGKATAN KOMPETENSI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KREATIF-PRODUKTIF PADA MATERI MATA DIKLAT MENGGAMBAR BUSANA SISWA KELAS X BIDANG KEAHLIAN TATA BUSANA SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

1 6 153

PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS BUSANA MELALUI COOPERATIVE LEARNING DENGAN MEDIA JOBSHEET DI SMK KARYA RINI SLEMAN.

3 19 273

PENINGKATAN KOMPETENSI KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA, DAN KINGKUNGAN HIDUP (K3LH) DENGAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TIME TOKEN PADA SISWA KELAS X BUSANA SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

0 1 8

“PENINGKATAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA KEMEJA ANAK MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA ANIMASI PADA SISWA KELAS X BUSANA BUTIK SMK DIPONEGORO DEPOK ”.

1 8 13

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DASAR TEKNOLOGI MENJAHIT KELAS UNGGULAN SISWA KELAS X JURUSAN BUSANA BUTIK SMK N 1 SEWON.

1 2 206

EFEKTIVITAS METODE PEER TUTORING DALAM MENINGKATKAN SELF-REGULATED LEARNING (SRL) SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 KALASAN.

3 46 204

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN PEER TUTORING UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA ROK SISWA KELAS X DI SMK MA’ARIF 2 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 102

Studi Deskriptif Perilaku Membolos pada Siswa Laki - Laki di SMK X - Ubaya Repository

0 0 1