Teknik Analisis Data I I METODE PENELI TI AN

95 telah disusun urutannya dari terkecil sampai terbesar atau sebaliknya dari terbesar sampai terkecil. Prosentase peningkatan kompetensi siswa pada menjahit celana anak laki-laki menggunakan rumus. ………………………….………Rumus 3 Keterangan: = frekuensi yang sedang dicari presentasinya = jumlah frekuensi atau banyaknya individu = angka presentasi Anas Sudijono, 2012: 43 Agar lebih memudahkan untuk memahami data kompetensi siswa berdasarkan kriteria ketuntasan minimal disajikan berdasarkan kriteria ketuntasan yang sudah ditentukan. Table 22. Kriteria Ketuntasan Minimal Skor Kategori Keterangan 75 Belum Tuntas Belum mencapai nilai KKM 75-100 Tuntas Sudah mencapai nilai KKM Berdasarkan penjelasan dari Tabel 22 kriterian ketuntasan minimal dijelaskan bahwa skor 75 adalah nilai yang belum mencapai KKM dan berada pada kategori belum tuntas. Skor 75-100 adalah nilai yang sudah mencapai KKM 96 kategori tuntas. Target pencapaian kompetensi dikatakan telah tercapai apabila 90 siswa mencapai KKM. Pencapain target 90 karena masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menjahit, selain itu menjahit memerlukan waktu bertahap untuk dapat menjahit dengan hasil yang rapi dan bagus sehingga dengan melihat kondisi siswa peneliti menentukan pencapaian peningkatan kompetensi 90 siswa mencapai KKM. Siswa yang belum mencapai KKM akan diberikan tritmen oleh guru pengampu mata diklat menjahit busana anak agar siswa dapat mencapai KKM yang ditentukan. 97

BAB I V HASI L PENELI TI AN DAN PEMBAHASAN

A. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Kegiatan Pra Siklus

Persiapan yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas pra siklus yaitu melakukan permohonan ijin penelitian tindakan kelas di SMK Karya Rini Sleman, setelah itu peneliti berdiskusi kepada guru mata diklat membuat busana anak tentang waktu observasi yang dapat dilakukan. Pada kegiatan observasi peneliti mengamati proses pembelajaran menjahit busana anak di kelas X busana butik di SMK Karya Rini Sleman. Jumlah siswa kelas X busana butik di SMK Karya Rini Sleman berjumlah 22 siswa. Guru pengampu mata diklat membuat busana anak adalah ibu Sri Sungkawaningati, S.Pd. Pembelajaran membuat busana anak di SMK Karya Rini Sleman ada 3 x 45 menit setiap minggunya. Nilai kriteria ketuntasan minimum yang digunakan pada mata diklat membuat busana anak adalah 75. Permasalahan yang ditemukan dari hasil observasi adalah sebagai berikut: a. Siswa kelas X busana butik belum tuntas mencapai KKM 75 sejumlah 10 siswa 45 dari 22 siswa pada pembelajaran menjahit busana anak karena siswa kurang memahami dalam menjahit busana anak. 98 b. Guru menggunakan metode konvensional dan demonstrasi pada proses pembelajaran menjahit busana anak sehingga terjadi perbedaan tingkat pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan. c. Guru tidak dapat memberikan bantuan secara individual pada setiap siswa karena keterbatasan waktu. d. Siswa kurang memahami cara menjahit busana anak karena berdesak- desakkan dengan temannya dan tidak bisa melihat dengan jelas pada saat guru berdemonstrasi. e. Siswa canggung bertanya kepada guru dan memilih bertanya kepada teman, sedangkan teman yang ditanya belum tentu bisa. f. Siswa tidak memanfaatkan waktu dengan baik di sekolah. Tugas yang seharusnya dikerjakan di sekolah dikerjakan di rumah dan menggumpulkannya asal jadi karena kurang memahami materi yang diberikan oleh guru. g. Kurang bervariasinya metode mengajar yang digunakan guru saat mengajar. h. Perlu adanya bantuan teman sejawat pada proses pembelajaran sehingga siswa dapat terbimbing baik oleh tutor dan guru. Berdasarkan permasalahan yang ditemukan maka peneliti dan guru sebagai kolaborator dalam penelitian, merencanakan perbaikan untuk meningkatkan kompetensi menjahit celana anak laki-laki dengan menerapkan metode peer tutoring. Peneliti dan guru menyusun kelompok belajar peer tutoring yang beranggota 4-5 siswa, setiap kelompok memiliki 1 siswa untuk menjadi tutor teman sejawat. Jumlah kelompok terdiri dari 5 kelompok, 3 kelompok terdiri dari 4 siswa dan 2 kelompok terdiri dari 5 siswa. Pembelajaran

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa SMK untuk berwiraswasta : Studi kasus siswa kelas III, jurusan Tata Busana, SMK Ma`arif 2 Sleman dan SMK Karya Rini Sleman.

0 0 188

PENINGKATAN KOMPETENSI MENJAHIT BUSANA PESTA PADA MATA PELAJARAN BUSANA WANITA MELALUI METODE PEER TUTORING SISWA KELAS XI BUSANA BUTIK SMK NEGERI 1 PANDAK.

8 129 268

PENINGKATAN KOMPETENSI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KREATIF-PRODUKTIF PADA MATERI MATA DIKLAT MENGGAMBAR BUSANA SISWA KELAS X BIDANG KEAHLIAN TATA BUSANA SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

1 6 153

PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS BUSANA MELALUI COOPERATIVE LEARNING DENGAN MEDIA JOBSHEET DI SMK KARYA RINI SLEMAN.

3 19 273

PENINGKATAN KOMPETENSI KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA, DAN KINGKUNGAN HIDUP (K3LH) DENGAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TIME TOKEN PADA SISWA KELAS X BUSANA SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

0 1 8

“PENINGKATAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA KEMEJA ANAK MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA ANIMASI PADA SISWA KELAS X BUSANA BUTIK SMK DIPONEGORO DEPOK ”.

1 8 13

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DASAR TEKNOLOGI MENJAHIT KELAS UNGGULAN SISWA KELAS X JURUSAN BUSANA BUTIK SMK N 1 SEWON.

1 2 206

EFEKTIVITAS METODE PEER TUTORING DALAM MENINGKATKAN SELF-REGULATED LEARNING (SRL) SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 KALASAN.

3 46 204

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN PEER TUTORING UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA ROK SISWA KELAS X DI SMK MA’ARIF 2 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 102

Studi Deskriptif Perilaku Membolos pada Siswa Laki - Laki di SMK X - Ubaya Repository

0 0 1