Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif

25 8 I nteraksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang. Menurut Mohammad Nur 2005: 74-88 terdapat beberapa keunggulan dari strategi pembelajaran kooperatif: 1 Peserta didik lebih memperoleh kesempatan dalam hal meningkatkan hubungan kerjasama antar tim. 2 Peserta didik lebih memperoleh kesempatan untuk mengembangkan aktivitas, kreativitas, kemandirian, sikap kritis, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. 3 Guru tidak perlu mengajarkan seluruh pengetahuan kepada peserta didik, cukup konsep-konsep pokok karena dengan belajar secara kooperatif peserta didik dapat melengkapi sendiri. 4 Masing-masing peserta didik dapat berperan aktif baik untuk kepentingan kelompok atau individu. 5 Dapat menciptakan suatu penghargaan positif berbasis kelompok dan menciptkan saling menghargai pendapat dan keinginan kelompok lain. 6 Sistem penilaian yang tidak hanya mengacu pada setiap individu peserta didik, tetapi juga pada penilaian kelompoknya. Berdasarkan penjelasan dari beberapa teori keunggulan pembelajaran kooperatif dapat disimpulkan bahwa keunggulan pembelajaran kooperatif yaitu peserta didik dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan, aktivitas, kreativitas, kemandirian, sikap kritis, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. 26 Selain memiliki keunggulan, strategi pembelajaran kooperatif juga memiliki keterbatasan. Menurut Wina Sanjaya 2006: 250-251 keterbatasan startegi pembelajaran di antaranya: 1 Siswa yang memiliki kelebihan merasa akan terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. 2 Ciri strategi pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa. 3 Penilain yang diberikan dalam strategi pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa. 4 Keberhasilan strategi pembelajaran kooperatif learning dalam upaya mengembangkan periode waktu yang cukup panjang. 5 Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual. Oleh karena itu idealnya melalui strategi pembelajaran kooperatif selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam strategi pembelajaran kooperatif memang bukan pekerjaan yang mudah. 27 Slavin dalam Miftahul Huda, 2012: 68, kelemahan pembelajaran kooperatif, diantaranya sebagai berikut: 1 Free Rider: jika tidak dirancang dengan baik, pembelajaran kooperatif justru berdampak pada munculnya free rider atau pengendara bebas adalah beberapa siswa yang tidak bertanggung jawab secara personal pada tugas kelompoknya mereka hanya mengekor apa yang dilakukan oleh temannya. 2 Diffusion of Responsibility ini adalah suatu kondisi di mana beberapa anggota yang dianggap tidak mampu cenderung diabaikan oleh anggota- anggota yang lembih mampu. 3 Learning a Part of Task Specializatipon siswa hanya fokus pada bagian materi yang menjadi tanggung jawabnya, sementara bagian materi lain yang dikerjakan oleh kelompok lain hampir tidak digubris sama sekali, sedangkan semua mataeri tersebut saling berkaitan. Berdasarkan penjelasan dari beberapa teori kelemahan pembelajaran kooperatif dapat disimpulkan bahwa kelemahan pembelajaran kooperatif yaitu keberhasilan pembelajaran kooperatif learning dalam upaya mengembangkan periode waktu yang cukup panjang, Siswa yang memiliki kelebihan merasa akan terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan, siswa tidak bertanggung jawab secara personal pada tugasnya dan hanya mengekor karena dalam satu kelompok hanya diberi tugas menangani satu lembar kerja.

g. Jenis- jenis Strategi Pembelajaran Kooperatif

Ada beberapa teknik strategi pembelajaran kooperatif cooperative learning yang akan dijelaskan disini, empat teknik yang pertama diantaranya 28 dikembangkan oleh Robert Slavin 1991 yaitu STAD, TGT, TAI dan CI RC dalam Endang Mulyatiningsih, 2012: 243-251. 1 Student Teams – Achievement Devisions STAD Student Teams–Achievement Devisions STAD merupakan strategi pembelajraan kooperatif yang memadukan penggunaan metode ceramah, questioning, dan diskusi. Sebelum pembelajaran dimulai, peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok tim dan tempat duduk ditata sedemikian rupa sehingga satu kelompok peserta didik dapat duduk berdekatan. 2 Team – Game – Tournament TGT Metode TGT melibatkan aktivitas seluruh peserta didik tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran peserta didik sebagai tutor teman sebaya dan mengandung unsur permaianan dan penguatan reinforcement. 3 Team Accelerated I nstruction TAI TAI merupakan kombinasi antara pembelajaran individual dan kelompok. Peserta didik belajar dalam tim yang heterogen sama seperti metode belajar tim yang lain tetapi peserta didik juga mempelajari materi akademik sendiri. Masing- masing anggota tim saling mengecek pekerjaan temannya. 4 Cooperative I ntegrated Reading and Composition CI RC CI RC merupakan metode yang komprehensif untuk pembelajaran membaca dan menulis paper. Metode ini mengatur supaya peserta didik belajar atau bekerja dengan cara perpasangan. Peserta didik dibagi menjadi dua kelompok dan diberi tugas membaca secara terpisah, kemudian masing-masing anggota kelompok mengikhtisarkan bagian-bagian materi yang dibaca.

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa SMK untuk berwiraswasta : Studi kasus siswa kelas III, jurusan Tata Busana, SMK Ma`arif 2 Sleman dan SMK Karya Rini Sleman.

0 0 188

PENINGKATAN KOMPETENSI MENJAHIT BUSANA PESTA PADA MATA PELAJARAN BUSANA WANITA MELALUI METODE PEER TUTORING SISWA KELAS XI BUSANA BUTIK SMK NEGERI 1 PANDAK.

8 129 268

PENINGKATAN KOMPETENSI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KREATIF-PRODUKTIF PADA MATERI MATA DIKLAT MENGGAMBAR BUSANA SISWA KELAS X BIDANG KEAHLIAN TATA BUSANA SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

1 6 153

PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS BUSANA MELALUI COOPERATIVE LEARNING DENGAN MEDIA JOBSHEET DI SMK KARYA RINI SLEMAN.

3 19 273

PENINGKATAN KOMPETENSI KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA, DAN KINGKUNGAN HIDUP (K3LH) DENGAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TIME TOKEN PADA SISWA KELAS X BUSANA SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

0 1 8

“PENINGKATAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA KEMEJA ANAK MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA ANIMASI PADA SISWA KELAS X BUSANA BUTIK SMK DIPONEGORO DEPOK ”.

1 8 13

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DASAR TEKNOLOGI MENJAHIT KELAS UNGGULAN SISWA KELAS X JURUSAN BUSANA BUTIK SMK N 1 SEWON.

1 2 206

EFEKTIVITAS METODE PEER TUTORING DALAM MENINGKATKAN SELF-REGULATED LEARNING (SRL) SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 KALASAN.

3 46 204

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN PEER TUTORING UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA ROK SISWA KELAS X DI SMK MA’ARIF 2 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 102

Studi Deskriptif Perilaku Membolos pada Siswa Laki - Laki di SMK X - Ubaya Repository

0 0 1