Prinsip- Prinsip Strategi Pembelajaran Kooperatif

22 2 Tanggung jawab perseorangan individual accountability Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh karena keberhasilan kelompok bergantung keberhasilan kelompok bergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya. Guru perlu memberikan penilaian terhadap individu dan juga kelompok. Penilaian individu bisa berbeda, akan tetapi penilaian kelompok harus sama. 3 I nteraksi tatap muka face to face promotion interaction Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberika informasi dan saling membelajarkan. I nteraksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga pada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing. 4 Patrisipasi dan komunikasi participacion communication Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak. Oleh sebab itu, sebelum melakukan kooperatif, guru perlu membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi. Anita Lie dalam Abdul Majid, 2014: 180 mengemukakan lima prinsip penting yang ditetapkan dalam proses strategi pembelajaran kooperatif, yakni: 1 Prinsip ketergantungan positif positive interpendence, yakni keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. 23 2 Tanggung jawab perseorangan individual accountability, yaitu keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut. 3 I nteraksi tatap muka face to face promotion interaction, yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka dalam melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari kelompok lain. 4 Partisipasi dan komunikasi participation and communication, yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran. 5 Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya dapat bekerjasama lebih efektif. Menurut Roger dan David Johnson dalam Agus Suprijono 2009: 58 untuk mencapai hasil maksimal ada lima prinsip yang harus diterapkan dalam strategi pembelajaran kooperatif, yaitu: 1 Positive interdependence saling ketergantungan positif 2 Personal responsibility tanggung jawab perseorangan 3 Face to face promotive interaction interaksi promotif 4 I nterpersonal skill komunikasi antar anggota 5 Group processing pemrosesan kelompok Berdasarkan penjelasan dari beberapa teori prinsip-prinsip strategi pembelajaran kooperatif dapat dirangkum sebagai berikut: 1 Prinsip ketergantungan positif. 2 Tanggung jawab perseorangan. 3 I nteraksi tatap muka. 4 Prinsip dan komunikasi. 5 Evaluasi proses kelompok. 24

f. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif

Keunggulan strategi pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran wina sanjaya, 2006: 249-250 di antaranya: 1 Melalui strategi pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru. 2 Strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain. 3 Strategi pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. 4 Strategi pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk bertanggung jawab dalam bekerja. 5 Startegi pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang yang lain, mengembangkan ketrampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah. 6 Melalui strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahaman sendiri, menerima umpan balik. 7 Strategi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata riil. 25 8 I nteraksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang. Menurut Mohammad Nur 2005: 74-88 terdapat beberapa keunggulan dari strategi pembelajaran kooperatif: 1 Peserta didik lebih memperoleh kesempatan dalam hal meningkatkan hubungan kerjasama antar tim. 2 Peserta didik lebih memperoleh kesempatan untuk mengembangkan aktivitas, kreativitas, kemandirian, sikap kritis, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. 3 Guru tidak perlu mengajarkan seluruh pengetahuan kepada peserta didik, cukup konsep-konsep pokok karena dengan belajar secara kooperatif peserta didik dapat melengkapi sendiri. 4 Masing-masing peserta didik dapat berperan aktif baik untuk kepentingan kelompok atau individu. 5 Dapat menciptakan suatu penghargaan positif berbasis kelompok dan menciptkan saling menghargai pendapat dan keinginan kelompok lain. 6 Sistem penilaian yang tidak hanya mengacu pada setiap individu peserta didik, tetapi juga pada penilaian kelompoknya. Berdasarkan penjelasan dari beberapa teori keunggulan pembelajaran kooperatif dapat disimpulkan bahwa keunggulan pembelajaran kooperatif yaitu peserta didik dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan, aktivitas, kreativitas, kemandirian, sikap kritis, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa SMK untuk berwiraswasta : Studi kasus siswa kelas III, jurusan Tata Busana, SMK Ma`arif 2 Sleman dan SMK Karya Rini Sleman.

0 0 188

PENINGKATAN KOMPETENSI MENJAHIT BUSANA PESTA PADA MATA PELAJARAN BUSANA WANITA MELALUI METODE PEER TUTORING SISWA KELAS XI BUSANA BUTIK SMK NEGERI 1 PANDAK.

8 129 268

PENINGKATAN KOMPETENSI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KREATIF-PRODUKTIF PADA MATERI MATA DIKLAT MENGGAMBAR BUSANA SISWA KELAS X BIDANG KEAHLIAN TATA BUSANA SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

1 6 153

PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS BUSANA MELALUI COOPERATIVE LEARNING DENGAN MEDIA JOBSHEET DI SMK KARYA RINI SLEMAN.

3 19 273

PENINGKATAN KOMPETENSI KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA, DAN KINGKUNGAN HIDUP (K3LH) DENGAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TIME TOKEN PADA SISWA KELAS X BUSANA SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

0 1 8

“PENINGKATAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA KEMEJA ANAK MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA ANIMASI PADA SISWA KELAS X BUSANA BUTIK SMK DIPONEGORO DEPOK ”.

1 8 13

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DASAR TEKNOLOGI MENJAHIT KELAS UNGGULAN SISWA KELAS X JURUSAN BUSANA BUTIK SMK N 1 SEWON.

1 2 206

EFEKTIVITAS METODE PEER TUTORING DALAM MENINGKATKAN SELF-REGULATED LEARNING (SRL) SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 KALASAN.

3 46 204

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN PEER TUTORING UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA ROK SISWA KELAS X DI SMK MA’ARIF 2 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 102

Studi Deskriptif Perilaku Membolos pada Siswa Laki - Laki di SMK X - Ubaya Repository

0 0 1