Pengukuran Kompetensi Kajian Teori 1. Pembelajaran

45 Martinis Yamin 2005: 144-150 pengukuran kompetensi dasar siswa dengan: 1 Membuat alat penjaringan informasi berupa tagihan-tagihan. Tagihan- tagihan di rancang sedemiakian rupa dan bervariasi, sehingga merupakan sistem dalam pengujian kompetensi dasar siswa yang berkaitan dengan kognitif dan psikomotor, antara lain: a Pertanyaan lisan di kelas, b Kuis: pertanyaan yang diajukan kepada siswa dalam waktu yang terbatas, kurang lebih 15 menit, c Ulangan harian: ulangan harian ini dapat dilakukan secara periodik, misal 1 dan 2 setiap 1 atau 2 setiap materi pokok yang selesai diajarkan, d Tugas individu: tugas individu dapat diberikan setiap minggu dengan bentuk tugas atau soal uraian objektif atau non-objektif, e Tugas kelompok: tugas kelompok ini digunakan untuk menilai kemampuan kerja kelompok, f Ulangan semester: adalah ujian yang dilakukan pada akhir semester, g Ulangan kenaikan kelas: ujian kenaikan kelas sama dengan ujian semester, hanya cakupan materinya lebih banyak dari ujian semester, h Laporan kerja praktik atau laporan praktikum, i Responsi atau ujian praktik, j Ujian akhir. 2 Bentuk soal, bentuk soal yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : a Pilihan ganda, b Ujian objektif, 46 c Ujian non-objektif atau uraian bebas, d Jawaban singkat atau isian singkat, e Menjodohkan, f Performans, g Portofolio. Eko Putro Widoyoko 2013: 33 secara umum penilaian dapat dilakukan dengan tes tes tertulis, tes lisan, maupun tes perbuatan, pemberian tugas, penilaian kinerja performance assessment, penilaian proyek, penilaian hasil kerja peserta didik product assessment, penilian sikap, dan penilaian berbasis portofolio portfolio based assessment. Setiap teknik penilaian mempunyai keterbatasan. Penilaian yang komprehensif memerlukan lebih dari satu teknik penilaian. Penjelasan dari beberapa ahli teori pengukuran kompetensi dapat disimpulkan untuk mengukur kompetensi yakni dengan tes tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan, pemberian tugas, penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian hasil kerja peserta didik, penilaian portofolio, penilaian sikap, tugas kelompok.

c. Kriteria Ketuntasan Minimal

Kriteria ketuntasan sesuai dengan pelaksanaan standar isi yang menyangkut masalah Standar Kompetensi SK dan kompetensi dasar KD, maka sesuai dengan petunjuk dari Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP, setiap sekolah dipandang perlu untuk menentukan Standar Ketuntasan Minimal KKM, sesuai dengan keadaan sekolah di mana sekolah itu berada. 47 Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM. Sehingga antara sekolah satu dengan yang lainnya KKM-nya dapat berbeda satu sama lainnya. Sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan oleh BSNP maka ada beberapa rambu-rambu yang harus diamati sebelum ditetapkan KKM di sekolah yaitu: 1 KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran. 2 KKM ditetapkan oleh forum musyawarah guru mata pelajaran MGMP sekolah. 3 KKM dinyatakan dalam bentuk persentase berkisar antara 0-100 . 4 Kriteria ditetapkan untuk masing-masing indikator idealnya berkisar 75 . 5 Satuan pendidikan dapat menentukan KKM dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik. 6 Dalam menentukan KKM haruslah dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaran pembelajaran. Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal KKM dijelaskan bahwa ketuntasan setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar 0-100 . Sekolah menetukan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sebagai target pencapaian kompetensi

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa SMK untuk berwiraswasta : Studi kasus siswa kelas III, jurusan Tata Busana, SMK Ma`arif 2 Sleman dan SMK Karya Rini Sleman.

0 0 188

PENINGKATAN KOMPETENSI MENJAHIT BUSANA PESTA PADA MATA PELAJARAN BUSANA WANITA MELALUI METODE PEER TUTORING SISWA KELAS XI BUSANA BUTIK SMK NEGERI 1 PANDAK.

8 129 268

PENINGKATAN KOMPETENSI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KREATIF-PRODUKTIF PADA MATERI MATA DIKLAT MENGGAMBAR BUSANA SISWA KELAS X BIDANG KEAHLIAN TATA BUSANA SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

1 6 153

PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS BUSANA MELALUI COOPERATIVE LEARNING DENGAN MEDIA JOBSHEET DI SMK KARYA RINI SLEMAN.

3 19 273

PENINGKATAN KOMPETENSI KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA, DAN KINGKUNGAN HIDUP (K3LH) DENGAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TIME TOKEN PADA SISWA KELAS X BUSANA SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

0 1 8

“PENINGKATAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA KEMEJA ANAK MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA ANIMASI PADA SISWA KELAS X BUSANA BUTIK SMK DIPONEGORO DEPOK ”.

1 8 13

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DASAR TEKNOLOGI MENJAHIT KELAS UNGGULAN SISWA KELAS X JURUSAN BUSANA BUTIK SMK N 1 SEWON.

1 2 206

EFEKTIVITAS METODE PEER TUTORING DALAM MENINGKATKAN SELF-REGULATED LEARNING (SRL) SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 KALASAN.

3 46 204

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN PEER TUTORING UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA ROK SISWA KELAS X DI SMK MA’ARIF 2 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 102

Studi Deskriptif Perilaku Membolos pada Siswa Laki - Laki di SMK X - Ubaya Repository

0 0 1