Tindakan dan Observasi Prosedur Penelitian 1. Persiapan Kegiatan Pra Siklus

101 siswa yang berasal dari kelompok mampu atau siswa yang memperoleh nilai tinggi untuk menjadi tutor teman sejawat. c Guru menjelaskan tentang cara penyelesaian tugas melalui belajar kelompok dengan metode peer tutoring, wewenang dan tanggung jawab masing- masing anggota kelompok. d Guru menunjukkan benda sesungguhnya berupa celana anak laki-laki yang akan dipraktekkan siswa. e Guru menjelaskan materi menjahit celana anak laki-laki kepada semua siswa. f Guru melakukan demonstrasi cara menjahit celana anak laki-laki dan penyelesaikan celana anak laki-laki dengan jahitan tangan kepada semua siswa. g Guru memberi peluang tanya jawab kepada siswa apabila terdapat materi yang belum jelas. h Guru memberikan tugas kepada siswa menjahit celana anak laki-laki, dengan catatan siswa yang kesulitan dalam mengerjakan tugas dapat meminta bimbingan kepada teman yang ditunjuk sebagai tutor guru dalam kelompoknya. i Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk menjahit celana anak laki-laki. j Siswa mencoba mesin yang akan digunakan. k Siswa berdiskusi dalam mengerjakan tugas menjahit celana anak laki-laki, apabila ada kesulitan siswa bisa bertanya kepada tutornya. l Guru mengamati aktivitas belajar siswa dan memberikan penilaian kompetensi. 3 Kegiatan Penutup 102 a Guru dan siswa merangkum materi pembelajaran dan menanyakan hal-hal yang kurang dipahami pada guru. b Guru menilai pengetahuan siswa tentang menjahit celana anak laki-laki dengan memberikan tes pilihan ganda. c Guru dan tutor memberikan evaluasi proses belajar mengajar untuk menetapkan tindak lanjut kegiatan putaran selanjutnya. d Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam. Pengamatan dilakukan peneliti dibantu observer pada proses pembelajaran menjahit celana anak laki-laki menggunakan metode peer tutoring. Pengamatan mengaju pada observasi, catatan lapangan, tes pilihan ganda, penilaian afektif, dan penilaian unjuk kerja. Observasi dilakukan untuk mengetahu pelaksanaan pembelajaran, catatan lapangan digunakan untuk mengumpulkan data tentang dampak tindakan dalam aspek proses pembelajaran berlangsung, tes digunakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi siswa menjahit celana anak laki-laki. berikutnya.

c. Refleksi

Pada tahap refleksi ini untuk mengungkap hasil pengamatan. Peneliti yang berkolaborasi dengan guru mengungkap hasil pengamatan keaktifan siswa dan kompetensi siswa menjahit celana anak laki-laki. Jika pada siklus ini hasil belum optimal, maka dilanjutkan pada siklus berikutnya. Kekurangan-kekurangan pada siklus ini diperbaiki pada siklus selanjutnya.

B. Hasil Penelitian

103 Penelitian ini dilaksanakan dengan cara mengikuti alur penelitian tindakan kelas. Langkah kerja penelitian ini melalui tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan dan refleksi. Tahap perencanaan tindakan yaitu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. RPP disusun oleh peneliti dengan pertimbangan guru yang bersangkutan. RPP yang dibuat lebih menekankan pada kegitan inti yaitu pada peningkatan kompetensi menjahit celana anak laki-laki menggunakan metode peer tutoring pada mata diklat membuat busana anak. Pada tahap pelaksanaan tindakan merupakan penerapan rancangan tindakan yang telah disusun berupa desain pembelajaran menjahit celana anak laki-laki menggunakan metode peer tutoring pada mata diklat membuat busana anak. Tahap pelaksanaan meliputi tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan apersepsi tentang celana anak laki-laki. Kegiatan inti yaitu guru menerapkan metode peer tutoring pada proses pembelajaran menjahit celana anak laki-laki. Kegiatan penutup guru dan siswa merangkum kegiatan pembelajaran dan memberikan tes evaluasi beruapa pilihan ganda kepada siswa. Pengamatan dilakukan pada saat proses belajar mengajar, meliputi pengamatan terhadap keaktifan siswa dan pengamatan proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode peer tutoring. Tahap refleksi berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan terlihat bahwa proses belajar dengan menggunakan metode peer tutoring dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam menjahit celana anak laki-laki.

1. Kondisi Tempat Penelitian

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa SMK untuk berwiraswasta : Studi kasus siswa kelas III, jurusan Tata Busana, SMK Ma`arif 2 Sleman dan SMK Karya Rini Sleman.

0 0 188

PENINGKATAN KOMPETENSI MENJAHIT BUSANA PESTA PADA MATA PELAJARAN BUSANA WANITA MELALUI METODE PEER TUTORING SISWA KELAS XI BUSANA BUTIK SMK NEGERI 1 PANDAK.

8 129 268

PENINGKATAN KOMPETENSI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KREATIF-PRODUKTIF PADA MATERI MATA DIKLAT MENGGAMBAR BUSANA SISWA KELAS X BIDANG KEAHLIAN TATA BUSANA SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

1 6 153

PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS BUSANA MELALUI COOPERATIVE LEARNING DENGAN MEDIA JOBSHEET DI SMK KARYA RINI SLEMAN.

3 19 273

PENINGKATAN KOMPETENSI KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA, DAN KINGKUNGAN HIDUP (K3LH) DENGAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TIME TOKEN PADA SISWA KELAS X BUSANA SMK KARYA RINI YOGYAKARTA.

0 1 8

“PENINGKATAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA KEMEJA ANAK MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA ANIMASI PADA SISWA KELAS X BUSANA BUTIK SMK DIPONEGORO DEPOK ”.

1 8 13

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DASAR TEKNOLOGI MENJAHIT KELAS UNGGULAN SISWA KELAS X JURUSAN BUSANA BUTIK SMK N 1 SEWON.

1 2 206

EFEKTIVITAS METODE PEER TUTORING DALAM MENINGKATKAN SELF-REGULATED LEARNING (SRL) SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 KALASAN.

3 46 204

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN PEER TUTORING UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA ROK SISWA KELAS X DI SMK MA’ARIF 2 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 102

Studi Deskriptif Perilaku Membolos pada Siswa Laki - Laki di SMK X - Ubaya Repository

0 0 1