Kerangka Berfikir I KAJI AN PUSTAKA
66
menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sifat profesional. Hasil belajar merupakan evaluasi dari proses pembelajaran yang
dilakukan pada suatu mata pelajaran disekolah. Namun ada beberapa kendala yang dihadapi untuk memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Diantaranya
karena faktor kemampuan siswa yang berbeda-beda, ada beberapa siswa yang kemampuannya kurang sehingga perlu adanya pembelajaran khusus. Selain itu
karena faktor guru yang belum bervariasi menerapkan metode pembelajaran sehingga kurang efektif untuk menyampaikan materi pada semua siswa,
kurangnya variasi dalam pembelajaran berlangsung sehingga kompetensi yang dicapai kurang memuaskan. Untuk itu diperlukan metode pembelajaran yang
tepat untuk meningkatkan kompetensi menjahit celana anak laki-laki pada mata diklat membuat busana anak. Salah satunya dengan menerapkan metode
peer tutoring karena metode peer tutoring menuntut siswa untuk saling bekerja sama
dengan teman sekelompoknya. Sehingga tugas siswa dapat dikerjakan dengan baik karena ada tutor dalam kelompok yang membantu atau membimbing
temannya dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru baik dirumah maupun disekolah.
Sekolah Menengah Kejuruan SMK Karya Rini Sleman merupakan salah satu sekolah kejuruan yang membuka jurusan Busana Butik yang membekali
peserta didik dengan ketrampilan dan pengetahuan dalam bidang busana. Pada mata diklat membuat busana anak pembelajaran dilakukan dengan metode
konvensional dan demonstrasi secara langsung. Pembelajaran demonstrasi secara langsung kurang efektif karena tidak semua siswa bisa memperhatikan
guru saat demonstrasi.
67
Metode demonstrasi secara langsung dapat diaplikasikan dengan metode peer tutoring. Metode peer tutoring dapat membantu siswa yang kurang
memahami dalam pembelajaran menjahit dengan bertanya kepada tutor apabila mendapat kesulitan.
Kerangka berfikir yang sudah diuraikan dapat digambarkan pada skema berikut:
Gambar 6. Kerangka Berfikir
Pembelajaran menjahit
busana anak di SMK Karya Rini
Sleman 1.
Kompetensi siswa pada menjahit busana anak
masih dibawah KKM karena ilmu yang
didapat siswa belum maksimal
2. Pada pembelajaran
belum menggunakan variasi metode
pembelajaran yang dapat
mengaktifkan siswa
Guru menerapkan metode peer tutoring
pada pembelajaran menjahit
celana anak laki-laki mata diklat membuat busana
anak untuk meningkatkan kompetensi siswa
Kelebihan metode peer
tutoring: 1.
bersifat efisien artinya lebih banyak yang bisa dibantu.
2. Hasil lebih baik bagi siswa
yang canggung bertanya kepada guru.
3. Mempererat konsep yang
sedang dibahas bagi tutor. 4.
Dapat membantu guru memberi bimbingan pada
siswa 5.
Selain itu metode peer
tutoring dapat mempererat hubungan antar siswa
Peningkatan kompetensi menjahit celana anak laki-laki pada mata diklat membuat
busana anak meningkat Pendahuluan
1. Pembelajaran di awali
dengan doa
2.
Guru menyampaikan pembelajaran
menggunakan metode
peer tutoring Kegiatan I nti
1. Guru membagi siswa sesuai dengan
kelompok peer tutoring.
2. Siswa mengerjakan tugas menjahit
celana anak laki-laki bersama kelompok yang sudah ditentukan guru
3. Guru Mengamati aktivitas siswa
Penutup 1.
Merangkum materi pembelajaran
2. Siswa mengerjakan tes
soal pilihan ganda 3.
Menutup pelajaran dengan mengucap salam
68