Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

22 2 Usaha mencari nafkah, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bekerja. 3 Mengurus dan menjaga keluarga, bertanggung jawab atas pendidikan anak dan kesejahteraan keluarga. 4 Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan Negara. 5 Penggunaan waktu senggang untuk menikmati kegiatan yang menyenangkan. Bagian-bagian tersebut merupakan kebutuhan manusia sejak lahir hingga dewasa. Dalam pendidikan, tujuan yang dicapai harus secara konkrit dan jelas, sehingga kegiatan pendidikan mampu memenuhi kebutuhan siswa ketika dewasa sehingga menjadi generasi yang survive pada masa yang akan datang. b Struktur Muatan KTSP Struktur muatan dalam panduan KTSP BSNP, 2006: 9-13 memuat hal-hal sebagai berikut. 1 Mata Pelajaran 2 Muatan Lokal 3 Kegiatan Pengembangan Diri 4 Pengaturan Beban Belajar 5 Kenaikan kelas, Penjurusan, dan Kelulusan 6 Pendidikan Kecakapan Hidup 7 Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global c Kalender Pendidikan Dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi bahwa “kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran siswa selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan 23 tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur” 2006: 44. Mulyasa 2013: 25 menambahkan hari libur dapat berbentuk jeda tengah semester selama-lamanya satu minggu, dan jeda antar semester. d Silabus Silabus merupakan penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam materi pokokpembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian Kompetensi untuk penilaian Martiyono, tanpa tahun: 217. Mulyasa 2011: 209 menyatakan bahwa Badan Nasional Standar Pendidikan BNSP menyiapkan kurikulum dan silabus, sehingga tugas guru menjabarkan, menganalisis, dan menyesuaikan kurikulum dengan karakteristik siswa dan kondisi sekolah. Meskipun, bagi sekolah yang mampu dapat menyusun silabus secara mandiri diperkenankan dan tetap berpedoman pada SKKD. Dalam mengembangkan silabus, guru diberikan keleluasan dalam mengembangkan dan menyusunnya dalam artian dapat memodifikasi silabus secara mandiri dengan tetap berpedoman pada SK dan KD. Martiyono tanpa tahun, 219 berpendapat pengembangan silabus dapat dilakukan oleh pihak terkait, yaitu guru secara mandiri atau berkelompok dalam satu sekolah atau dari beberapa sekolah, Kelompok Kerja Guru KKG atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP, dan Dinas Pendidikan. 24 Kunandar 2007: 250 menjabarkan komponen-komponen silabus, sebagai berikut. 1 Standar Kompetensi Mata Pelajaran 2 Kompetensi Dasar 3 Hasil belajar 4 Indikator Hasil Belajar 5 Materi Pokok 6 Kegiatan Pembelajaran 7 Alokasi Waktu 8 Adanya penilaian 9 Sarana dan sumber belajar Komponen-komponen tersebut dapat disajikan dalam format tabel horizontal atau vertikal baik dalam bentuk naratif atau matrik disesuaikan dengan masing-masing ketentuan satuan pendidikan. e Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP RPP adalah rancangan yang berisi prosedur dan pengorganisasian pembelajaran Martiyono, tanpa tahun: 229. Sedangkan menurut Mulyasa 2011: 212 rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Dalam PP Nomor 1 tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan Khusus menyatakan bahwa RPP disusun setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.

C. Implementasi KTSP bagi Anak Tunagrahita Kategori Ringan 1. Implementasi Kurikulum

Implementasi adalah penerapan dari sesuatu yang telah ditentukan. Menurut Joko Susilo 2008: 74 “implementasi adalah suatu penerapan ide, 25 konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis mampu memberikan dampak berupa perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap.” ‘Oxford Advance Learner’ Dictionary dalam Susilo, 2008: 74 menyatakan implementasi adalah ‘put somethimg into effect’, maksudnya adalah penerapan yang mampu memberikan dampak. Implementasi kurikulum menurut Joko Susilo 2012: 175 adalah operasional kurikulum dalam bentuk tertulis menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran dalam pendidikan. Menurut Oemar Hamalik 2009: 238 implementasi kurikulum adalah pelaksanaan program kurikulum yang dikembangkan terlebih dulu kemudian dilaksanakan di sekolah, sambil dilakukan penyesuaian dengan keadaan lapangan dan karakteristik siswa, baik kemampuan kognitifnya, psikis dan fisiknya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa implementasi kurikulum adalah penerapanpelaksaan program kurikulum berupa aktivitas dan pengelolaan sekolah dan kelas yang telah dikembangkan dan menyesuaikan dengan situasi sekolah dan kemampuan siswa.

2. Implementasi KTSP bagi Anak Tunagrahita Kategori Ringan

Anak tunagrahita kategori ringan memiliki keterbatasan dalam berpikir. IQ yang berkisar 55-70, menyebabkan tidak dapat berpikir secara abstrak. Keterbatasan kemampuan berpikir tunagrahita kategori ringan menunjukkan bahwa perlu dilakukan penyesuaian kurikulum dengan kemampuan dan kebutuhan belajar siswa. Siswa tunagrahita memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga kurikulumnya pun berbeda dengan kurikulum pada 26 umumnya. Smith and Tyler menegaskan 2010: 284 “most students with intellectual disabilities do not fully access the general education curriculum.” Kebanyakan siswa dengan ketidakmampuan berpikir tidak dapat secara utuh menjangkau kurikulum pendidikan secara umum. Dengan demikian, penerapan KTSP di SLB lebih ditekankan pada kebutuhan belajar anak dan potensi yang dimiliki anak. Anak tunagrahita tidak dapat mencapai tujuan pendidikan menggunakan kurikulum regular, maka kurikulum fungsional lebih tepat. Menurut pendapat Rusch dalam Smith Tyler, 2010: 288 ”….. functional curriculum, a curriculum that focuses on skills used in daily life before and after graduation.” Maksud pemaparan tersebut kurikulum fungsional adalah kurikulum yang berfokus pada kecakapan hidup sehari-hari yang dapat digunakan sejak mulai hingga lulus dari pendidikan. Pendapat ini sejalan dengan yang ditegaskan Kurikulum Pendidikan Luar Biasa dalam Endang R. Zaenal A. 2005: 40 kurikulum bagi anak yang memiliki keterbatasan intelektual bertujuan memberi bekal kemampuan yang berupa perluasan serta peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh dan bermanfaat bagi siswa agar mampu hidup mandiri disesuaikan dengan karakteristiknya. Kurikulum dan pembelajaran tidak dapat dipisahkan, keduanya merupakan hal yang saling berkaitan. Kurikulum dapat bermakna apabila diwujudkan dalam proses pembelajaran, begitu pula dengan pembelajaran akan berlangsung baik apabila ada kurikulum sebagai pedomannya Deni, 2014: 54.

Dokumen yang terkait

Pelayanan Berkebutuhan Khusus Pada Sekolah Luar Biasa Perguruan Al-Azhar Medan

10 166 41

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA RINGAN DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA.

0 5 29

MODEL PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL (Peneltian Tindakan Kelas di Sekolah Luar Biasa (SLB) C Sukapura Bandung).

1 8 128

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGGUNAAN UANG PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI PEMBELAJARAN BERBELANJA DI KANTIN PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR DI SEKOLAH LUAR BIASA TUNAS BHAKTI PLERET BANTUL.

0 0 267

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCOCOK TANAM SAWI BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI PENGGUNAAN MODUL DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 4 249

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAGI SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS III DI SEKOLAH DASAR INKLUSI BANGUNREJO II YOGYAKARTA.

0 0 203

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KRIYA KAYU PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA YAPENAS SLEMAN.

7 37 134

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI METODE PERMAINAN SNOWBALL THROWING DI KELAS I SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 3 350

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)/ MAGANG III SEKOLAH LUAR BIASA RELA BHAKTI 1 GAMPING.

0 0 4

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI MEDIA GRAFIS PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS II SDLB DI SLB C YAYASAN PENDIDIK ASUHAN ANAK LUAR BIASA (YPAALB) PRAMBANAN KLATEN.

0 2 216