Pelaksanaan Pembelajaran Hasil Penelitian

84 Guru menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa sebagai alat komunikasi di kelas. Bahasa Jawa digunakan untuk memudahkan menyampaikan materi pelajaran karena bahasa sehari-hari yang digunakan siswa juga bahasa Jawa. Dalam pemberian materi disesuaikan dengan kemampuan belajar siswa. Memilih kompetensi dasar yang sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa. Dalam pembelajaran guru memberi penguatan positif terhadap siswa. Sedangkan umpan balik diberikan secara verbal oleh guru ketika proses pembelajaran, serta umpan balik hasil diberikan guru saat mengadakan ulangan. Pada pembelajaran guru juga menghargai pendapat siswa dengan menanggapi pembicaraan siswa. Melalui observasi dapat diketahui guru berpakaian rapi, sopan, dan tidak ketat. b Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan dalam menyampaikan pesan belajar bagi siswa agar mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna. Pelaksanaan pembelajaran meliputi: pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Berikut hasil observasi dan wawancara mengenai pelaksanaan pembelajaran. 1 PendahuluanKegiatan Awal Kegiatan awal berisi kegiatan belajar mengajar dengan menyapa dan memberi salam kemudian berdoa bersama. Menyiapkan kondisi siswa secara psikis dan fisik, seperti kegiatan memeriksa ketersediaan alat belajar, sikap tubuh. Melakukan apersepsi dengan mengajukan 85 pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya. Menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran. Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan. Hal ini berdasarkan wawancara dengan guru. Dalam membuka pelajaran, anak dikondisikan dahulu agar duduknya tertib, berdoa, absensi, dan selalu ditanyakan hari dan tanggal saat belajar, kemudian mengulang pelajaran lalu. Kamis, 26 Maret 2015 Berikut penjelasan lebih rinci mengenai kegiatan awal. a Menyiapkan kondisi siswa secara psikis dan fisik Pada kegiatan awal guru mengondisikan kesiapan siswa baik secara fisik dan psikis. Guru mengatur posisi duduk siswa dengan tujuan ingin menenangkan supaya pembelajaran berjalan efektif. Sesuai wawancara guru kelas. Anak yang kurang tertib posisi duduknya, serta diarahkan posisi duduknya menghadap ke papan tulis supaya tenang dahulu. Kamis, 26 Maret 2015. Kesiapan siswa secara psikis dan fisik juga didapatkan ketika observasi hari Rabu tanggal 1 April 2015, guru melihat Df menangis. Guru langsung menanyakan penyebab Df menangiskepada siswa. Guru menenangkan Df agar berhenti menangis. Guru memberikan nasihat pada semua siswa untuk rukun dengan teman, dan menyuruh Ud untuk meminta maaf kepada Df. Guru senantiasa memberikan nasihat kepada semua siswa untuk saling rukun dengan teman. Aktivitas guru pada kegiatan awal juga terlihat, guru mengingatkan siswa mengikuti kegiatan sekolah. Seperti yang dilakukan guru pada 86 tanggal 15 April 2015, guru mengumumkan kepada siswa bahwa akan memperingati hari Kartini. Dalam pengumuman tersebut guru menghimbau untuk mengenakan baju adat, tetapi akan lebih baik untuk memakai pakaian muslim yang ada di rumah agar lebih menghemat biaya. Setelah itu, guru menenangkan siswa untuk berdoa sebelum memulai pelajaran. b Melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan Guru bertanya jawab tentang materi pada hari sebelumnya, tetapi dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari. Hal ini berdasarkan observasi pada tanggal 25 Maret 2015, guru mengajukan pertanyaan tentang makanan yang di makan sebelum berangkat sekolah. Tetapi, guru tidak mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Hal demikian juga nampak pada observasi 1 April 2015, guru mengajukan pertanyaan tentang macam wujud benda padat, cair, gas. Tetapi, guru tidak mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. c Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan. Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari pada tanggal 18 Maret 2015 mengenai benda di langit. Pada tanggal 25 Maret 2015 guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari tentang makanan pokok. Akan tetapi, tidak menyampaikan tujuan mempelajari materi. Kemudian, guru melakukan absensi siswa dengan 87 memanggil nama satu per satu. Sebelum memulai pembelajaran guru selalu menanyakan hari, tanggal, bulan dan tahun. Hal ini bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan waktu. 2 Kegiatan Inti Pada kegiatan inti berdasarkan observasi peneliti pelaksanaan pembelajaran yang ditonjolkan oleh guru kelas II SDLBC adalah pelajaran yang bertema, berusaha menerapkan pembelajaran interaktif dan menyenangkan dalam EEK eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Berikut penjelasan mengenai pelaksanaan kegiatan inti di kelas II SDLBC. a Pelajaran Berbasis Tematik Dalam penerapan di kelas siswa diberikan materi secara separatif yaitu penyampaian materi secara terpisah, tidak berkaitan antar mata pelajaran. Guru merasa lebih mudah menyampaikan per bidang studi. Hal ini sesuai wawancara dengan guru. Peneliti: Oh ya Pak, menurut Bapak apakah selama ini sudah menerapkan pembelajaranyang bertema sesuaiRPP? Guru :kalau dalam RPP bertema mbak, tapi dalam pelaksanaan belum. Lebih mudah per mata pelajaran. Peneliti: Oh, Iya Pak. Apakah ada kesulitan tertentu dalam menerapkanpembelajaran dengan tema tertentu? Guru : Iya Mbak, pembelajaran yang bertema agak sulit diterapkan, harus beruntun dan mengaitkan mata pelajaran 1 dengan yang lain. Rabu, 1 April 2015 Dalam observasi dapat disimpulkan bahwa guru menggunakan suatu tema yang berkaitan dengan pelajaran. Hal ini sesuai dengan observasi tanggal 25 Maret 2015, tema yang dimaksud adalah lingkungan 88 dengan materi mengenal makanan. Penyajian proses pembelajaran berdasarkan pada tema yang terkait dengan mata pelajaran yang dibahas. b Pembelajaran Interaktif dan Menyenangkan dalam EEK Guru menentukan dan mengembangkan materi sesuai kebutuhan siswa. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan guru. Ketika pembelajaran saya mengembangkan materi sendiri mbak, tidak semata-mata mirip RPP begitu.Kan RPP disusun ketika awal, jadi ya ketika KBM kadang bentuk kreasi guru mbak. Kamis, 26 Maret 2015. Dalam pelaksanaan tidak hanya mengacu pada RPP yang telah dibuat, tetapi dikembangkan dengan kreasi guru. Kreasi guru ini berupa cerita dan latihan soal yang berikan pada siswa secara spontan. Berdasarkan observasi di kelas, guru belum sepenuhnya dapat menerapkan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan RPP karena dalam pembelajaran tunagrahita bersifat situasional. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan guru berikut. Siswa tunagrahita ini kadang ya tidak bisa diduga mbak, kadang dak masuk sekolah, juga ramai terus di kelas, jadi ya tidak bisa sesuai dengan RPP yang saya buat Kamis, 26 Maret 2015. Langkah pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP meliputi kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 1 Eksplorasi Kegiatan eksplorasi guru menyampaikan materi inti kepada siswa dengan penjelasan secara verbal. Pada observasi 89 tanggal 25 Maret 2015, guru menyebutkan mata pelajaran yang akan dipelajari. Materi yang disampaikan adalah tentang makanan pokok dengan tema lingkungan. Guru menjelaskan tentang macam- macam makanan pokok dan proses makanan pokok dapat dibuat. Kesempatan yang diberikan kepada siswa adalah mengamati dan mendengarkan penjelasan dari guru. Penyajian proses pembelajaran berdasarkan pada tema yang dituliskan di papan tulis dan terkait dengan mata pelajaran yang dibahas. Setelah siswa dijelaskan, guru memberi contoh-contoh dari pokok bahasan tersebut. Hal ini berdasarkan wawancara dengan guru. Menerangkan pokok bahasan yang diberikan, misal: diberikan dengan penjelasan terlebih dahulu kemudian contoh- contohnya.Kamis, 26 Maret 2015. Dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas guru menggunakan metode pembelajaran yang digunakan diantaranya metode konvensional ceramah, metode kontekstual pemanfaatan benda di dalam kelas dan metode penugasan. 2 Elaborasi Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah membiasakan siswa menulis dan menghitung melalui tugas-tugas tertentu tetapi kurang secara fungsional. Pada observasi yang dilakukan peneliti menyimpulkan, kegiatan menulis dilakukan dengan cara siswa menyalin materi yang telah disampaikan dari papan tulis. Sedangkan ketika mata pelajaran matematika, siswa menghitung dengan angka 90 dan simbol matematika. Guru kurang mencontohkan pemanfaatan kegiatan menulis dan menghitung dalam penggunaan di kehidupan sehari-hari. Kegiatan membaca belum diberikan secara intensif pada siswa disebabkan jika salah satu siswa mendapakan latihan membaca secara intensif maka kelas menjadi tidak efektif. Hal ini sesuai wawancara dengan guru. Kalau untuk menulis dan menghitung sudah dibiasakan, tetapi untuk membaca belum begitu sering karena anak-anak sulit dikondisikan apabila saya fokus melatih satu anak. Dalam pelaksanaan menghitung angka dan menulismenyalin di papan tulis. Kamis, 26 Maret 2015. Setelah kegiatan menulis atau berhitung, siswa menyerahkan hasil pekerjaan kepada guru untuk diberi nilai sebagai penyajian tugas individu. Aspek yang dinilai adalah kerapian, kebenaran huruf yang tulis dan hasil menghitung siswa. Hal ini sesuai wawancara dengan guru. Saya lebih sering penilaian individu, seperti menulis yang dinilai tulisannya bagus, tidak ada tulisan yang salah kemudian diberi nilai atau paraf. Kamis, 26 Maret 2015. Selanjutnya, setelah diberi penjelasan dan contoh mengenai materi, kemudian mengerjakan soal pada buku siswa. Lalu, siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakan soal-soal yang telah dikerjakan di depan kelas. Dengan demikian, sikap percaya diri pada diri siswa dapat tumbuh.Hal ini sesuai dengan wawancara guru. Menumbuhkan kebanggaan dengan memberi hadiah berupa nilai bagus. Kalau untuk menumbuhkan percaya diri pada anak 91 kadang saya suruh maju ke depan untuk mengerjakan tugas atau menjawab pertanyaan-pertanyaan. Kamis, 26 Maret 2015. 3 Konfirmasi Kegiatan yang dilakukan berupa siswa diberi umpan balik dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan. Namun, umpan balik tersebut sudah dilakukan sekaligus pada saat guru menilai hasil pekerjaan siswa. Umpan balik terkadang tidak diberikan pada siswa karena keterbatasan waktu. Umpan balik itu ya kadang saya beri kadang tidak mbak, karena waktunya kadang sudah habis jugaKamis,26 Maret 2015. Guru juga memberikan penguatan berupa pujian kepada siswa. Penguatan verbal tersebut disampaikan dengan mengucapkan bagus atau pinter. Guru memberikan motivasi agar siswa mau mengerjakan instruksi yang diberikan oleh guru dalam bentuk tugas, guru menjawab pertanyaan siswa menggunakan bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia. 3 Kegiatan Penutup Kegiatan penutup merupakan kegiatan akhir dari serangkaian pembelajaran. Guru mereview materi pelajaran bersama siswa dengan memberi stimulus pada siswa. Dalam kegiatan penutup guru menutup pelajaran dengan menyatakan pelajaran telah selesai dan selalu mengingatkan siswa tentang seragam yang dikenakan dan pelajaran yang akan dipelajari pada hari selanjutnya. Hal ini sesuai wawancara dengan guru. 92 Ketika menutup pelajaran saya katakan pada anak-anak pelajaran hari ini dilanjut besok lagi kemudian ditutup dengan berdoa, kadang saya juga mengingatkan pada anak seragam yang dikenakan besok dan pelajaran yang akan dipelajari besok. Kamis, 26 Maret 2015. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama dan mengucapkan salam penutup.

3. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi hasil belajar dilakukan oleh guru secara terus-menerus untuk memantau proses dan hasil belajar siswa. Pemantauan tersebut dilakukan dalam bentuk pengamatan sehari-hari, nilai tugas atau PR pekerjaan rumah, ulangan harian, dan evaluasi hasil belajar. Hal ini sesuai wawancara dengan guru kelas. Setelah KBM selesai diadakan ulangan harian dan evaluasi hasil belajar.Seharusnya ada mid semester UTS tetapi di SLB jarang diadakan. Rabu, 1 April 2015. Pengamatan sehari-hari yang dilakukan guru untuk menilai kemampuan kognitif dengan bertanya jawab secara lisan siswa selama mengikuti pembelajaran, dengan mengutamakan daya ingat untuk menuliskan dilaporan akhir hasil belajar raport. Karena dalam tes lisan, guru tidak membuat rekapan hasil tanya jawab dengan siswa. Keseluruhan evaluasi penilaian digunakan untuk mencapai tujuan kompetensi yang telah ditentukan. Guru berupaya menggunakan berbagai metode penilaian untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan dengan standar KKM masing-masing mata pelajaran. Guru menilai per mata pelajaran yang dibandingkan dengan KKM masing-masing mata pelajaran. Setiap mata pelajaran diadakan ulangan harian sebanyak dua kali selama satu semester.Selain itu, terdapat nilai tugas 93 atau PR dipilih nilai yang terbaik dari nilai siswa. Hal itu berdasarkan wawancara dengan guru kelas. Dalam 1 semester itu dilakukan 2x ulangan harian 3 bulan sekali, kemudian ada EHB Evaluasi Hasil Belajar yang dilaksanakan pada akhir semester. Untuk memperoleh nilai di raport anak, dengan menghitung nilai harian + nilai tugasPR+nilai EHB dibagi 3 Rabu, 1April 2015. Selanjutnya untuk ulangan akhir semester diambil dari latihan soal-soal yang diberikan pada siswa ketika ulangan harian. Soal-soal yang diambilkan dari ulangan harian semester 1 dan soal ulangan harian semester 2. Hal ini sesuai wawancara dengan guru kelas. Kalau saya membuat soal sendiri mbak, untuk EHB itu saya ambilkan dari ulangan harian 1 dan 2. Saya ambil sebagian untuk soal di EHB dari semester 1 dan dari semester 2. Nanti kalau soalnya beda anak-anak tidak dapat mengerjakan. Kadang soalnya sama saja belum tentu dapat mengerjakan. Rabu, 1 April 2015 Baik dalam ulangan harian atau evaluasi hasil belajar EHB guru tidak melampirkan kisi-kisi soal. Guru membuat soal sesuai dengan berpedoman pada kurikulum dan materi yang sudah disampaikan di kelas. Guru melakukan tindak lanjut dari hasil EHB yang telah dilaksanakan. Apabila siswa belum mencapai KKM yang ditentukan maka guru mengadakan remedial maksimal 2x. Jika masih belum mencapai KKM maka guru menulis nilai siswa sesuai dengan hasil yang dicapai. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara guru. ..Apabila anak tidak dapat mengerjakan maka dilakukan perbaikan, sebanyak 2x apabila masih tidak mencapai KKM, maka tidak apa-apa kemampuan anak hanya sampai disitu, berarti selama KBM tidak mampu mencapai. Rabu, 1 April 2015 94 Nilai siswa yang menjadi akhir dari nilai pembelajaran tidak hanya berupa nominal. Namun, juga guru mendeskripsikan nilai nominal yang diperoleh. Deskripsi kemampuan setiap siswa pun berbeda, meskipun nilai nominal yang diperoleh sama.

4. Hambatan dalam Implementasi KTSP serta upaya yang dilakukan guru

Berdasarkan hasil temuan dilapangan melalui wawancara dan observasi pada saat pelaksanaan dan penilaian pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP di SLB Rela Bhakti I Gamping kelas II SDLBC, terdapat beberapa hambatan. Berikut penjelasan mengenai hambatan dan upaya yang dilakukan guru. a Hambatan yang pertama terkait dengan perencanaan yaitu guru tidak merevisi silabus dan RPP yang sesuai dengan hasil asesmen yang berpedoman pada KD, karena kondisi kesehatan yang terbatas. Hal ini sesuai wawancara dengan guru. “silabus dan RPP itu tidak saya revisi setelah melakukan asesmen yang berpedoman pada hasil tanya jawab dengan siswa karena kondisi saya ini mbak.” Senin, 9 April 2015. Upaya yang dilakukan adalah pada waktu pelaksanaan pembelajaran guru menyampaikan materi dengan berpedoman pada SK KD kurikulum. b Hambatan kedua pada pelaksanaan pembelajaran terkait tema yang sudah dirancang pada RPP, guru kesulitan menerapkan pembelajaran bertema. Upaya yang dilakukan guru melaksanakan pembelajaran per mata pelajaran dengan tema tertentu sesuai dengan kompetensi dasar pedoman kurikulum. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru membuat keputusan

Dokumen yang terkait

Pelayanan Berkebutuhan Khusus Pada Sekolah Luar Biasa Perguruan Al-Azhar Medan

10 166 41

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA RINGAN DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA.

0 5 29

MODEL PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL (Peneltian Tindakan Kelas di Sekolah Luar Biasa (SLB) C Sukapura Bandung).

1 8 128

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGGUNAAN UANG PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI PEMBELAJARAN BERBELANJA DI KANTIN PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR DI SEKOLAH LUAR BIASA TUNAS BHAKTI PLERET BANTUL.

0 0 267

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCOCOK TANAM SAWI BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI PENGGUNAAN MODUL DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 4 249

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAGI SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS III DI SEKOLAH DASAR INKLUSI BANGUNREJO II YOGYAKARTA.

0 0 203

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KRIYA KAYU PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA YAPENAS SLEMAN.

7 37 134

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI METODE PERMAINAN SNOWBALL THROWING DI KELAS I SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 3 350

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)/ MAGANG III SEKOLAH LUAR BIASA RELA BHAKTI 1 GAMPING.

0 0 4

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI MEDIA GRAFIS PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS II SDLB DI SLB C YAYASAN PENDIDIK ASUHAN ANAK LUAR BIASA (YPAALB) PRAMBANAN KLATEN.

0 2 216