Hambatan dalam Implementasi KTSP serta upaya yang dilakukan guru

96 Guru : Kadang ya mengambil materi dari buku Sekolah Dasar kelas I. Kadang ya kreasi guru, membuat materi sendiri sesuai siswanya. Kamis, 26 Maret 2015 Upaya yang dilakukan dalam menyampaikan materi dengan mengambil materi pada buku Sekolah Dasar kelas I, materi tersebut disesuaikan dengan kemampuan siswa. Guru juga menentukan materi secara mandiri dengan membuat keputusan saat proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung. e Hambatan lain berdasarkan hasil observasi terkait dengan pelaksanaan pembelajaran. Hambatan terjadi pada siswa Ud yang mengeluh materi yang diberikan guru berulang-ulang sehingga Ud meminta untuk mengganti mata pelajaran lain. Upaya guru dengan memberikan penguatan dan memberi motivasi pada siswa untuk menyelesaikan materi. Selain itu, siswa membuat suara dengan memukul meja dan papan pembatas kelas. Selain itu guru dalam hal ini dengan menasehati siswa agar tenang dan kembali mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru. f Hambatan selanjutnya terkait evaluasi pembelajaran yaitu penilaian yang digunakan guru adalah tes tulis, sedangkan siswa tidak dapat membaca soal yang diberikan. Hal ini sesuai dengan dokumen soal-soal penilaian pada semester I dan pengamatan peneliti mengenai kesulitan salah satu siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca. Jika salah satu siswa Ag dibacakan soal yang mengakibatkan siswa lain menjadi tidak ingin membaca soal yang diberikan oleh guru sehingga dua siswa lain yaitu Ud dan Df juga ingin dibacakan soal. Upaya guru dalam hal ini adalah 97 memfasilitasi membacakan soal dan pilihan jawaban pada siswa kemudian siswa yang memilih jawaban yang sudah disebutkan guru. g Hambatan lain pada evaluasi pembelajaran adalah guru tidak membuat kisi- kisi soal karena keterbatasan kondisi kesehatan. Upaya guru dalam hal ini adalah guru membuat soal dengan berpedoman pada SK KD dimana materi sudah disampaikan saat pembelajaran serta disesuaikan dengan kemampuan siswa.

C. Pembahasan

Dalam pembahasan ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dari perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta hambatan dan upaya yang dilakukan guru kelas II SDLBC SLB Rela Bhakti I Gamping. Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, terlebih dahulu guru membuat perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran meliputi silabus dan RPP. Hal ini sesuai pendapat Mulyasa 2011: 209 bahwa Badan Nasional Standar Pendidikan BNSP telah menyiapkan kurikulum dan silabus, sehingga tugas guru menjabarkan, menganalisis, dan menyesuaikan kurikulum dengan karakteristik peserta didik serta kondisi sekolah. Penyusunan silabus direvisi dari yang sudah ada. Komponen yang diperbaiki meliputi, indikator pencapaian, kegiatan pembelajaran, materi pembelajaran, serta evaluasi. Silabus ini didasarkan pada hasil asesmen yang dilakukan pada kali pertama dengan mencermati hasil raport dan diskusi dengan guru terdahulu. Guru berupaya untuk menyesuaikan perencanaan dengan kemampuan siswa melalui asesmen yang telah dilakukan. Sedangkan untuk RPP guru menyusun secara mandiri. Hal ini sesuai 98 Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang SKL khusus untuk siswa dengan kekhususan C, C1, D, dan G, silabus dan SKL dapat ditetapkan sendiri oleh guru. RPP merupakan penjabaran dari silabus yang disusun secara mandiri oleh guru. Dalam Permendiknas RI No.1 tahun 2008 salah satu komponen RPP yaitu indikator pencapaian pembelajaran yaitu pecahan tugas-tugas sederhana yang akan dicapai siswa dari kompetensi dasar KD untuk menentukan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dalam RPP disusun lebih sederhana dan operasional. Dalam penerapannya kadang mengalami penyesuaian dengan situasi dan kondisi siswa di kelas. Perencanaan pembelajaran di kelas II SDLBC yang bersifat individual akan terlihat pada pelaksanaan. Guru memberikan tugas sesuai kemampuan siswa. Sedangkan untuk RPP dibuat secara klasikal, namun terdapat asesmen yang berisi perbandingan antara kemampuan awal dan indikator yang akan dicapai oleh setiap siswa. RPP yang disusun guru mencantumkan pencapaian indikator yang berbeda setiap siswa agar lebih efektif dan efisien. Sebelum menyusun silabus dan RPP, guru melakukan kegiatan asesmen, menelaah KD, menentukan tema, dan memilih KD yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Perencanaan pembelajaran dalam Permendiknas No. 1 Tahun 2008 sudah tercantum dalam RPP yang disusun guru, tetapi perencanaan yang dibuat guru dengan menambahkan asesmen kemampuan awal siswa. RPP yang dibuat oleh guru sudah mencantumkan asesmenkemampuan awal siswa. Meskipun RPP disusun secara klasikal, tetapi masing-masing siswa memiliki indikator pencapaian yang berbeda. 99 Kegiatan asesmen dilaksanakan dengan cara menggali informasidata kemampuan siswa dengan mencermati hasil raport dan diskusi dengan guru terdahulu. Hasil asesmen digunakan menelaah KD untuk menentukan indikator pencapaian yang sesuai dengan kemampuan siswa. Kegiatan telaah KD dari asesmen yang pertama ini digunakan untuk menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP pada awal semester. Penyusunan RPP dikembangkan sendiri oleh guru berdasarkan silabus yang sudah disusun. Setelah menyusun silabus dan RPP dikoreksi oleh wakil kepala sekolah bagian kurikulum, kemudian ditandatanganidisahkan oleh kepala sekolah. Sedangkan, asesmen yang kedua dilakukan sebelum pembelajaran efektif berdasarkan pada pedoman kurikulum SDLBC. Asesmen yang kedua dilakukan dengan metode tanya jawab dengan siswa untuk mengetahui kemampuan siswa. Kegiatan asesmen ini merupakan telaah KD yang diterapkan saat pembelajaran efektif dan telah disesuaikan dengan kemampuan siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Endang Rochyadi 2005: 145 bahwa perencanaan individual yang dilakukan salah satunya berbasis pada analisis kurikulum tertentu dengan hasil asesmen.Namun, hasil asesmen yang kedua ini diterapkan saat proses pembelajaran berlangsung. Penyusunan silabus dan RPP setelah asesmen yang kedua tidak dilakukan refleksi dan perbaikan. Mary A. Felvey dalam Endang Rochyadi, 2005: 65 mengemukakan metode pengumpulan informasidata siswa harus mempertimbangkan tiga hal penting yaitu: 1 waktu pelaksanaan asesmen yang dilakukan secara terus- menerus sehingga dapat menentukan program pembelajaran yang sesuai dan

Dokumen yang terkait

Pelayanan Berkebutuhan Khusus Pada Sekolah Luar Biasa Perguruan Al-Azhar Medan

10 166 41

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA RINGAN DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA.

0 5 29

MODEL PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL (Peneltian Tindakan Kelas di Sekolah Luar Biasa (SLB) C Sukapura Bandung).

1 8 128

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGGUNAAN UANG PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI PEMBELAJARAN BERBELANJA DI KANTIN PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR DI SEKOLAH LUAR BIASA TUNAS BHAKTI PLERET BANTUL.

0 0 267

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCOCOK TANAM SAWI BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI PENGGUNAAN MODUL DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 4 249

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAGI SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS III DI SEKOLAH DASAR INKLUSI BANGUNREJO II YOGYAKARTA.

0 0 203

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KRIYA KAYU PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA YAPENAS SLEMAN.

7 37 134

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI METODE PERMAINAN SNOWBALL THROWING DI KELAS I SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 3 350

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)/ MAGANG III SEKOLAH LUAR BIASA RELA BHAKTI 1 GAMPING.

0 0 4

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI MEDIA GRAFIS PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS II SDLB DI SLB C YAYASAN PENDIDIK ASUHAN ANAK LUAR BIASA (YPAALB) PRAMBANAN KLATEN.

0 2 216