Deskripsi Setting Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

65 dapat menghidupi diri sendiri di tengah masyarakat. Siswa juga dibimbing dalam mengembangkan bakat, minat, dan potensi siswa dalam kesenian dan budaya daerah. Hal yang terpenting adalah memupuk iman dan taqwa siswa terhadap ajaran agama yang dianutnya. Visi, misi, dan tujuan sekolah yang telah dirumuskan berdasarkan pada keadaan dan kondisi lingkungan serta siswa berkebutuhan khusus. Sesuai dengan KTSP bahwa perumusan visi, misi, dan tujuan sekolah disesuaikan dengan keadaan siswa, sekolah, serta masyarakat sekitar. 3. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan sejak awal bulan maret hingga akhir bulan april 2015. Adapun ruang kelas II SDLB berada di sebelah selatan halaman sekolah, ruangan nomor dua dari sebelah timur. Deskripsi ruang kelas yaitu kelas menjadi satu ruangan dengan dua kelas lainnya, dengan adanya penyekat sebagai pembeda ruang kelas. Ruangan tersebut menghadap ke utara, whiteboard berada di sebelah barat. Whiteboard diletakkan di meja pada tengah ruangan menghadap ke timur. Sedangkan meja guru berada di sebelah utara menghadap ke timur membelakangi whiteboard. 66 4. Struktur Kurikulum SDLB No. Komponen Kelas dan Alokasi waktu I II III IV V VI A. Mata Pelajaran 1. Agama 2 2 2 2 2 2 2. Pend. Kewarganegaraan T e m at ik 1 5 T e m at ik 1 5 T e m at ik 1 8 T e m at ik 2 T e m at ik 2 T e m at ik 2 3. Bahasa Indonesia 4. Matematika 5. Ilmu Pengetahuan Alam IPA 6. Ilmu Pengetahuan Sosial IPS 7. Seni Budaya Keterampilan 2 2 2 4 4 4 8. Penjaskes 4 4 4 4 4 4 B. Muatan Lokal : Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2 C. Program Khusus: Bina Diri 2 2 2 2 2 2 D. Pengembangan diri 2 2 2 2 2 2 Jumlah 29 29 32 34 34 34 keterangan: sesuai dengan bakat dan minat anak untuk pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa terintegrasi dalam mata pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri, dan ekstrakurikuler Struktur kurikulum SDLB kelas II menggunakan pendekatan tematik pada mata pelajaran tertentu yaitu Pendidikan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS. Sedangkan, mata pelajaran Agama, Seni Budaya dan Keterampilan SBK, dan Penjaskes serta komponen muatan lokal, program khusus, dan pengembangan diri diberikan juga secara terpisah. 67 Komponen lainnya muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler yang mengembang ciri khas potensi daerah. Muatan lokal yang wajib dikembangkan di SLB Rela Bhakti I adalah Bahasa Jawa.Bahasa Jawa diberikan agar siswa dapat mengaplikasikan bahasa daerah Jawa dikehidupan sehari-hari. Komponen program khusus yang dikembangkan adalah Bina diri.Dengan bina diri diharapkan siswa dapat merawat dan membina dirinya sendiri secara mandiri. Sedangkan, komponen kegiatan pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan mengekpresikan diri sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ektrakulikuler yang terbagi menjadi dua bentuk pelaksanaan, antara lain: a kegiatan terprogram, meliputi: pramuka, musik, dan menari: b kegiatan rutin, meliputi: upacara bendera, senam, serta jamaah shalat dzuhur.

B. Hasil Penelitian

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Pelaksanaan KTSP di SLB Rela Bhakti I Gamping dimulai sejak tahun ajaran 20072008. Pihak sekolah mengikuti berbagai sosialisasi, pelatihan-pelatihan dari berbagai lembaga tentang implementasi KTSP. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bu Rh selaku waka kurikulum, KTSP merupakan perubahan mindset guru dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hal ini berarti guru 68 mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Guru lebih kreatif untuk mengembangkan serta menerapkan KTSP dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Dengan adanya pengembangan KTSP merupakan pengembangan kurikulum yangoperasional karena sesuai dengan dalam pelaksanaanya diserahkan sepenuhnya kepada pihak satuan pendidikan dimana para pendidik yang mengetahui kondisi, potensi, serta kebutuhan belajar siswa berkebutuhan khusus. Dalam pelaksanaan KTSP diterapkan di kelas II SDLB pada siswa tunagrahita kategori ringan. Peneliti melaksanakan wawancara dengan guru kelas II, yaitu Bapak St. Dari wawancara awal dapat dinyatakan bahwa guru St sudah berusaha mengimplementasikan KTSP yang disesuaikan dengan kemampuan siswa yang tetap berpedoman pada kurikulum khusus tunagrahita kategori ringan C. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi KTSP di SLB Rela Bhakti I Gamping kelas II SDLB yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi pembelajaran serta hambatan dan upaya dalam mengatasi hambatan tersebut melalui observasi pelaksanaan pembelajaran, wawancara, serta analisis dokumen-dokumen yang menunjang pelaksanaan pembelajaran meliputi silabus dan RPP. Berikut merupakan hasil penelitian yang akan dijelaskan secara detail.

1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanan pembelajaran merupakan kegiatan merencanakan pembelajaran yang menggambarkan proses pelaksanaan pembelajaran di kelas. Perencanaan pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan 69 pembelajaran RPP. Silabus dan RPP yang merupakan pengembangan dari KTSP sebagai pesan-pesan pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Oleh karena itu, dalam mengembangkan silabus dan RPP perlu direncanakan secara matang oleh guru. Sebelum menyusun silabus dan RPP guru perlu mengetahui kemampuan siswa dengan melakukan asesmen.Setelah itu, guru melakukan telaah SKKD, menentukan tema, dan menyusun silabus dan RPP. Hal-hal dalam perencanaan pembelajaran akan dijelaskan secara rinci berikut ini. a. Asesmen Sebelum merencanakan pembelajaran dilakukan asesmen untuk mengetahui kebutuhan belajar dan kemampuan siswa. Berdasarkan hasil wawancara, guru memperoleh informasidata kemampuan siswa dari mencermati hasil raport pada kelas I dan berdiskusi dengan guru yang menulis raport tersebut. Seperti pernyataan Bapak St: Asesmen sudah dilakukan oleh guru kelas sebelumnya.Saya sharing dengan guru kelas yang sebelumnya dan melihat hasil raport terakhir. Senin, 9 Maret 2015 Selain itu, guru St juga berupaya mengetahui kemampuan siswa dengan asesmen selama ±1 minggu sebelum dimulai pembelajaran efektif. Hal ini sesuai pernyataan guru: “Asesmen dilakukan pada saat masuk kelas II pertama kali selama ±1 minggu dicobakan kemampuannya sampai pada tahap mana.” Kamis, 26 Maret 2015.

Dokumen yang terkait

Pelayanan Berkebutuhan Khusus Pada Sekolah Luar Biasa Perguruan Al-Azhar Medan

10 166 41

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA RINGAN DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA.

0 5 29

MODEL PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL (Peneltian Tindakan Kelas di Sekolah Luar Biasa (SLB) C Sukapura Bandung).

1 8 128

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGGUNAAN UANG PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI PEMBELAJARAN BERBELANJA DI KANTIN PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR DI SEKOLAH LUAR BIASA TUNAS BHAKTI PLERET BANTUL.

0 0 267

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCOCOK TANAM SAWI BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI PENGGUNAAN MODUL DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 4 249

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAGI SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS III DI SEKOLAH DASAR INKLUSI BANGUNREJO II YOGYAKARTA.

0 0 203

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KRIYA KAYU PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA YAPENAS SLEMAN.

7 37 134

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI METODE PERMAINAN SNOWBALL THROWING DI KELAS I SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 3 350

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)/ MAGANG III SEKOLAH LUAR BIASA RELA BHAKTI 1 GAMPING.

0 0 4

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI MEDIA GRAFIS PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS II SDLB DI SLB C YAYASAN PENDIDIK ASUHAN ANAK LUAR BIASA (YPAALB) PRAMBANAN KLATEN.

0 2 216