Paradigma Pembelajaran dalam KTSP

18 gestalt bahwa seseorang memperoleh pengetahuan melalui sensasi atau informasi dengan melihat strukturnya secara keseluruhan kemudian menata kembali dalam struktur yang lebih sederhana dalam Sugihartono, dkk., 2007: 107. Oleh karenan itu, guru bertugas mengatur lingkungan belajar mengajar sehingga siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri serta memperoleh pengalaman langsung.

3. Konsep KTSP

Kurikulum yang berlaku kini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Kurikulum ini merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK. KBK ditetapkan oleh pusat, sedangkan dalam KTSP diserahkan dan disusun oleh satuan pendidikan yang bersangkutan dan tetap berpedoman pada Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD yang telah ditetapkan. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan Arifin, 2012: 184. Menurut Joko Susilo 2012: 97 KTSP diolah dari standar isi dan standar kompetensi lulusan yang berarti menekankan pada kompetensi. Sedangkan menurut Mulyasa 2011: 21 KTSP merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dalam pengembangan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan, dan kebutuhan. KTSP memberikan keleluasan pada satuan pendidikan yang bersangkutan untuk mengembangkan sendiri kurikulum untuk dapat disesuaikan dengan 19 kebutuhan yang bersangkutan karena lebih mengetahui secara mendalam kondisi daerah setempat dan kebutuhan belajar siswa sehingga dapat mengoptimalkan seluruh potensi yang ada. Artinya dokumen KTSP dikembangkan sendiri oleh Satuan Pendidikan.

4. Tujuan KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP memiliki tujuan dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas pendidikan. Tujuan KTSP, meliputi: a Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum dengan mendayagunakan sumber daya yang ada di lingkungan dan sekolah; b Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan secara bersama- sama dalam rangka peningkatan mutu pendidikan; c Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan dalam mencapai kualitas pendidikan yang lebih baik Mulyasa, 2011: 22.

5. Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip: a Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa dan lingkungannya; b Beragam dan terpadu; c Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan; d Relevan dengan kebutuhan kehidupan; e Menyeluruh dan berkesinambungan; f Belajar sepanjang hayat; 20 g Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006. Pengembangan KTSP memfokuskan pada kompetensi tertentu, berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang utuh dan terpadu, serta dapat diterapkankan pada siswa sebagai wujud dari hasil belajar. Penerapan kurikulum dilakukan guru dengan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran, sehingga menjadi tolok ukur dalam penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari Mulyasa, 2010: 146.

6. Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Secara umum pelaksanaan KTSP meliputi lima komponen yaitu sebagai berikut. a Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Satuan Pendidikan Visi, misi, dan tujuan pendidikan merupakan hal mutlak dalam sebuah organisasi atau lembaga. Sebuah organisasi lembaga sekolah memiliki tujuan yang akan dicapai. Dengan adanya visi dan misi yang jelas sehingga tujuan pada suatu lembaga dapat tercapai. Menurut Morrisey dalam Mulyasa, 2011: 176 menyatakan bahwa “visi adalah hal yang mewakili dari yang telah diyakini sebagai bentuk organisasi selanjutnya dalam pandangan pelanggan, karyawan, pemilik, dan stakeholder lainnya.” Menurut Mulyasa 2011: 177 dalam mengembangkan visi di sekolah harus mampu memanfaatkan kekuatan yang sesuai dengan kegiatan internal sekolah. Kekuatan tersebut disebutkan sebagai berikut: 1 Kekuatan yang berhubungan dengan kondisi di lingkungan sekitar sekolah masyarakat.

Dokumen yang terkait

Pelayanan Berkebutuhan Khusus Pada Sekolah Luar Biasa Perguruan Al-Azhar Medan

10 166 41

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA RINGAN DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA.

0 5 29

MODEL PEMBELAJARAN SENI TARI BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL (Peneltian Tindakan Kelas di Sekolah Luar Biasa (SLB) C Sukapura Bandung).

1 8 128

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGGUNAAN UANG PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI PEMBELAJARAN BERBELANJA DI KANTIN PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR DI SEKOLAH LUAR BIASA TUNAS BHAKTI PLERET BANTUL.

0 0 267

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCOCOK TANAM SAWI BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI PENGGUNAAN MODUL DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 4 249

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAGI SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS III DI SEKOLAH DASAR INKLUSI BANGUNREJO II YOGYAKARTA.

0 0 203

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KRIYA KAYU PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA YAPENAS SLEMAN.

7 37 134

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI METODE PERMAINAN SNOWBALL THROWING DI KELAS I SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 3 350

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)/ MAGANG III SEKOLAH LUAR BIASA RELA BHAKTI 1 GAMPING.

0 0 4

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI MEDIA GRAFIS PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS II SDLB DI SLB C YAYASAN PENDIDIK ASUHAN ANAK LUAR BIASA (YPAALB) PRAMBANAN KLATEN.

0 2 216