PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 237
pembangunan desa selanjutnya menjadi dasar bagi kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa untuk menetapkan peraturan Desa tentang RKP Desa.
Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan Musyawarah Desa yang diselenggarakan dalam rangka penyusunan rancangan APB Desa berdasarkan RKP
Desa dengan mengundang masyarakat dusun danatau kelompok masyarakat yang mengajukan usulan rencana kegiatan pembangunan Desa. Selanjutnya Badan
Permusyawaratan Desa menyebarluaskan informasi tentang hasil kesepakatan musyawrah desa. Musyawarah Desa ini membahas rancangan APB Desa yang disusun
oleh Pemerintah Desa dimana hasil yang disepakati akan menjadi dasar bagi Kepala Desadan Badan Permusyawaratan Desa untuk menetapkan Peraturan Desa tentang
APB Desa.
f. Kewenangan BupatiWalikota melakukan Evaluasi dan Klarifikasi Peraturan
Desa Berdasarkan Pasal 112 UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah KabupatenKota membina dan mengawasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Adapun Pembinaan dan pengawasan yang
dilakukan oleh Pemerintah Daerah KabupatenKota meliputi:
1 Memberikan pedoman pelaksanaan penugasan urusan KabupatenKota yang dilaksanakan oleh Desa;
2 Memberikan pedoman penyusunan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa; 3 Memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;
4 Melakukan fasilitasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa; dan 5 Melakukan evaluasi dan pengawasan Peraturan Desa. Evaluasi disini termasuk
juga melakukan pembatalan terhadap Peraturan Desa. Peraturan Desa ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati
bersama Badan Permusyawaratan Desa merupakan kerangka hukum dan kebijakan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Pembangunan Desa.Penetapan
Peraturan Desa merupakan penjabaran atas berbagai kewenangan yang dimiliki Desa mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Sebagai
sebuah produk hukum, Peraturan Desa tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi dan tidak boleh merugikan kepentingan umum, yaitu:
1 Terganggunya kerukunan antarwarga masyarakat; 2 Terganggunya akses terhadap pelayanan publik;
3 Terganggunya ketenteraman dan ketertiban umum; 4 Terganggunya kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
desa; dan
PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA
238
| Modul Pelatihan Penyegaran Pendampingan Desa
5 Diskriminasi terhadap suku, agama dan kepercayaan, ras, antargolongan, serta gender.
2
Evaluasi adalah pengkajian dan penilaian terhadap rancangan Peraturan Desa untuk mengetahui bertentangan dengan kepentingan umum danatau Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi. Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, pungutan, tata ruang, dan organisasi Pemerintah Desa
yang telah dibahas dan disepakati oleh Kepala Desa dan BPD, disampaikan oleh Kepala Desa kepada BupatiWalikota Melalui camat atau sebutan lain paling lambat 3
tiga hari sejak disepakati untuk dievaluasi.Dalam hal BupatiWalikota tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu, Peraturan Desa tersebut berlaku
dengan sendirinya.
Hasil evaluasi rancangan Peraturan Desa diserahkan oleh BupatiWalikota paling lama 20 dua puluh hari kerja terhitung sejak diterimanya rancangan Peraturan
tersebut oleh BupatiWalikota.Dalam hal BupatiWalikota telah memberikan hasil evaluasi, Kepala Desa wajib memperbaikinya. Kepala Desa memperbaiki rancangan
peraturan desa paling lama 20 dua puluh hari sejak diterimanya hasil evaluasi.Kepala Desa dapat mengundang BPD untuk memperbaiki rancangan peraturan desa.Hasil
koreksi dan tindaklanjut disampaikan Kepala Desa kepada BupatiWalikota melalui camat.
Dalam hal Kepala Desa tidak meninjaklanjuti hasil evaluasi, dan tetap menetapkan menjadi Peraturan Desa, BupatiWalikota membatalkan Peraturan Desa
dengan Keputusan BupatiWalikota. Dalam evaluasi juga ada klarifikasi. Klarifikasi adalah pengkajian dan penilaian
terhadap Peraturan di Desa untuk mengetahui apakah bertentangan dengan kepentingan umum, danatau Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.
Peraturan Desa yang telah diundangkan disampaikan oleh Kepala Desa kepada BupatiWalikota paling lambat 7 tujuh Hari sejak diundangkan untuk diklarifikasi.
BupatiWalikota melakukan klarifikasi Peraturan Desa dengan membentuk tim klarifikasi paling lambat 30 tiga puluh hari sejak diterima. Hasil klarifikasi oleh
BupatiWalikota dapat berupa:
1 Hasil klarifikasi yang sudah sesuai dengan kepentingan umum, danatau
ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi; dan 2
Hasil klarifikasi yang bertentangan dengan kepentingan umum danatau ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Dalam hal hasil klarifikasi Peraturan Desa tidak bertentangan dengan kepentingan umum, danatau ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi BupatiWalikota menerbitkan surat hasil klarifikasi yang berisi hasil klarifikasi yang telah sesuai. Sedangkan dalam hal hasil klarifikasi bertentangan dengan
kepentingan umum, danatau ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi BupatiWalikota membatalkan Peraturan Desa tersebut dengan Keputusan
Bupati Walikota.
2
Penjelasan Umum UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa.
PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 239
g. Kaidah dan Tahapan Penyusunan Peraturan Di Desa